![]() |
Dokumentasi shilaturrahmi DP MUI Kabupaten Jombang di DP MUI Kecamatan Wilayah Utara (Ploso, Kabuh, Plandaan, Kudu dan Ngusikan) di Masjid An-Nur Kabuh Ahad, 18 Mei 2025. |
[Jombang, Pak Guru
NINE] - Sabtu, 24 Mei 2025,
adalah tanggal yang kami telah tandai
dengan semangat. Bukan sekadar undangan biasa, tapi undangan untuk hadir secara penuh—di Masjid Nahdlatul Ulama, Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito,
bersama para pengurus MUI dari empat kecamatan di wilayah Timur Kabupaten
Jombang: Peterongan, Sumobito, Kesamben, dan Mojoagung. Saya juga insya Allah akan hadir. Bukan karena formalitas jabatan, tapi karena saya percaya
inilah wajah nyata kehadiran ulama di tengah umat.
Acara ini adalah bagian dari rangkaian
roadshow DP MUI Kabupaten Jombang yang dibagi dalam empat wilayah: Selatan,
Utara, Timur, dan Barat. Wilayah Selatan telah lebih dulu kami sambangi—Diwek,
Ngoro, Bareng, Mojowarno, dan Wonosalam. Disusul wilayah Utara: Ploso, Kabuh,
Plandaan, dan Ngusikan. Kini giliran wilayah Timur. Setelah ini, tinggal wilayah
Barat yang akan kami kunjungi. Bagi kami, ini bukan sekadar safari. Ini adalah
bentuk hadirnya organisasi keagamaan dalam wujud yang lebih membumi dan
menyapa.
Dalam setiap pertemuan, ada banyak
harapan yang kami bawa. Pertama, tentu soal sosialisasi program kerja DP MUI
Kabupaten Jombang. Sebuah program tak boleh hanya berhenti di meja rapat. Ia
harus menyentuh tangan-tangan pelaksana di bawah—pengurus MUI tingkat
kecamatan, bahkan kelak bisa menyentuh hingga kelurahan dan desa. Maka,
koordinasi bukan sekadar menyamakan visi, tetapi merangkai simpul-simpul
kekuatan agar langkah kita menjadi satu tarikan nafas.
Kedua, dan yang sangat penting, adalah
sosialisasi fatwa. Di era serba digital seperti sekarang, umat dibanjiri
informasi. Tapi sayangnya, tidak semua informasi itu membawa kebenaran. Banyak
yang justru membingungkan, memecah belah, bahkan menyesatkan. Maka di sinilah
peran MUI. Fatwa-fatwa yang telah dihasilkan oleh para ulama bukan untuk
dipajang di lemari atau hanya dikutip dalam seminar, tapi harus menjadi panduan
hidup umat. Namun fatwa tidak akan berdampak jika hanya diketahui segelintir
orang. Ia harus disosialisasikan, dijelaskan, didialogkan—dan itulah salah satu
misi utama roadshow ini.
Sebagai pengurus MUI, kami menyadari
tantangan yang kita hadapi tidak ringan. Masyarakat kita kini menghadapi arus
sekularisme, liberalisme, hingga munculnya ideologi yang berusaha melemahkan
fondasi moral bangsa. Di sinilah urgensi keberadaan MUI sebagai penjaga moral
dan penerang jalan. Namun, kehadiran kita tidak boleh eksklusif. Justru kita
harus lebih rendah hati, membuka ruang dialog, dan menunjukkan bahwa ulama
bukan menara gading yang sulit dijangkau, tetapi mata air yang mengalir di
tengah kehidupan.
Acara ini juga menjadi ajang mempererat
ukhuwah. Ulama bukan hanya penafsir teks, tapi penjaga harmoni. Ketika para
pengurus MUI dari berbagai kecamatan berkumpul dalam suasana ukhuwah,
sesungguhnya kita sedang merawat persatuan umat. Inilah esensi
silaturahim—bukan hanya berjabatan tangan, tapi menyatukan hati dan tujuan.
Apalagi dalam forum seperti ini, kita bisa berbagi praktik baik, tantangan di
lapangan, dan strategi dakwah yang kontekstual.
Saya pribadi merasa bersyukur menjadi
bagian dari gerak ini. Sebab menjadi pengurus MUI bukan hanya kehormatan, tapi
juga tanggung jawab. Tanggung jawab untuk menyuarakan nilai-nilai Islam dengan
bijak, mendampingi umat dengan sabar, dan menghadirkan agama sebagai rahmat,
bukan ancaman. Maka saya berkomitmen untuk terus hadir, tidak hanya di forum
resmi, tapi juga dalam kegiatan nyata yang menyentuh langsung kebutuhan
masyarakat.
Akhir kata, mari kita kuatkan kembali niat dan langkah. Roadshow ini adalah pintu pembuka. Tapi tugas kita lebih panjang: menjadikan MUI bukan hanya dikenal karena struktur organisasinya, tetapi karena kiprahnya di masyarakat. Kita ingin agar MUI bukan hanya menjadi rujukan keagamaan, tetapi juga inspirasi gerakan kebaikan di tingkat akar rumput. Semoga Allah SWT meridhai langkah ini dan menjadikannya amal jariyah bagi kita semua. Aamiin. [pgn]
0 Komentar