![]() |
Wacana Bawana saat akan mengikuti kirab Hari Santri bersama rombongan SMAN 2 Jombang. |
[Jombang, Pak Guru NINE]
[Pacarpeluk, Abacaraka] – Lirik
syubbanul wathan adalah lirik lagu yang paling disukai oleh Wacana Bawana,
putra ketiga saya. Ia sering kali menyanyikannya, meskipun sering salah
pengucapan kata-katanya. Ia pun telah hafal nada dan iramanya. Inilah lirik
lengkapnya.
Ya
Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
Hubbul
Wathon minal Iman
Wala
Takun minal Hirman
Inhadlu
Ahlal Wathon (2 X)
Indonesia
Biladi
Anta
‘Unwanul Fakhoma
Kullu
May Ya’tika Yauma
Thomihay
Yalqo Himama
Pusaka
hati wahai tanah airku
Cintamu
dalam imanku
Jangan
halangkan nasibmu
Bangkitlah,
hai bangsaku!
Indonesia
negriku
Engkau
Panji Martabatku
S’yapa
datang mengancammu
Kan
binasa dibawah dulimu
Setiap
sampai pada bait "Engkau panji martabatku", ia pasti salah ucap. Ia
mengucapkannya "Engkau panji martabakku". Setelah itu dia
bertanya, "Yah, kok martabak?"
"Le,
iku dudu' martabak tapi martabat!", jawab saya kepadanya. Pertanyaan itu
sangat wajar baginya sebab selama ini yang dia tahu adalah martabak, nama salah
satu makanan kesukaannya.
"Martabat
niku nopo?", tanyanya lagi. Saya pun menjelaskan artinya dengan bahasa ala
anak-anak. Martabat itu kehormatan, gak boleh dijelek-jelekkan atau dihina.
"Gak oleh diilok-ilokno!", tegas saya.
"Oooo...",
demikian responnya setelah menerima penjelasan singkat itu.
Karena
Wacana Bawana tinggal di rumah yang menjadi sekretariat PRNU Pacarpeluk, maka
sangat wajar ia akrab dengan hal-hal yang berkaitan dengan NU Pacarpeluk. Salah
satunya, dia menganggap bahwa NU adalah Pacarpeluk dan Pacarpeluk adalah NU.
Maka, saat ia ditanya dimana rumahnya, ia pun menjawab, "Pacarpeluk
NU!". Kalau kemudian ia ditanya lagi apa itu Pacarpeluk, jawabnya adalah
NU. Sebaliknya, kalau ia ditanya apa itu NU, ia pun menjawab, "Pacarpeluk
sing ono bintange!".
Lambat
laun pengenalannya semakin bertambah. Kini ia telah mampu mengucapkan dengan
lebih tepat, yakni NU Pacarpeluk dan tidak lagi Pacarpeluk NU. Nomenklatur itu
kini disematkan pada namanya dan nama anggota keluarganya.
Saat
ia ditanya, "Siapa namamu?", dengan percaya diri ini ia
menjawab, "Wacana Bawana NU Pacarpeluk!". "Siapa
ayahmu?", ia pun menjawab tegas, "Mas Adien NU
Pacarpeluk.!" Siapa ibumu, lagi-lagi ia menjawab khas, "Bunda
Ninik NU Pacarpeluk!".
Ternyata
jawaban khas dan lucu itu kini berkembang lebih lucu lagi. Mungkin karena ia
sering mendengar ucapan nupacarpeluk.com (nupacarpeluk dot kom), kini ia pun
latah. Ia pun menyematkannya di belakang namanya.
Saat
ditanya, "Siapa namamu?. Kini ia pun menjawab dengan jawaban sangat
panjang, "Wacana Bawana NU Pacarpeluk dok kom!". Saya pun kaget dan
tertawa lucu mendengarnya. "Le dudu' dok kom tapi dot kom", jawab
saya sambil membetulkan pengucapannya.
Kini
ia pun lebih familier menyebutkan nama dirinya dengan orang tuanya dengan
tambahan nupacarpeluk dot kom. "Wacana Bawana nupacarpeluk dot kom",
"Mas Adien nupacarpeluk dot kom", dan "Bunda
Ninik nupacarpeluk dot kom".
Demikianlah Wacana Bawana mengenal Nahdlatul Ulama, sangat khas anak-anak yang menggemaskan. {pgn}
0 Komentar