Tentang Teddy

 

Insyaallah sampean syahid, nak!


Dia adalah murid kelas X.7 SMAN 2 Jombang. Namanya Muhammad Teddy Naqsabandy. Saya kebetulan saya tidak mengajar di kelasnya, sehingga tidak banyak mengenalnya.

Menurut beberapa informasi dari teman-temannya, Teddy aktif dalam olahraga Futsal. Saat lomba Gerak Jalan Ngoro-Jombang (Rojo), dia termasuk salah satu anggota regu yang mewakili SMAN 2 Jombang.

Selasa, 30 Agustus 2022 saya siap-siap berangkat ke acara MGMP PAI di SMAN Kesamben. Bu Koni Amuryani , Waka kurikulum, tiba-tiba menelpon saya yang intinya memberitahukan bahwa ada salah satu murid SMAN 2 Jombang yang meninggal dunia dan saya diminta mendampingi anak-anak untuk bertakziyah.

Saya pun mengiyakannya dan tidak bisa menolaknya. Akhirnya saya memilih datang telat di acara MGMP, setelah ikut menyalati jenazah.

Kematian memang rahasia Tuhan. Kapan dan dimana kematian menghampiri kita, kita tiada mengetahuinya.

Sebagaimana yang dialami murid kami ini. Sehari sebelumnya, kakeknya meninggal dunia. Malam harinya ia bersama anggota keluarganya dan para tetangganya masih ikut bersama-sama Tahlilan mendoakan ruh kakeknya itu.

"Setelah Tahlilan, Teddy masih ngobrol biasa dengan saya, sebelum akhirnya dia pulang ke rumahnya.", kata salah seorang tetangganya.

Ada beberapa orang yang mengabarkan bahwa tadi malam Teddy sempat tidur di lantai. "Mungkin itu membuat dia masuk angin.", kata mereka.

Menurut sumber lain dikabarkan bahwa tadi pagi Teddy tidur pulas, bahkan aras-arasen bangun. Alasannya karena dia merasa gak enak badan.

Karena Selasa ini bukan hari libur, Ayah Teddy memaksanya bangun untuk mandi dan berangkat sekolah. Teddy pun akhirnya mengikuti perintah ayah itu.

Setelah mandi, dia kemudian memakai seragam sekolah untuk hari Selasa, putih abu-abu. Setelah berseragam lengkap, dia merasa badannya meriang atau ada sesuatu yang tidak nyaman.

Teddy pun duduk di atas kursi ruang tamunya. Sesaat kemudian dia diketahui pingsan oleh anggota keluarganya. Teddy pun dibawa ke UGD RSUD Jombang. Sesampainya di sana, tim medis menyatakan bahwa Teddy telah meninggal dunia sebelum tiba di tempat itu.

Ya. Memang cepat. Singkat dan mengagetkan. Kematian benar-benar menjadi kepastian yang penuh misteri, karena hanya Tuhan yang mengetahui secara mutlak.

Sebagai gurunya, meskipun saya belum pernah mengajarnya, saya meyakini bahwa Teddy adalah mati Syahid karena ia meninggal dalam rangka mencari ilmu.

Bagi umat Islam, mati Syahid adalah mati mulia. Sedemikian mulianya, Allah SWT menegaskan bahwa para syuhada (orang-orang yang mati Syahid) itu tidak mati, tapi mereka tetap hidup.

Teddy mati dalam keadaan mulia, maka tiada pilihan bagi kita, keluarganya dan teman-temannya selain mengikhlaskan dan bersabar serta mengambil pelajaran darinya.

Teddy pasti tidak pernah membayangkan bahwa ia akan meninggal dunia dalam usia yang sangat muda dan saat akan berangkat sekolah. Tapi ternyata Allah SWT telah memilihnya dalam jalan kemuliaan untuk menjadi pengingat dan pelajaran bagi kita semua.

Semoga kita mampu mengambil pelajaran dari kematian Teddy ini. Aamiin. [abc}


Posting Komentar

0 Komentar