![]() |
Selamat Jalan mas! |
[Jombang, Pak Guru
NINE] - Saya pertama kali
mengenal Rahmat Sularso NH ketika ia aktif mengelola Majalah Suara Pendidikan
dan Radio Suara Pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
Saat itu, saya masih mengajar di SMAN Ploso dan terlibat dalam berbagai kegiatan
pendidikan. Mas Rahmat, begitu akrabnya dipanggil, menjadi sosok yang
menginspirasi melalui dedikasinya terhadap dunia literasi dan kebudayaan.
Pertemuan pertama
kami bukan hanya sebatas di dunia pendidikan formal. Saya juga pernah mengikuti
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Jombang, dan pada acara tersebut, Mas Rahmat berperan sebagai panitia
utama. Keberhasilan acara tersebut sebagian besar berkat kontribusi dan kerja
kerasnya.
Seiring berjalannya waktu,
saya mengetahui bahwa Mas Rahmat adalah salah satu kader muda dari organisasi
Islam Muhammadiyah di Jombang. Keberadaannya di Muhammadiyah tidak hanya
sebagai rutinitas keorganisasian semata, melainkan juga sebagai wujud
kepeduliannya terhadap isu kebudayaan dan literasi. Itu bukan sekadar tanggung
jawab formal, tetapi lebih kepada kecintaan dan pemahaman mendalam akan
pentingnya peran kebudayaan dalam pembentukan karakter masyarakat.
Suatu waktu, takdir
mempertemukan kami kembali. Saat saya menjadi salah satu pengurus BAZNAS
Jombang, badan amil zakat yang memiliki peran besar dalam mengentaskan
kemiskinan, saya melihat kembali Mas Rahmat. Kami sama-sama mendapatkan
kepercayaan sebagai pengurus di lembaga tersebut. Beliau, dengan kompetensinya
dalam bidang media, khususnya fotografi dan literasi, menunjukkan bahwa
kebaikan dan keahliannya dapat diterapkan di berbagai bidang.
Namun, seperti halnya
dalam setiap perjalanan, ada masa berpisah. Saya tidak lagi menjadi pengurus
BAZNAS Jombang, sementara Mas Rahmat tetap setia mendedikasikan dirinya di
sana. Namun, takdir kembali mempertemukan kami dalam konteks yang berbeda.
Saya diamanahi
sebagai Ketua NU CARE-LAZISNU PCNU Jombang, sebuah organisasi keagamaan yang
fokus pada kepedulian sosial. Dalam gelaran acara SEDEKAH AKBAR 2023, kami
berkolaborasi kembali. Mas Rahmat, dengan timnya, berhasil mengubah acara
tersebut menjadi suatu tampilan citra yang menarik dan informatif.
Keterampilannya dalam media dan literasi memberikan sentuhan khusus pada acara tersebut,
menciptakan kesan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.
Namun, pagi ini,
Senin, 27 November 2023, sebuah berita mengguncang kehidupan saya. Pukul 03.30,
saya membuka handphone dan membaca pesan di grup WhatsApp. Berita tersebut
memberitahu bahwa Mas Rahmat telah meninggal dunia di Rumah Sakit Muhammadiyah
Jombang. Saya terkejut, sebab saya tidak tahu bahwa beliau sakit. Hari ini,
beliau telah meninggalkan dunia ini, meninggalkan kita semua. Informasi dari
beberapa teman mengungkapkan bahwa gangguan jantung yang dideritanya menjadi
penyebab kepergiannya.
Kepergian Mas Rahmat
meninggalkan kekosongan di hati banyak orang. Meskipun usianya relatif masih
muda dan anak-anaknya masih beliau, takdir Allah berkehendak lain. Namun, jika
ada satu hal yang bisa kita ambil dari kehidupan beliau, itu adalah dedikasinya
untuk terus menjadi orang baik. "Ojo leren dadi wong apik," begitu
slogan kolektif Mas Rahmat bersama teman-temannya, sebuah kalimat sederhana
yang mencerminkan semangat untuk terus berbuat kebaikan tanpa henti.
0 Komentar