![]() |
Ustadz Zaini bersama para Santri Kaliwates angkatan 9 di tempat Reuni. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Ahad, 14 Juli 2024, suasana di rumah Mochammad Afifuddin, Plt Ketua KPU RI, di Pejangkungan, Prambon, Sidoarjo, begitu hangat dan penuh kekeluargaan. Tempat yang dahulu pernah menjadi tempat singgah beberapa Santri Kaliwates saat libur sekolah. Santri Kaliwates ini adalah alumni MAPK-MAKN Jember yang tinggal di asrama jalan Imam Bonjol Kaliwates, Jember.
Reuni kali ini terasa istimewa karena diadakan di
rumah orang tua Afif, tempat yang kerap dikunjungi para santri saat mereka
masih menimba ilmu di Jember. Maklum, mereka biasa mampir ke rumah-rumah sesama teman saat perjalanan pulang ke rumah masing-masing saat liburan sekolah. Sebelumnya, beberapa peserta telah berkumpul di
Hotel Sangrilla Surabaya pada Sabtu, 13 Juli 2024, difasilitasi oleh Afif yang
juga mantan ketua asrama. Semalaman, mereka juga ditemani Prof Kamal Yusuf, Santri Kaliwates angkatan 8, begadang
berbagi cerita dan kenangan, mengenang masa-masa indah di asrama.
Pagi harinya, tepat pukul 07.00, mereka berangkat
menuju lokasi reuni utama di Pejangkungan, Prambon, Sidoarjo. Acara seremonial
dimulai pukul 10.00, dimulai dengan pembukaan oleh MC, Nine Adien Maulana, yang
akrab disapa Mbah Adien oleh rekan-rekannya. Pembacaan ayat suci Al-Quran oleh
Khoiron menambah suasana khidmat pagi itu.
Mochammad Afifuddin, tuan rumah, menyampaikan
sambutan hangat dan penuh haru. Ia mengingatkan kembali kenangan saat mereka
menginap di rumahnya dan betapa pentingnya menjaga silaturahmi. Setelah itu,
Mars MAPK dinyanyikan bersama-sama, menghidupkan kembali semangat kebersamaan
yang pernah mereka rasakan.
Puncak acara adalah tausiyah yang disampaikan oleh
Ustadz Zaini. Dalam tausiyahnya, Ustadz Zaini menekankan pentingnya menjadi
orang yang berguna bagi sesama. Ia mengajak para santri untuk hidup seperti air
yang mengalir, yang semakin deras alirannya semakin banyak busa atau kapuknya.
Pesannya adalah untuk selalu mengambil dan merebut kesempatan selagi muda dan
mampu, serta meninggi tanpa harus menjatuhkan orang lain.
Ustadz Zaini menjelaskan bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Dalam hidup, kita harus seperti air yang mengalir deras, membawa banyak kebaikan di sekitarnya. Semakin banyak tantangan yang dihadapi, semakin kuat karakter kita terbentuk. Beliau mengutip ayat Al-Quran surah ar-Ra’du ayat 17 yang berbunyi: "أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌۢ بِقَدَرِهَا فَٱحْتَمَلَ ٱلسَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِى ٱلنَّارِ ٱبْتِغَآءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَٰعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ وَٱلْبَٰطِلَ ۚ فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَآءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ."
Artinya:Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.
Ayat ini mengingatkan bahwa hanya
hal-hal yang bermanfaat bagi manusia yang akan tetap bertahan, sementara yang
tidak berguna akan hilang begitu saja.
Lebih lanjut, Ustadz Zaini menekankan pentingnya
mengambil dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Kesempatan tidak selalu
datang dua kali, dan hanya mereka yang siap dan berani yang akan mendapatkan
keuntungan dari kesempatan tersebut. Dalam perjalanan hidup, kita harus selalu
siap untuk mengambil risiko dan menghadapi tantangan.
Selain itu, beliau juga mengingatkan untuk selalu
menjaga sikap rendah hati meskipun telah mencapai kesuksesan. Menjadi pribadi
yang tinggi tanpa harus menjatuhkan orang lain adalah kunci untuk meraih
keberkahan dalam hidup. Ustadz Zaini menekankan bahwa keberhasilan sejati
adalah saat kita bisa membantu dan memberikan manfaat bagi orang lain tanpa
harus merugikan mereka.
Setelah tausiyah, acara dilanjutkan dengan shalat
Dhuhur berjamaah di Masjid Al-Ihsan yang berada di sebelah tempat acara.
Beberapa santri memilih untuk melakukan shalat jamak Dhuhur dan Ashar. Usai
shalat, mereka melanjutkan acara ramah tamah, menikmati hidangan yang telah
disediakan sambil menyaksikan tampilan foto-foto kenangan dan ngobrol bebas. Ada
juga yang bernyanyi karaoke, menambah keceriaan suasana.
Pukul 14.30, acara ditutup dengan pembacaan kalimat thayyibah tahlil untuk mendoakan ayah dan ibu Afifuddin, serta ustadz-ustadzah dan teman-teman MAPK-MAKN Jember yang telah meninggal dunia. Doa penutup dan saling bersalam-salaman dengan iringan shalawat nabi menutup rangkaian reuni yang sederhana namun penuh makna ini.
Reuni Santri Kaliwates angkatan 9 ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat tali silaturahmi dan mengenang masa-masa indah di asrama. Mereka sepakat bahwa reuni selanjutnya akan digelar setelah pengukuhan gelar Guru Besar bagi Zaenal Fanani, dosen UNAIR Surabaya. Semoga Allah memudahkan jalan kebaikan ini.[pgn]
1 Komentar
Mantappp tulisannya, Pak Guru Nine...sangat mencerahkan serta menginspirasi. Semoga reuni lanjutannya dapat terlaksana sesuai rencana. Aamiin
BalasHapus