Persembahan di Panggung Cinta

 

Pak Guru NINE menerima persembahan dari murid-muridnya kelas XI-4 di panggung megah peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2024.

Persembahan di Panggung Cinta*

Di atas panggung yang menyala oleh semangat,
aku berdiri dengan puisi di tangan,
membacakan tanya dari relung hati,
"Apa Aku Guru Hebat?"
Sebuah refleksi yang merambat di antara jiwa-jiwa muda.

Kala bait terakhir terucap,
dan langkahku mulai menuju batas panggung,
suara lembut menghentikan gerakku.
Dua murid melangkah mendekat,
membawa kehangatan yang tak terukur oleh kata.

Yang pertama mengulurkan buket bunga,
mawar merah yang berdetak dengan cinta,
ungu yang melantun keagungan makna,
dan dedaunan hijau, nafas dari harapan tak bertepi.
Balutan kertas krem yang indah,
dihias pita merah muda,
menjadi bingkai sempurna bagi persembahan mereka.

Yang kedua menyerahkan kotak kecil,
dibalut kertas coklat sederhana,
dihiasi tali dan kartu bertuliskan "thank you."
Sebuah bisikan rasa yang menggetarkan jiwa.

Kotak itu kubawa pulang dalam sunyi,
menyimpan rahasia yang menggoda rasa.
Saat malam datang menyelimuti,
aku membuka dan menemukan sehelai batik,
coklat gelap, anggun dalam harmoni tradisi.

Batik itu bukan sekadar kain,
ia adalah ungkapan yang merangkul hati,
sebuah wujud cinta yang tak terlihat,
namun hadir dalam setiap seratnya.

Kepada istriku aku berkata,
"Kain ini akan kujahit menjadi kemeja,
agar kelak, saat aku mengenakannya,
mereka tahu, kasih mereka tak sia-sia."

Hari itu, kami berdiri bersama,
aku dan murid-murid, di atas panggung,
senyum mereka seperti pelita,
menyalakan api dalam dada yang takkan padam.

Kini, aku tak lagi bertanya,
"Apa aku guru hebat?"
Karena jawaban itu telah mereka ukir,
dalam buket bunga dan sehelai batik,
dalam cinta yang melintasi kata,
dan abadi di hati seorang guru.

 

*Puisi ini ditulis oleh Pak Guru NINE sebagai ungkapan terima kasih kepada murid-muridnya di kelas XI-4 SMAN 2 Jombang yang memberikan persembahan kepadanya pada Hari Guru Nasional 25 November 2024.