![]() |
Peringatan Isra' Mi'raj di SMAN 2 Jombang pada Jumat, 7 Februari 2025. |
[Jombang,
Pak Guru NINE] - Peringatan
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di SMAN 2 Jombang pada Jumat, 7 Februari 2025,
bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi sebuah peristiwa penuh makna yang
mengajak setiap peserta untuk merenungi perjalanan spiritual Rasulullah SAW dan
menggali hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
semangat kebersamaan, acara ini mengingatkan kembali akan pentingnya
nilai-nilai keimanan, ibadah, dan akhlak yang harus terus dipupuk dalam
kehidupan generasi muda.
Sejak pagi, suasana di GOR Cak Durasim SMAN 2
Jombang telah dipenuhi oleh para siswa, guru, dan karyawan yang hadir untuk
mengikuti rangkaian acara itu.
Diawali dengan Shalat Dhuha yang diimami oleh Ustadz Nine Adien Maulana, suasana
menjadi khusyuk. Setiap gerakan shalat yang dilakukan bersama menjadi bukti
nyata betapa Islam mengajarkan kebersamaan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Setelah itu, lantunan dzikir Istigotsah yang
dipimpin oleh Ustadz
M. Sulhan menggema di seluruh ruangan. Setiap kalimat istighfar yang diucapkan
bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi juga bentuk permohonan ampunan
kepada Allah SWT, sebagai pengingat bahwa manusia adalah makhluk yang tidak
luput dari kesalahan. Suasana menjadi semakin syahdu, mengingatkan bahwa kehidupan
yang penuh dengan kesibukan duniawi tetap harus diiringi dengan kesadaran
spiritual.
Suasana semakin meriah dengan penampilan grup
shalawat al-Banjari RMMA. Dengan penuh semangat, mereka melantunkan beberapa
shalawat yang menggugah jiwa. Saat pembacaan shalawat Mahalul Qiyam, semua
peserta berdiri dengan penuh kekhusyukan, meresapi keindahan pujian kepada
Rasulullah SAW. Momen ini menjadi pengingat betapa besarnya cinta umat Islam
kepada Nabi Muhammad SAW dan bagaimana shalawat dapat menjadi jembatan untuk
meraih keberkahan dalam hidup.
Menggali Hikmah
Dalam sambutannya, Kepala SMAN 2 Jombang, Bapak
Budiono, menyampaikan pesan yang penuh motivasi kepada para siswa. Beliau menekankan
bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj tidak hanya sekadar perjalanan fisik Nabi Muhammad
SAW, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa pelajaran berharga bagi umat
Islam. “Ambillah hikmah dari Isra’ Mi’raj, jadikan shalat sebagai bagian dari
hidup kalian, dan terapkan nilai-nilai Islam dalam keseharian,” ujarnya dengan
penuh semangat. Pesan tersebut menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan dan
spiritualitas harus berjalan beriringan agar menghasilkan pribadi yang
berakhlak mulia.
Acara inti dari peringatan Isra’ Mi’raj ini adalah
ceramah hikmah yang disampaikan oleh KH. Nur Muhammad Habibillah,
seorang ulama muda dari Pule Peterongan yang dikenal dengan gaya penyampaiannya
yang menarik, humoris
dan penuh hikmah. Beliau mengajak para siswa untuk memahami esensi Isra’
Mi’raj, terutama dalam kaitannya dengan shalat sebagai kewajiban utama umat
Islam.
Dalam ceramahnya, beliau menegaskan bahwa shalat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Jika kita bisa menjaga shalat lima waktu, terutama shalat Shubuh berjamaah, maka kita telah mengambil satu langkah besar menuju keberkahan hidup,” ungkap beliau. Pesan ini mengingatkan bahwa dalam kesibukan akademik dan aktivitas harian, shalat harus tetap menjadi prioritas utama.
Lebih jauh, KH Nur Muhammad Habibillah
mengingatkan bahwa shalat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai
pembentuk karakter. “Shalat yang benar akan menjauhkan kita dari perbuatan keji
dan mungkar,” ujarnya. Artinya, shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran
akan membentuk pribadi yang disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Pesan ini
menjadi sangat relevan bagi para siswa, mengingat masa muda adalah masa
pembentukan karakter yang akan menentukan masa depan mereka.
Selain itu, beliau menekankan pentingnya
keseimbangan antara usaha jasmani dan usaha rohani. “Belajarlah dengan
sungguh-sungguh, bekerjalah dengan tekun, tetapi jangan lupa untuk selalu
berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT,” katanya. Hal ini mengingatkan bahwa
kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh
keberkahan yang diperoleh melalui doa dan ibadah.
Dalam bagian akhir ceramahnya, KH. Nur Muhammad Habibillah
menyampaikan pesan moral yang sangat penting bagi generasi muda, yakni menjaga
kehormatan dan kesucian diri. Beliau menegaskan bahwa pergaulan bebas dan
perbuatan zina adalah jalan yang menjerumuskan manusia ke dalam kehinaan.
“Jangan biarkan diri kita kehilangan harga diri karena kesenangan sesaat,”
tegasnya. Pesan ini menjadi pengingat bagi para siswa untuk selalu menjaga diri
dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab.
Sesi Akhir
Acara peringatan Isra’ Mi’raj ini akhirnya
disempurnakan
dengan pembacaan doa oleh KH.
Nur Muhammad Habibillah, yang diamini oleh seluruh peserta. Doa tersebut
menjadi harapan agar setiap ilmu yang didapat dari acara ini bisa diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, semangat kebersamaan tidak berakhir di sini. Setelah acara di GOR Cak Durasim, para siswa kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan makan bersama dengan makanan sehat bergizi serta minum tablet penambah darah. Ini menjadi simbol dari kepedulian terhadap kesehatan fisik, karena Islam mengajarkan bahwa tubuh yang sehat adalah amanah yang harus dijaga.
Akhirnya, Isra’ Mi’raj adalah bukti kebesaran Allah SWT dan wujud kasih sayang-Nya kepada manusia. Oleh karena itu, momen ini seharusnya menjadi titik awal bagi siapa saja untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, memperbaiki akhlak, serta meniti jalan kehidupan yang lebih bermakna. Dengan menjadikan shalat sebagai tiang kehidupan, menjaga adab, dan terus berusaha dengan sebaik-baiknya, generasi muda akan mampu meraih kesuksesan sejati yang diberkahi oleh Allah SWT.[pgn]
0 Komentar