![]() |
Taliya Kayana sedang mengikuti Simulasi CBT Online di kampus MAN 2 Kota Malang. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Sebagai orang tua, kami selalu
ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami, termasuk dalam hal pendidikan. Taliya Kayana,
anak kedua kami, saat
ini duduk di kelas 9 C SMPN 3 Peterongan dan juga nyantri di asrama Hidayatul
Quran Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Saya dan istri saya, Hikmatun Ni’mah, sejak
awal berharap ia bisa melanjutkan pendidikan hingga lulus SMA atau MA di pondok
pesantrennya saat ini. Namun, rupanya ia memiliki keinginan lain.
Taliya
ingin melanjutkan sekolah di MAN 2 Kota Malang, sebuah madrasah unggulan yang
menjadi impiannya. Sebagai orang tua, saya sudah mencoba mengarahkannya dengan berbagai
pertimbangan, namun saya juga
tidak ingin mengekang keinginannya, apalagi jika itu adalah pilihan baik.
Setelah berdiskusi panjang, saya dan
istri saya
akhirnya setuju untuk mendukungnya dan memfasilitasinya mendaftar di MAN 2 Kota
Malang.
Saya pun mendaftarkannya secara online pada
gelombang pertama melalui jalur Prestasi dan Terpadu. Jalur ini memungkinkan
Taliya mendaftar lewat jalur Prestasi Non-Akademik berkat lima sertifikat
kejuaraan lomba cipta dan baca puisi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa
(guritan). Saya tahu,
ia memang punya bakat di bidang ini. Kami bersyukur ia bisa memanfaatkannya sebagai modal untuk
melanjutkan pendidikannya.
Perjalanan
Menuju Seleksi
Hari
Ahad, 9 Februari 2024, Saya, istri, Bapak dan Ibu
mengantarkan Taliya ke
Malang. Selama proses seleksi ini, ia akan tinggal di rumah Budenya, yang akrab
dipanggilnya Ibu Ririn Eva Hidayati. Kami melihat kesungguhannya dalam mempersiapkan
diri. Selain membawa perlengkapan pribadi, ia juga membawa buku kumpulan soal
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan buku kumpulan soal psikologi. Ia memang lebih
tertarik pada ilmu sosial, sehingga memilih peminatan IPS di madrasah
pilihannya nanti.
Namun,
sebagai ayah, saya tetap
memberinya saran. Saya
menyarankannya untuk tidak menutup kemungkinan mengambil beberapa mata
pelajaran dalam rumpun MIPA jika ia merasa mampu. Saya tidak ingin memaksanya, hanya memberikan
wawasan dan pertimbangan berdasarkan pengalaman saja. Saya ingin ia
memilih dengan penuh kesadaran, bukan sekadar ikut-ikutan atau karena pengaruh
luar. Pada akhirnya, keputusan tetap di tangannya.
Kami berdoa agar Allah SWT memberikan yang terbaik
baginya. Kami juga
menasihatinya bahwa proses ini adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Kami ingin ia memahami bahwa peluang diterima atau
tidak di MAN 2 Kota Malang adalah 50:50. Yang penting adalah tetap berusaha dan
memiliki rencana alternatif jika hasilnya tidak sesuai harapan. Kami selalu mendukungnya, selama pilihannya tetap
berada dalam koridor kebaikan dan logis.
Persiapan
Menghadapi Ujian
Hari
ini, Selasa, 11 Februari 2025, adalah jadwal simulasi CBT (Computer-Based
Test). Sebenarnya, tes ini bisa diikuti dari mana saja, tetapi Ibu Ririn
menyarankannya untuk datang langsung ke kampus MAN 2 Kota Malang. Ia ingin
Taliya lebih mengenal lingkungan sekolah yang diimpikannya dan mencoba
perangkat komputer serta jaringan internet di lokasi. Saya pikir itu ide yang baik, karena bisa
membuatnya lebih siap menghadapi ujian sesungguhnya nanti.
Setelah
simulasi, pada Kamis, 13 Februari 2025, Taliya akan mengikuti seleksi CBT
dengan jadwal yang cukup padat:
- 07.30 - 09.30: Materi Pendidikan Agama Islam (PAI),
Moderasi Agama, serta materi umum seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Indonesia.
- 10.00 - 11.00: Ujian peminatan sesuai pilihannya, yaitu
IPS.
- 12.30 - selesai: Ujian Baca Tulis Al-Qur'an.
Kemudian,
pada Jumat, 14 Februari 2025, ia masih harus menjalani:
- 07.30 - 11.30: Tes Potensi Skolastik.
- 12.30 - selesai: Tes Komitmen Ma'had.
Ada
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, seperti membawa kartu peserta,
membawa laptop pribadi untuk tes CBT akademik, serta mengenakan pakaian sekolah
lengkap dan rapi. Kami terus
mengingatkan Taliya untuk mempersiapkan semuanya dengan baik agar tidak ada
yang terlewat.
Harapan Orang Tua
Melihat
keseriusan Taliya dalam menghadapi seleksi ini, saya dan isteri merasa bangga. Ia telah menunjukkan bahwa ia
bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kami tahu hasil akhirnya belum bisa dipastikan, tetapi kami ingin ia belajar bahwa proses jauh lebih
penting daripada sekadar hasil.
Kami selalu meyakinkannya bahwa takdir Allah adalah
yang terbaik. Jika ia diterima di MAN 2 Kota Malang, itu berarti jalannya
memang ke sana. Jika tidak, pasti ada jalan lain yang lebih baik yang telah
Allah persiapkan untuknya. Kami hanya
ingin ia tetap semangat dan tidak mudah patah semangat menghadapi kemungkinan
yang ada.
Sebagai orang tuanya, kami hanya bisa mendukung dan mendoakannya. Kami ingin melihatnya tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri, berani mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas pilihannya
sendiri. Apapun hasilnya nanti, kami bangga
padanya. Yang terpenting, ia telah berusaha dengan sebaik mungkin, dan itu
sudah lebih dari cukup bagi kami.
Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuknya. Aamiin.[pgn]
0 Komentar