![]() |
Melalui doa manusia mengakui kelemahan dirinya di hadapan Sang Pencipta. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Pagi yang syahdu menyelimuti
SMA Negeri 2 Jombang pada Senin, 19 Mei 2025. Tidak seperti hari-hari biasanya,
aula dan gedung olahraga sekolah tampak lebih ramai dan penuh khidmat. Di hari
itu, seluruh warga sekolah bersatu dalam gelaran Istighotsah dan Doa Bersama sebagai
bentuk ikhtiar spiritual menjelang Penilaian Sumatif Akhir Tahun (PSAT) bagi
siswa kelas X dan XII.
Dengan
mengusung tema "Mari
Junjung Tinggi Nilai Kejujuran dengan Ikhtiar, Doa, dan Tawakal!",
acara ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan bahwa keberhasilan tak
hanya ditentukan oleh usaha lahiriah semata, tapi juga oleh ketulusan batin
dalam memohon pertolongan Tuhan. Suasana pagi itu menjadi refleksi nyata bahwa
pendidikan sejati menyentuh akal, rasa, dan iman secara bersamaan.
Bagi
siswa dan guru beragama Islam, kegiatan istighotsah dilaksanakan di Aula Ki
Hajar Dewantara. Sementara itu, siswa dan guru non-Islam mengikuti doa bersama
di GOR Cak Durasim. Dengan demikian, seluruh warga sekolah terlibat tanpa harus
kehilangan identitas keyakinannya. Inilah wajah toleransi yang hidup di
lingkungan SMA Negeri 2 Jombang—penuh hormat, penuh makna.
Acara
di aula dibuka dengan lantunan pembukaan oleh Nine Adien Maulana, guru PAIBP sekaligus pembawa acara, yang dikenal dengan gaya komunikatif dan penuh
semangat. Dengan pendekatan hangat dan cerdas, Nine mampu mengondisikan ratusan
siswa untuk larut dalam suasana dzikir dan doa. Suara gaduh pelan-pelan berubah
menjadi hening, lalu berganti menjadi lantunan istighfar dan shalawat yang
menggema penuh pengharapan.
Sambutan
disampaikan oleh Raden Abdul Gani, mewakili Kepala Sekolah. Dalam pesannya,
beliau menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian
dari ikhtiar serius untuk menyambut ujian PSAT yang akan dimulai pada Kamis, 22
Mei 2025. "Keberhasilan butuh kerja keras, kejujuran, dan juga doa. Mari
kita songsong ujian ini dengan semangat yang bersih dan hati yang lapang,"
ujarnya, disambut anggukan semangat dari para siswa.
Setelah
suasana hening dan khusyuk tercipta, dzikir istighotsah dipimpin oleh M.
Sulhan. Lantunan dzikir, istighfar, shalawat, dan asmaul husna mengisi setiap
sudut aula, menciptakan atmosfer spiritual yang menggetarkan hati. Seakan
menjadi pelepas beban dan peneguh harapan, setiap kalimat dzikir yang terucap
menjadi jembatan antara ikhtiar dan tawakal.
Acara
kemudian ditutup dengan doa yang diaminkan bersama. Ketika para siswa keluar
dari aula dengan tertib—dimulai dari siswi, disusul siswa—terlihat pancaran
ketenangan di wajah-wajah mereka. Ada harapan baru yang tumbuh. Ada kepercayaan
diri yang menyala. Doa telah membalut langkah mereka menuju ujian dengan
semangat yang tak hanya akademik, tetapi juga spiritual.
Melalui kegiatan ini, SMA Negeri 2 Jombang tak hanya menanamkan nilai-nilai akademik, tapi juga membina karakter dan integritas. Karena sesungguhnya, nilai tertinggi dari sebuah pendidikan bukan hanya angka di rapor, melainkan kejujuran, ketulusan, dan keberanian untuk berserah setelah berikhtiar. Dan di pagi itu, semuanya tumbuh bersama—dalam dzikir, dalam doa, dalam harapan yang menggantung di langit-langit aula sekolah. [pgn]
0 Komentar