Taliya Kayana Siap Berlaga dalam Grand Final Festival Bulan Bahasa 2024

 

Berada di dalam ruang wakil kepala sekolah yang ber-AC membuat Taliya Kayana betah berlama-lama menyiapkan materi puisi dengan berselancar internet.


[Jombang, Pak Guru NINE] - Pada Ahad, 10 November 2024, Taliya Kayana, murid kelas 9C dari SMPN 3 Peterongan, Jombang, akan berlaga dalam Grand Final Lomba Cipta Baca Puisi Festival Bulan Bahasa 2024 di MAN 2 Jombang. Ia akan berkompetisi denga dua finalis lainnya, yaitu Verrinsyana Vhimala delegasi MTSN 1 Kediri dan Nurmah Hanisah Salmah delegasi SMP YIMI Gresik.

Event ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, menambah kesan penting pada kesempatan yang sudah ditunggu-tunggu Taliya. Sebagai salah satu dari tiga finalis, Taliya tidak hanya membawa nama sekolah dan pondoknya, tetapi juga mengusung harapan besar untuk memberikan penampilan terbaiknya di hadapan juri dan para penonton. Persiapan intens pun dimulai beberapa hari sebelum pelaksanaan lomba, dengan berbagai upaya agar Taliya benar-benar siap untuk menghadapi tantangan ini.

Lomba Cipta Baca Puisi ini memiliki tema yang cukup mendalam dan penuh makna. Para peserta ditantang untuk mengangkat makna yang terkandung dalam dua surah Al-Qur'an, yakni Surah Al-Insyirah dan Surah Al-Waqiah. Tema-tema tersebut bukan sekadar menantang kreativitas peserta dalam berpuisi, tetapi juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang isi dan pesan yang terkandung dalam surah-surah tersebut. Surah Al-Insyirah, yang menceritakan tentang pertolongan Allah SWT kepada umat-Nya yang sabar dan penuh optimisme, menjadi tema pertama yang harus dijadikan dasar untuk karya puisi. Sementara itu, Surah Al-Waqiah, dengan gambaran suasana hari kiamat dan permohonan akan syafaat dari Rasulullah SAW, menjadi tema kedua yang juga harus dieksplorasi dalam bentuk puisi.

Taliya memanfaatkan waktu dua hari menjelang pelaksanaan lomba untuk menyiapkan kedua puisi tersebut. Santri Njoso ini mencari referensi dan mendalami isi dari kedua surah tersebut dengan serius. Di tengah suasana sekolah yang penuh dengan kegiatan, ia diberi kesempatan dan fasilitas untuk duduk tenang di ruang wakil kepala sekolah SMPN 3 Peterongan, yang sudah disiapkan dengan fasilitas komputer dan akses internet untuk mendukung proses penciptaan puisinya. Taliya terlihat sangat fokus dan nyaman bekerja di ruang yang cukup adem dengan pendingin ruangan yang disediakan. “Enak Ayah, di sini adem. Ada AC-nya,” ujarnya dengan cengingasan sambil terus mengetikkan kata demi kata pada layar komputer.

Saya sengaja mendatangi sekolah tempat Taliya belajar pada hari itu, bukan hanya untuk memberi dukungan, tetapi juga untuk mengambil Kiso (keranjang ayam) milik Caraka Shankara yang dipinjam Taliya sebelumnya untuk digunakan sebagai properti peraga lomba di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. Di sela-sela kesibukan menyiapkan diri untuk lomba, Taliya tetap menyempatkan diri untuk berbincang sejenak. Melihat semangat dan konsentrasi tinggi yang ia tunjukkan, saya pun memberikan beberapa pesan. “Ini ajang bergengsi. Jangan disia-siakan! Fokuslah pada persiapanmu, jangan lupa untuk berdoa dan percaya pada kemampuanmu,” ujar saya sambil menepuk pundaknya. Taliya mengangguk, dengan senyum penuh semangat, menjawab, “Siap, Yah!”

Taliya memang dikenal sebagai pribadi yang tekun dalam menjalani setiap tantangan. Dalam persiapannya untuk Grand Final Lomba Cipta Baca Puisi ini, ia tidak hanya berfokus pada teknik penulisan, tetapi juga pada cara penyampaian dan ekspresi puisi yang akan dibacakannya nanti. Setelah menulis kedua puisinya, ia segera mengirimkan karya-karyanya kepada saya untuk dicermati dan direvisi. “Jika puisi sampean sudah jadi, kirimkan via email kepada Ayah. Nanti Ayah akan mencermatinya dan merevisinya supaya lebih bagus lagi!” pesan saya kepada Taliya melalui komunikasi online.

Pada satu hari sebelum lomba, Taliya telah siap dengan kedua puisinya. Saya mengingatkan agar ia menjaga ketenangan dan tidak terburu-buru. Melalui sambungan online Instagram, kami berbincang dengan serius. "Inti puisi dari Surah Al-Insyirah adalah optimisme terhadap pertolongan Allah SWT, sementara inti dari Surah Al-Waqiah adalah suasana mencekam pada hari akhir dan permohonan syafaat kepada Allah melalui Rasul-Nya," jelas saya, berusaha memberi penekanan agar ia benar-benar bisa mengekspresikan kedua tema tersebut dalam karya yang indah dan menyentuh.

Taliya juga mendapat dukungan penuh dari guru pembinanya, Bu Muizzatul Mutsaniah dan Bu Miftahul Rohana, yang terus mendampingi dan memberikan bimbingan dalam setiap tahapan persiapan. Tak hanya itu, dalam menjalani latihan dan persiapan, Taliya juga mendapat dukungan dari keluarganya. Wacana Bawana, adik Taliya, berencana untuk datang bersama saya ke lokasi lomba sebagai bentuk dukungan moral. "Kami akan datang untuk mendukung sampean Mbak Taliya!" kata Wacana penuh semangat melalui sambungan telefon WA. Taliya pun merasa lebih tenang dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak.

Pada hari H, para finalis akan diminta untuk hadir pukul 07.30 WIB, sebelum lomba dimulai. Di lokasi lomba, tema yang harus ditulis oleh peserta akan ditentukan melalui undian yang dilakukan oleh panitia. Setiap peserta akan diberikan waktu 60 menit untuk menciptakan puisi, dan kemudian membacakannya di atas panggung yang megah. Taliya, yang sudah mempersiapkan segalanya dengan matang, merasa siap untuk menghadapi ujian terbesar dalam perjalanannya di ajang ini.

Dengan segala persiapan yang dilakukan, Taliya Kayana bertekad untuk memberikan yang terbaik dan berharap dapat meraih hasil terbaik di Grand Final Lomba Cipta Baca Puisi Festival Bulan Bahasa 2024. Harapan yang besar ada di pundaknya, tetapi dengan semangat yang ia miliki, tak ada yang tak mungkin untuk dicapai. Semua yang telah dipersiapkan, mulai dari penulisan puisi hingga persiapan mental, akan menjadi bekal yang kuat baginya untuk tampil maksimal dan memberikan inspirasi bagi saudara-saudaranya dan teman-temannya.[pgn]


Posting Komentar

0 Komentar