![]() |
Salah satu tampilan halaman Jawa Pos Radar Jombang yang memuat puisi Satu dalam Beda karya Taliya Kayana. |
[Jombang,
Pak Guru NINE] - Ahad, 1 Desember 2024, menjadi momen bersejarah bagi Taliya
Kayana, seorang siswi kelas 9 C SMPN 3 Peterongan sekaligus santri asrama Hidayatul
Quran Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Puisinya yang
berjudul Satu dalam
Beda berhasil dimuat dan ditayangkan di harian Jawa Pos Radar Jombang.
Kabar gembira ini disambut hangat oleh keluarga, teman-teman, dan komunitas
santri di pondoknya.
Puisi
Satu dalam Beda
memiliki perjalanan yang panjang sebelum mencapai publikasi ini. Awalnya, karya
tersebut diciptakan oleh Taliya yang Santri Njoso ini sebagai salah satu syarat mengikuti Lomba Cipta
Baca Puisi dalam Festival Bulan Bahasa 2024 yang diselenggarakan oleh MAN 2
Jombang. Tidak hanya sekadar memenuhi syarat, puisi ini membawa Taliya
melangkah hingga babak grand final.
Dalam
babak final tersebut, Santri Njoso ini tampil memukau dengan puisi barunya yang berjudul Simfoni Terakhir.
Penampilannya yang penuh penghayatan dan teknik membaca yang matang berhasil
memikat hati para juri, sehingga ia dinobatkan sebagai juara pertama. Prestasi
ini semakin mengukuhkan bakatnya dalam dunia sastra, khususnya dalam mencipta
dan membaca puisi.
Tidak
berhenti di situ, Taliya terus menggali potensi dirinya. Berangkat dari
pengalaman tampil di berbagai panggung puisi, ia kini bersama ayahnya tengah
menyusun sebuah buku antologi puisi yang diberi judul Kidung Santri. Buku
ini dirancang untuk memotret dinamika kehidupan santri di asrama Hidayatul
Quran, mengungkapkan romantika, perjuangan, dan nilai-nilai yang ia rasakan
selama mondok.
Taliya
mengungkapkan bahwa proses penyusunan buku ini adalah bagian dari upayanya
untuk membagikan pengalaman dan pemikiran kepada khalayak. "Saya ingin
menunjukkan bahwa dunia santri penuh dengan cerita-cerita inspiratif yang layak
diapresiasi. Lewat puisi, saya berharap pesan-pesan itu dapat tersampaikan
dengan lebih mendalam," ujarnya dengan penuh semangat.
Bagi
Taliya, publikasi puisi Satu
dalam Beda di Jawa
Pos Radar Jombang adalah tonggak awal yang memberinya kepercayaan
diri untuk melangkah lebih jauh di dunia literasi. Dengan dukungan dari
keluarga, teman-teman, dan lingkungan pondok, ia berkomitmen untuk terus
berkarya dan menginspirasi generasi muda lainnya.
Langkah besar Taliya tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi SMPN 3 Peterongan dan Pondok Pesantren Darul Ulum. Semoga karya-karya yang dihasilkan oleh Taliya dapat terus memberikan inspirasi bagi banyak orang, sekaligus mengharumkan nama Jombang di kancah sastra nasional.[pgn]
0 Komentar