Rakor MUI: dari Keprihatinan ke Solusi

 

Sesi foto bersama para pengurus DP MUI Kabupaten Jombang setelah berakhirnya rapat kordinasi.

[Jombang, Pak Guru NINE] - Ahad, 2 Maret 2025, saya menghadiri Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan dan Ketua Komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jombang. Acara ini digelar di Pondok Pesantren Hidayatul Qur’an Rejoso Jombang, tepatnya di rumah Dr. KH. Afifuddin Dimyati, Lc., M.A. Sebelum berangkat ke lokasi, saya terlebih dahulu bertakziyah ke Kediri, karena ibunda sahabat saya, M. Hibbi Farihin, telah berpulang ke rahmatullah. Hal itu membuat saya datang agak terlambat, namun saya masih bisa mengikuti jalannya rapat dan mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan, foto, serta video.

Acara ini dipandu oleh Sekretaris Umum DP MUI Jombang, H. Ilham Rohim, M.H.I., dan diawali dengan sambutan pengarahan dari Ketua Umum DP MUI Jombang, Dr. KH. Afifuddin Dimyati, Lc., M.A. Beliau menekankan pentingnya koordinasi internal guna merancang program kerja yang lebih berdampak bagi masyarakat pada tahun 2025. Forum ini bukan sekadar rapat biasa, tetapi merupakan ajang penting untuk merespons berbagai problem sosial yang semakin meresahkan.

Kejahatan Sosial yang Mengkhawatirkan

Saat sesi curah gagasan, para peserta mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap sejumlah persoalan sosial yang terjadi di Kabupaten Jombang. Kasus femisida yang menimpa warga Sebani, pembunuhan dengan mutilasi, maraknya peredaran minuman keras dan narkotika (Mirasantika), aksi brutal geng motor dan begal, serta perjudian online menjadi isu utama yang disoroti. Kami semua sepakat bahwa DP MUI Jombang tidak boleh tinggal diam. MUI harus memainkan peran aktif dalam menyikapi dan memberikan solusi atas permasalahan ini sesuai dengan kapasitas dan kewenangannya.

Salah satu hal yang mengundang diskusi panjang adalah ringannya hukuman bagi para pelaku kejahatan peredaran minuman keras. Beberapa peserta mendorong agar DP MUI Jombang melakukan kajian mendalam terhadap regulasi yang ada dan mengusulkan revisi guna memastikan adanya sanksi yang lebih tegas bagi para pelaku. Hal ini dianggap penting untuk memberikan efek jera dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh peredaran minuman keras di kalangan masyarakat.

Fokus pada Remaja

Dalam forum ini, disepakati bahwa DP MUI Jombang akan memfokuskan program kerja tahun 2025 kepada generasi muda. Kelompok usia remaja dinilai sebagai pihak yang paling rentan terhadap berbagai bentuk kejahatan yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu segera diterapkan agar mereka tidak terjerumus dalam lingkaran hitam tersebut.

Ada beberapa strategi yang kami sepakati untuk mengedukasi dan melindungi remaja dari pengaruh buruk lingkungan, di antaranya:

1.  Kampanye Publik

   - Mengajak masyarakat untuk menghindari Mirasantika melalui publikasi kampanye di media cetak, media massa, serta baliho yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis.

2.  Edukasi Langsung ke Sekolah dan Madrasah

   - Meminta waktu kepada pihak sekolah dan madrasah untuk melakukan edukasi langsung kepada para siswa tentang bahaya kriminalitas dan penyalahgunaan Mirasantika.

3.  Kampanye Kreatif melalui Perlombaan

   - Mengadakan lomba konten video pendek bertema anti-kriminalitas dan anti-Mirasantika guna meningkatkan kesadaran serta mendorong kreativitas remaja dalam menyampaikan pesan moral.

Dengan langkah-langkah ini, kami berharap bisa memberikan dampak yang lebih luas dan efektif dalam membangun kesadaran di kalangan generasi muda.

Berhati-hati Berkomentar

Dalam sesi diskusi, Ketua Umum DP MUI Jombang menyampaikan bahwa beliau sering dihubungi oleh wartawan untuk dimintai komentar terkait berbagai peristiwa yang terjadi di Jombang. Namun, beliau memilih untuk tidak terburu-buru memberikan pernyataan. Sikap ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak memperkeruh suasana dan menjaga kredibilitas MUI sebagai lembaga yang bijak dalam merespons isu-isu publik.

Pernyataan ini membuat saya berpikir bahwa di era digital seperti sekarang, di mana informasi menyebar begitu cepat, setiap ucapan atau pernyataan dapat memiliki dampak yang luas. Oleh karena itu, perlu adanya kehati-hatian dalam berbicara dan menentukan sikap agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Refleksi dan Harapan

Setelah mengikuti rapat ini, saya semakin menyadari betapa pentingnya peran DP MUI dalam menjaga moralitas dan stabilitas sosial di Kabupaten Jombang. Keputusan-keputusan yang diambil dalam forum ini bukan hanya sekadar wacana, tetapi akan menjadi dasar bagi aksi nyata yang lebih terarah pada tahun 2025.

Saya merasa bersyukur meskipun datang terlambat, saya masih bisa mendokumentasikan jalannya acara dengan baik. Apa yang didiskusikan hari ini memberikan harapan baru bagi masyarakat Jombang. Dengan pendekatan yang lebih aktif dan berbasis edukasi, DP MUI Jombang berupaya untuk terus memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi berbagai tantangan sosial.

Semoga apa yang telah dirancang dalam rapat ini benar-benar bisa terealisasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya generasi muda, agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang lebih sehat dan aman.[pgn]


Posting Komentar

0 Komentar