![]() |
Selasa, 24 Juni 2025 media www.pakgurunine.com tepat berusia setahun. |
[Jombang, Pak Guru NINE] – Hari ini Selasa, 24
Juni 2025, tepat satu tahun sudah portal online www.pakgurunine.com mengudara dan
menebarkan gelombang literasi dari Jombang untuk semesta. Di balik nama yang
khas dan penuh nuansa personal ini, tersimpan filosofi mendalam yang melampaui
sekadar halaman-halaman digital. Slogan “membaca
semesta shankara” bukan hanya semboyan kosong. Ia adalah cermin
dari sebuah perjalanan spiritual dan intelektual yang berangkat dari keluarga,
menuju masyarakat, dan kembali ke ruang batin penulisnya, Nine Adien Maulana.
Slogan
itu, uniknya, lahir dari perasan makna nama anak-anak sang pengelola. “Membaca”
menggambarkan semangat eksplorasi dan refleksi, terilhami dari Taliya
Kayana—sang penjelajah makna. “Semesta” mengingatkan akan keluasan dan
keterhubungan, sebagaimana makna Wacana Bawana—sang penjaga dunia kata. Dan
“Shankara”, si sulung, menjadi poros semantik yang menyatukan visi spiritual
dan intelektual portal ini. Maka tak heran jika setiap tulisan, gambar, dan
tayangan video di www.pakgurunine.com
tak pernah hadir secara acak. Semuanya hadir dengan ruh, arah, dan rasa.
Portal
ini bukan sekadar etalase personal. Ia adalah medan pengabdian dalam berbagai
dimensi kehidupan Nine Adien Maulana. Ia bukan hanya guru, tetapi juga ayah,
aktivis keagamaan, pegiat kebudayaan nadliyyin, dan sekretaris Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jombang. Maka, tak heran bila
konten-konten yang disajikan begitu beragam—mulai dari esai reflektif hingga
berita objektif, dari puisi hingga cerpen, dari materi ajar hingga liputan
prestasi siswa.
Keragaman
ini bukan tanpa tujuan. Sebaliknya, ia menjadi representasi dari kesadaran
bahwa dunia tidak satu warna. Dalam dinamika kehidupan sebagai guru, pegiat
sosial, dan ayah dari anak-anak yang tumbuh dengan zaman digital, Pak Guru
NINE—sapaan khasnya—menawarkan satu pola: menulis
adalah cara menjembatani dunia dalam dan luar. Maka menulis dalam
portal ini bukan sekadar mencatat peristiwa, tetapi meramu makna, mengolah
rasa, dan menghidangkan narasi yang inspiratif namun tetap membumi.
Satu
tahun adalah usia yang masih belia bagi sebuah media. Namun dalam waktu yang
relatif singkat ini, www.pakgurunine.com
telah menjadi semacam laboratorium
kebudayaan kecil yang berupaya merekam denyut masyarakat dengan
cara yang santun, cerdas, namun tetap kritis. Salah satu contohnya adalah
ketika para guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) di berbagai
sekolah tidak mendapatkan hak berupa Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13
dari Tunjangan Profesi Guru (TPG) sejak tahun 2023. Media ini pun tidak tinggal
diam.
Dengan
keberanian yang disulam oleh etika kependidikan, www.pakgurunine.com mempublikasikan
berbagai bentuk tulisan untuk memperjuangkan hak-hak guru tersebut. Ada yang
berupa berita faktual, ada pula opini bernada kritik yang argumentatif. Bahkan,
ada pula puisi dan cerita pendek bernuansa fiksi yang mengangkat tema ini
dengan pendekatan emosional dan estetis. Semuanya hadir dengan satu semangat:
membela hak dengan tetap menjaga marwah.
Dan
hasilnya tak sia-sia. Meski hingga hari ini tunjangan itu belum cair, namun
suara para guru telah menggema hingga ke telinga para pengambil kebijakan. Kini
sudah ada kejelasan bahwa pencairan akan dilakukan paling lambat awal tahun
2026. Ini bukan sekadar kemenangan administratif. Ini adalah bukti bahwa
literasi yang jujur dan santun mampu menjadi instrumen perjuangan yang efektif.
Tak
hanya isu guru, www.pakgurunine.com juga
menjadi ruang apresiasi dan ekspresi keluarga besar SMA Negeri 2 Jombang.
Banyak siswa yang kreatif dan berprestasi mendapatkan ruang untuk tampil. Ada
profil mereka yang ditulis dengan gaya naratif yang memikat, ada juga podcast
yang menghadirkan mereka sebagai narasumber muda dengan gagasan segar. Media
ini menjadi semacam ruang kelas yang diperluas: bukan lagi terbatas pada tembok
dan papan tulis, tetapi terbuka luas di alam digital.
Keunikan
lain dari portal ini adalah keberaniannya untuk menyeimbangkan antara nalar dan
rasa. Tidak semua media mau dan mampu menampilkan cerpen dan puisi di sela-sela
berita dan opini. Tetapi www.pakgurunine.com
justru menjadikan karya sastra sebagai bagian integral dari perjuangan
literasi. Sastra hadir bukan sebagai hiburan pelengkap, melainkan sebagai
ekspresi terdalam dari suara hati seorang guru, ayah, dan pejuang nilai.
Refleksi
satu tahun ini sesungguhnya bukan hanya momentum selebrasi. Ia adalah titik
jeda untuk merenung sekaligus menyusun ulang strategi. Apakah media ini akan
terus bertahan di tengah derasnya arus informasi digital? Jawabannya terletak
pada kesetiaan pengelolanya terhadap visi awal: menyemai makna melalui tulisan
dan membacakan semesta melalui karya. Bukan soal besar kecilnya media, tapi
soal kejujuran dan konsistensi dalam menyampaikan gagasan.
Dengan
demikian, www.pakgurunine.com telah
membuktikan bahwa media daring bukan hanya milik para raksasa teknologi atau
konglomerat berita. Ia juga bisa dikelola oleh seorang guru, seorang ayah,
seorang warga biasa, yang memiliki mimpi besar untuk menghadirkan ruang
berpikir, merasa, dan bergerak. Satu tahun memang baru awal. Namun ia adalah
awal yang penuh harapan.
Selamat
ulang tahun yang pertama, www.pakgurunine.com.
Teruslah membaca semesta, teruslah menyalakan cahaya. Sebab di setiap kata yang
tertulis, ada semesta yang diam-diam sedang dibaca dan diberi makna.[pgn]
Baca juga!
Catatan Nama dan Perjalanan Pak Guru NINE
Apresiasi Sang Guru untuk Media Sang Murid
0 Komentar