![]() |
Begitu pengumuman selesai, saya segera menghampiri Arka Dewa Widiananda di kelas XI-6. Dari kejauhan sudah terlihat kerumunan siswa yang mengelilinginya. |
[Pacarpeluk, Pak
Guru NINE] - Saya
masih ingat jelas siang tadi,
Jumat, 19 September 2025. Suasana sekolah terasa berbeda. Dari ruang guru,
pengeras suara sekolah mengumandangkan pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu
banyak murid:
hasil pemilihan Ketua OSIS SMAN 2 Jombang periode 2025–2026. Saat itu, saya kebetulan sedang mengajar di kelas XI-4 saat suara panitia terdengar jelas.
Hati saya ikut berdegup, seolah-olah saya pun tengah menunggu hasil pemilu itu.
Nama yang disebut sebagai pemenang kompetisi calon ketua OSIS
adalah Arka Dewa Widiananda, murid kelas XI-6. Riuh tepuk tangan
terdengar dari berbagai sudut sekolah. Ia berhasil mengungguli dua
kompetitornya dan kini resmi memegang amanah sebagai Ketua terpilih OSIS
untuk satu tahun ke depan. Saya tersenyum, bukan hanya karena gembira, tetapi
juga karena saya sempat melihat sendiri perjalanan kecilnya menjelang hari
pemungutan suara itu.
Beberapa hari sebelum pemungutan suara,
saya sempat masuk ke kelas XI-6, kelas Arka. Saat itu ia tampak agak gelisah,
meski berusaha menutupinya dengan senyum. Ada sorot mata penuh harap bercampur
cemas. Saya bisa merasakan bahwa ia sedang menanggung beban yang tidak ringan.
Teman-teman sekelasnya berusaha menyemangatinya dengan gaya bahasa khas remaja yang tanpa basa-basi. Saya pun mendekat, memberi nasihat
singkat namun tulus: “Apapun hasilnya nanti, yang penting kamu tetap percaya
diri. Kalau terpilih, syukuri dan jalankan amanah. Kalau tidak, tetaplah
berkontribusi positif. OSIS tetap butuh anak-anak seperti kamu, karena para calon adalah murid-murid terbaik dan terpilih.”
Arka mengangguk pelan, lalu menjawab
dengan mantap, “Saya siap, Pak.” Saat itu saya benar-benar melihat
ketulusan dalam dirinya. Ia tidak hanya mengejar jabatan, melainkan ingin
memberikan kontribusi nyata. Saya yakin bahwa Arka punya bekal kepemimpinan
yang baik.
Dalam kesempatan yang sama, saya sempat
menawari Arka untuk menjadi narasumber dalam Podcast Pak Guru NINE. Ia
menyambut dengan antusias, bahkan matanya berbinar mendengar tawaran itu. Namun
kesibukan dan padatnya agenda menjelang pemilu membuat rencana itu belum sempat
terlaksana hingga hari pengumuman tiba.
Saya membatin, mungkin memang belum
waktunya. Kadang hal-hal baik memang harus menunggu momen yang lebih tepat. Dan
ternyata, Tuhan memberikan momen yang lebih indah yakni nanti setelah
ia resmi menjadi Ketua OSIS, podcast itu bisa menjadi sarana untuk berbicara
lebih luas tentang gagasan dan strateginya.
Momen Pertama Setelah Terpilih
Begitu pengumuman selesai, saya segera
menghampiri kelas XI-6. Dari kejauhan sudah terlihat kerumunan siswa yang
mengelilingi Arka. Mereka menyalaminya, ada yang bersorak, ada pula yang
bercanda khas.
Wajah Arka tampak sumringah, tapi juga penuh tanggung jawab.
Saya pun maju, menyalaminya sambil
menepuk punggungnya. “Selamat, Arka. Semoga Allah SWT memudahkan langkahmu
memimpin OSIS ke depan,” ucap saya. Ia tersenyum sambil menjawab lirih, “Aamiin,
Pak. Terima kasih atas dukungannya.”
Momen itu sederhana, tapi begitu
berkesan. Sebagai seorang guru, menyaksikan muridnya terpilih menjadi pemimpin
adalah kebanggaan tersendiri. Bukan sekadar karena ia menang pemilu, melainkan
karena ia sudah menunjukkan sikap matang sejak sebelum pemungutan suara
digelar.
Harapan dan Tantangan
Menjadi Ketua OSIS bukanlah perkara
mudah. Ada segudang program, kegiatan, bahkan konflik internal yang menanti.
Dibutuhkan bukan hanya kecerdasan, tapi juga kesabaran, keteguhan hati, dan
kemampuan komunikasi.
Saya yakin Arka bisa belajar banyak
dari proses ini. Kepemimpinan adalah sekolah kehidupan yang nyata. Kadang tidak
semua rencana berjalan mulus. Ada saatnya ia akan menghadapi kritik, mungkin
juga kegagalan. Namun di situlah letak pembelajaran yang sesungguhnya:
bagaimana tetap berdiri tegak meski badai datang menghantam.
OSIS bukan sekadar organisasi siswa. Ia
adalah laboratorium kepemimpinan, tempat murid belajar menjadi pemimpin masa
depan. Karena itu, kemenangan Arka bukan hanya kemenangan pribadi, tetapi juga
peluang besar untuk membawa OSIS SMAN 2 Jombang ke arah yang lebih dinamis dan
inspiratif.
Di akhir pertemuan dengan Arka, saya
kembali menegaskan undangan untuk hadir di podcast saya. Kali ini tentu bukan
lagi tentang kampanye, melainkan tentang strategi dan langkah nyata
menggerakkan OSIS.
Saya membayangkan, betapa bermanfaatnya
jika suara seorang Ketua OSIS bisa terdengar bukan hanya oleh siswa SMAN 2
Jombang, tapi juga masyarakat luas. Anak-anak muda butuh inspirasi dari
sesamanya, bukan hanya dari guru atau tokoh dewasa. Dan Arka punya kesempatan
itu.
Podcast ini semoga bisa menjadi ruang
berbagi cerita: tentang mimpi, tantangan, bahkan kegagalan yang justru bisa
menjadi pelajaran. Dengan begitu, kepemimpinan tidak lagi dipandang sebagai
jabatan, melainkan sebagai proses pembelajaran yang hidup.
Akhitnya, saya pun meninggalkan
kelas XI-6 itu menuju ke ruang guru
dengan perasaan hangat. Saya sadar, sebagai guru, peran saya mungkin kecil.
Hanya sekadar memberi semangat, menepuk punggung, atau mengucapkan doa. Namun
kadang, hal kecil itulah yang bisa menjadi energi besar bagi seorang murid.
Arka Dewa Widiananda kini menjadi Ketua
terpilih OSIS
SMAN 2 Jombang yang akan segera dilantik dan dikukuhkan. Tapi bagi saya, yang lebih penting
adalah perjalanan batin yang ia jalani sebelum kemenangan itu. Ia sudah
menunjukkan kerendahan hati, kesiapan untuk menerima apapun hasilnya, dan
komitmen untuk terus berkontribusi.
Saya optimis dan berharap, OSIS di tangannya akan bergerak bukan
hanya karena program kerja, tetapi juga karena ketulusan seorang pemimpin muda
yang ingin belajar dan memberi makna. Dan saya pun yakin, suatu hari nanti,
podcast sederhana kami akan menjadi saksi perjalanan inspiratif itu.[pgn]
Nine Adien Maulana, Direktur PGN Institute - GPAI SMAN 2 Jombang
0 Komentar