![]() |
| Kegiatan Majelis Khotmil Qur’an ini juga menjadi bentuk nyata sinergi antara dunia pendidikan dan nilai-nilai keagamaan. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Senin pagi, 20 Oktober 2025, halaman SMAN 2
Jombang terasa berbeda dari biasanya. Udara sejuk pagi hari menyatu dengan
lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menggema dari berbagai sudut sekolah. Suasananya damai, teduh, dan penuh
makna. Hari itu, keluarga besar SMAN 2 Jombang ikut ambil bagian dalam kegiatan
Majelis Khotmil
Qur’an 2025 yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari
Jadi ke-115 Pemerintah Kabupaten Jombang serta menyongsong Hari Santri Nasional
pada 22 Oktober 2025.
Kegiatan
ini bukan sekadar rutinitas keagamaan. Ia menjadi wujud nyata dari semangat
kebersamaan untuk menanamkan nilai-nilai spiritual di lingkungan pendidikan. Di
tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi, kegiatan seperti ini
menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan harus selalu berpijak pada landasan
keimanan. Dengan membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, para siswa diajak untuk
tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan
spiritual.
SMAN
2 Jombang menggelar tiga majelis yang berlangsung serentak. Masing-masing
diikuti oleh perwakilan murid dari setiap kelas. Majelis pertama, sekaligus
yang utama, berpusat di Masjid Miftahul Abror, dipandu oleh Ustadz M. Sulhan
dan Ustadzah Rahma Vera Windyaningrum. Di tempat ini, suasananya begitu syahdu.
Suara murid-murid yang membaca ayat demi ayat terdengar lembut namun bergetar
di hati. Masjid yang biasanya menjadi tempat shalat berjamaah kini berubah
menjadi samudra spiritual, tempat para siswa menenggelamkan diri dalam kalam
Ilahi.
Majelis
kedua berlangsung di Gazebo Taman Tengah sekolah, di bawah pendampingan Ustadz
Nine Adien Maulana. Di tempat yang dikelilingi pepohonan rindang itu, para
siswa membaca Al-Qur’an sambil menikmati hembusan angin pagi dan kicauan burung
yang seolah turut berdzikir. Pemandangan itu menggambarkan indahnya kebersamaan
antara manusia dan alam dalam beribadah. Seolah taman sekolah berubah menjadi
taman surga kecil yang memancarkan kedamaian.
Sementara
itu, Majelis ketiga diadakan di Ruang Perpustakaan Lama dengan pendamping
Ustadz Saenur Mobin. Biasanya ruangan itu sunyi, hanya diisi suara lembaran
buku yang dibuka. Namun pagi itu, suasananya berbeda. Bacaan ayat suci bergema
di antara rak-rak buku, seolah ilmu pengetahuan dan wahyu Tuhan bertemu dalam
satu ruang yang sama. Dari sini, tampak jelas bahwa membaca Al-Qur’an bukan
hanya urusan ibadah, tetapi juga bagian dari perjalanan mencari ilmu yang
utuh—yang menyatukan akal dan iman.
Acara
dimulai pukul 07.30 dan berlangsung hingga menjelang waktu Dhuhur. Setiap
majelis membaca hingga khatam, lalu seluruh peserta berkumpul kembali di Masjid
Miftahul Abror untuk mengikuti doa bersama dan melaksanakan shalat Dhuhur
berjamaah. Ketika doa Khotmil
Qur’an dibacakan, suasana menjadi begitu haru. Tangan-tangan
terangkat serempak, memohon keberkahan bagi keluarga besar SMAN 2 Jombang, bagi
Kabupaten Jombang yang tengah merayakan hari jadinya, dan bagi seluruh umat
Islam yang sedang memperingati Hari Santri.
Dari
momen itu terpancar sebuah pesan yang sederhana namun mendalam: bahwa membaca
Al-Qur’an bukan hanya tentang mengeja huruf, melainkan tentang merajut cahaya
kehidupan. Di tengah derasnya arus digital yang kadang membuat manusia
kehilangan arah, kegiatan ini menjadi oase yang menyejukkan. Para siswa diajak
untuk berhenti sejenak dari kesibukan akademik, membuka mushaf, dan menenangkan
hati. Dari setiap ayat yang mereka baca, tersimpan cahaya kebijaksanaan yang
menuntun ke arah kebaikan.
Kegiatan
Majelis Khotmil
Qur’an ini juga menjadi bentuk nyata sinergi antara dunia
pendidikan dan nilai-nilai keagamaan. Sebagai sekolah negeri di kota yang
dikenal sebagai “Kota Santri”, SMAN 2 Jombang berhasil menunjukkan bahwa nilai
spiritual bisa hidup berdampingan dengan semangat ilmiah. Tak ada pertentangan antara
belajar sains dan membaca Al-Qur’an, sebab keduanya sama-sama mengajarkan
tentang keagungan ciptaan Allah.
Peran
para guru dalam kegiatan ini juga sangat penting. Mereka bukan hanya hadir
sebagai pembimbing bacaan, tetapi juga sebagai teladan bagi para siswa. Melalui
kegiatan ini, para guru menegaskan kembali hakikat pendidikan yang sejati—bahwa
mendidik bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menuntun jiwa dan
menanamkan akhlak. Para siswa pun belajar, bahwa kecerdasan sejati bukan diukur
dari nilai rapor semata, melainkan dari sejauh mana mereka mampu menghadirkan
cahaya kebaikan dalam setiap tindakan.
Selepas
kegiatan berakhir, suasana sekolah masih terasa teduh. Senyum para siswa
terlihat lebih tenang, langkah mereka terasa lebih ringan. Seolah lantunan
ayat-ayat yang dibaca tadi meninggalkan jejak cahaya dalam hati masing-masing.
Mungkin inilah yang dimaksud “menenun cahaya” — cahaya iman, cahaya ilmu, dan
cahaya kebersamaan yang berpadu menjadi sulaman indah di atas kain kehidupan.
Dari
masjid hingga taman, dari perpustakaan hingga setiap ruang kelas, gema ayat
suci hari itu menjadi simbol bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
memadukan ilmu dan iman. Kegiatan sederhana ini menjadi benih yang menumbuhkan
semangat spiritual sekaligus memperkuat karakter kebangsaan.
Melalui
Majelis Khotmil
Qur’an 2025, SMAN 2 Jombang telah menegaskan satu hal: bahwa
membangun manusia seutuhnya berarti membangun jiwa dan pikirannya sekaligus.
Dan di tengah gema lantunan Al-Qur’an yang menggema hari itu, seolah tersirat
doa yang sama dari setiap hati — semoga Jombang, kota santri yang penuh cahaya
ini, senantiasa diberkahi Allah SWT.
Ya, bersama Al-Qur’an, SMAN 2 Jombang menenun cahaya. Cahaya yang tak hanya menerangi ruang-ruang sekolah, tetapi juga menembus hati setiap insan yang ingin berjalan di jalan kebenaran dan keberkahan. [pgn]
.jpg)
0 Komentar