KH. Isrofil Amar: Kader Penggerak Nahdlatul Ulama dan Aktivis Pramuka

Ungkapan belasungkawa atas berpulangnya KH. Isrofil Amar.

[Pacarpeluk, Pak Guru NINE] - Sosok KH. Isrofil Amar mungkin belum begitu dikenal secara dekat oleh penulis, tetapi melalui dua kali partisipasinya dalam Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, tergambarlah kehebatannya sebagai ketua PCNU. Sebagai salah satu pemilih yang ikut menentukan arah pergerakan PCNU, penulis turut mengapresiasi kepemimpinan beliau yang memenangkan hati para kiai dan aktivis NU di Jombang.

Meski usianya sudah sangat senior ketika memimpin PCNU Jombang, pergerakan KH. Isrofil Amar sungguh luar biasa dan penuh khidmat. Jam’iyyah ini bergerak dengan dinamis, terutama dengan kehadiran beliau dan jajaran pengurus yang tak henti-hentinya melakukan turba ke jejaring PCNU Jombang di tingkat MWCNU dan PRNU se-Kabupaten Jombang. Kehadiran beliau memberikan semangat baru bagi NU Jombang, menciptakan momentum kebersamaan yang memperkuat fondasi organisasi.

Tak hanya sebagai ketua PCNU, KH. Isrofil Amar juga menjabat sebagai dosen di UNIPDU Peterongan Jombang. Namun, di balik dunia akademisnya, beliau ternyata juga seorang aktivis Pramuka yang gigih di Kabupaten Jombang. Kombinasi latar belakang akademis dan jiwa kepanduan menjelma dalam dinamika pergerakan beliau yang lincah dan progresif. Saya pun mulai memahami, bahwa dalam kepemimpinannya, tidak hanya aktivis NU yang terlibat, tetapi juga aktifis Pramuka yang turut andil dalam khidmat NU, baik di Pengurus Cabang maupun di Majelis Wakil Cabang.

Salah satu warisan monumental KH. Isrofil Amar adalah Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang yang berdiri megah di wilayah Diwek. Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen beliau untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. RSNU Jombang tidak hanya sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol kepedulian dan dedikasi beliau terhadap kesejahteraan umat.

Meski masa kepemimpinan beliau di PCNU Jombang telah berakhir, semangat pergerakan tidak pernah luntur. Beliau masih sering tampak hadir dalam berbagai acara yang diselenggarakan oleh PCNU. Saya masih ingat ketika bertemu beliau terakhir kali di Gedung Serbaguna PCNU Jombang di Mojoagung, pada Konferensi Cabang Ulang PCNU Jombang. Meskipun kondisinya sudah lemah karena sakit, beliau tetap menunjukkan keteguhan hati dengan hadir menggunakan kursi roda, didorong oleh seseorang yang belum saya kenal.

Semangat dan dedikasi beliau menciptakan dampak mendalam, memberikan inspirasi bagi generasi penerus NU di Jombang. Saya terkesan dengan keteguhan hati beliau untuk tetap berkontribusi, meskipun tubuhnya sudah lemah akibat faktor usia dan kesehatan yang terus menurun. Beliau bukan sekadar ketua PCNU, tetapi kader penggerak dan kader kepanduan yang tulen, mencitrakan kekuatan spiritual dan keintelektualan yang luar biasa.

Pada Senin, 25 Desember 2023, dini hari sekitar pukul 02.45 WIB, KH. Isrofil Amar meninggalkan kita. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang. Namun, walau beliau telah tiada, legacy inspiratifnya terus menggelora, menerangi perjalanan NU di Jombang dan mungkin juga di berbagai pelosok Nusantara.

Kehidupan KH. Isrofil Amar memberikan pelajaran berharga, bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang tidak hanya mencetak prestasi organisasi, tetapi juga membangun jejak kebaikan dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mengajarkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang pelayanan tanpa pamrih kepada masyarakat dan umat.

Melalui kesederhanaan dan keikhlasan beliau, KH. Isrofil Amar meninggalkan inspirasi bagi kita semua untuk terus bergerak, berkiprah, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Semangat kepemimpinan beliau mengajarkan bahwa tak ada kata pensiun dalam berbuat baik, bahwa setiap detik kehidupan adalah kesempatan untuk memberikan yang terbaik bagi sesama.

Kisah hidup dan perjuangan KH. Isrofil Amar harus terus dikenang dan dijadikan motivasi bagi generasi muda NU. Dalam kepergiannya, kita diberi amanah untuk melanjutkan perjuangan, menghormati warisan beliau, dan menjaga kebersamaan di antara kader NU. Sebagai penutup, kita patut bersyukur telah memiliki sosok seperti KH. Isrofil Amar, seorang pemimpin yang tidak hanya meninggalkan jejak organisasi, tetapi juga jejak kebaikan yang abadi. [pgn]

Posting Komentar

0 Komentar