![]() |
Saksikan obrolan Pak Guru NINE dengan Zulfisyah dengan klik tautan ini! |
[Pacarpeluk, Pak Guru NINE] - Ketika melangkah di
lorong-lorong SMA Negeri 2 Jombang sambil menyapa murid-muridanya, pandangan
mata saya secara spontan tertuju pada salah satu murid yang unik dan nyentrik. Saya
kemudian tertarik mencari informasi tentang identitas murid yang menurut saya
sangat khas. Meskipun saya belum pernah mengajar di kelasnya, namun akhirnya kami
sering berkomunikasi dan bercanda bersama.
Saya pun mendapatkan informasi bahwa namanya
adalah Muhammad Zulfisyah Putra Muharman. Gayanya bersahaja, namun saat berada
di atas panggung ia suka beraksi ala rocker underground. Di balik itu,
keaktifannya dalam kegiatan keislaman di sekolah ini memberikan warna
tersendiri dalam kesehariannya. Zulfisyah atau Zul, panggilan akrabnya,
merupakan gambaran hidup yang memancarkan semangat, keunikan, dan kepribadian
yang menginspirasi. Melalui latar belakangnya yang kaya akan prestasi dan
pengalaman, Zulfisyah membawa kita dalam perjalanan yang memperlihatkan
bagaimana keberagaman dan keunikan dapat menjadi sumber kekuatan dalam
menjalani kehidupan.
Lahir pada 15 Desember 2006 di Jakarta, Zulfisyah
menawarkan potret keberagaman yang menarik. Dari profil keluarganya, kita dapat
melihat perpaduan antara tradisi dan modernitas. Ayahnya, Dr. Dedy Muharman,
seorang dosen yang berdedikasi, sementara ibunya, Anni Nurlaila, seorang
notaris yang juga menjalankan perannya dengan tangguh. Keduanya memberikan
fondasi yang kuat bagi Zulfisyah untuk berkembang menjadi individu yang
berprestasi di berbagai bidang kehidupan.
Pendidikan merupakan salah satu tiang utama dalam
perjalanan hidup Zulfisyah. Mulai dari SD hingga SMA, Zulfisyah telah
menunjukkan dedikasi dan semangatnya yang luar biasa dalam meraih prestasi.
Juara di berbagai kompetisi seperti Kejurdokab Perkemi Embu beregu dan Randori
putra kelas 55 kg adalah cerminan dari kerja kerasnya. Namun, keberhasilan
Zulfisyah tidak hanya terpaut pada prestasi akademik semata. Keterlibatannya
dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari menjadi ketua kelas hingga
aktif dalam kegiatan keislaman melalui kegiatan ektrakurikuler Remaja Masjid
Miftahul Abror, menunjukkan bahwa Zulfisyah adalah individu yang beragam minat
dan talenta.
Namun, sorotan tidak hanya terletak pada prestasi
akademik dan kegiatan ekstrakurikuler Zulfisyah. Kepribadiannya yang nyentrik
dan kecintaannya pada seni dan olahraga memberikan dimensi lain dalam pemahaman
akan dirinya. Dalam membangun identitasnya, Zulfisyah tidak hanya terpaku pada
konvensi, tetapi juga menggali jauh ke dalam keberagaman budaya dan latar
belakang keluarganya. Dari nama-nama yang mencerminkan perpaduan antara tradisi
Islam dan budaya Belanda, hingga ketertarikannya pada seni bela diri tinju yang
diperkenalkan oleh kakeknya, Zulfisyah menunjukkan bahwa identitasnya tidak
terbatas oleh batas-batas geografis atau budaya.
Ketertarikan Zulfisyah pada seni bela diri tinju
juga mencerminkan bagian dari keberaniannya untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
Meskipun pada awalnya tertarik pada dunia game aksi seperti Doom, namun
Zulfisyah mampu melampaui batasan-batasan tersebut dan menemukan minatnya yang
sesungguhnya dalam tinju. Melalui bimbingan coach Jono dari Pertina Jombang,
Zulfisyah mampu mengasah kemampuannya dalam tinju, menunjukkan bahwa ketekunan
dan semangatnya tidak terbatas pada satu bidang saja.
Namun, Zulfisyah tidak hanya terbatas pada bidang
olahraga. Keahliannya dalam bermain beberapa alat musik seperti piano, bass,
dan gitar, serta kemampuannya dalam berbahasa Inggris menambahkan dimensi lain
dalam kepribadiannya yang multitalenta. Pengalaman dalam mendirikan band Metal,
Rock, Punk, menunjukkan bahwa Zulfisyah tidak hanya sekadar individu yang
berprestasi dalam ranah akademik, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap seni
dan ekspresi kreatif.
Namun, mungkin yang paling menarik dari semua ini
adalah bagaimana Zulfisyah mampu menggabungkan berbagai aspek dari kehidupannya
menjadi sebuah harmoni yang unik. Dari latar belakang keluarga yang beragam
hingga minatnya yang beragam dalam seni, olahraga, dan aktivitas keagamaan,
Zulfisyah menunjukkan bahwa keberagaman adalah sumber kekuatan yang tak
terbatas. Melalui dedikasi dan semangatnya, Zulfisyah telah membuktikan bahwa
tidak ada batasan yang tidak dapat diatasi, asalkan kita memiliki keberanian
untuk mengeksplorasi dan menggali potensi kita yang sesungguhnya.
Sebagai seorang yang telah mengenalnya dengan
baik, saya tidak bisa tidak terkesan dengan kepribadian dan prestasi Zulfisyah.
Melalui kisah hidupnya, Zulfisyah telah menjadi teladan bagi banyak orang,
bahwa keberagaman adalah harta yang berharga yang harus dijaga dan disyukuri.
Dalam dunia yang sering kali terpaku pada konvensi dan ekspektasi, Zulfisyah
adalah suara yang mengingatkan kita bahwa keunikan dan keberagaman adalah
sumber kekuatan yang tak terbatas.[pgn]
Data Pribadi
Nama : Muhammad
Zulfisyah Putra Muharman
Tempat, Tanggal
Lahir : Jakarta, 15 Desember 2006
Tinggi : 177 cm
Berat : 60 kg
Nama Ayah : Dr. Dedy Muharman S. H,
M.Hum, S.E
Pekerjaan Ayah : Dosen
Nama Ibu : Anni Nurlaila S.H,
M.K
Pekerjaan Ibu : Notaris
Status : Pelajar di SMA Negeri
2 Jombang kelas XI-9
Latar Belakang
Pendidikan
SD : SDIT Al
Ummah 2013-2019
SMP : SMPIT Al
Ummah 2019-2022
SMA : SMA Negeri 2
Jombang 2022-sekarang
Prestasi
1. Juara 1
Kejurdokab Perkemi Embu beregu 12-13 november 2022
2. Juara 3 Randori
Putra Kelas 55 kg 12-13 november 2023
3. Kelas 57 kg
Youth Putra se-Kabupaten 30 Oktober 2022
4. Kelas 57 kg
youth Putra se-Kabupaten 17 Desember 2023
Pengalaman Akademik/Non
Akademik
1. Pernah
mengikuti OSN informatika ketika kelas 10 namun gagal
2. Pernah
mengikuti lomba musik Create Your Music 5 Dewantara Musik 20 agustus 2023 bersama
Band Fistful
3. Mendirikan
band metal, rock, punk, bertajuk Fitsful of Metal dengan anggota Zulfisyah
sebagai bassist, Sean Arthur XI-4 sebagai gitaris lead, Nafis Laksono X-8 sebagai
drummer, Viqi XI-9 dan Joseph XI-4 sebagai vokalis, serta Arif Al-Habibi X-6
sebagai gitaris rhythm
Pengalaman
Organisasi
SD : -
SMP : Ketua kelas
SMA :
1. Anggota
aktif Remaja Masjid Miftahul Abror
2. Anggota
aktif Ekstrakulikuler Kempo
3. Aktif
sebagai anggota dari komunitas kru Remaja Independen non formal bernama PHA Crew,
yang juga melatar belakangi terciptanya band Fistful
Arti Nama per Kata
1. Muhammad,
agar memiliki akhlak terpuji layaknya Baginda Nabi Muhammad SAW
2. Zulfisyah,
gabungan dari nama Zulkifli dan Syahrial (Syahrial mengacu pada nama kakeknya,
Imam Sjah Syahrial)
3. Putra
Muharman, anak dari Muharman (merujuk kepada nama belakang ayahnya yakni Dedy
Muharman)
Latar belakang mulai bertinju
Saat kanak-kanak, Zulfisyah suka menonton tinju di televisi bersama dengan kakek. Kakek saya, Imam Sjah Syahrial, adalah penikmat tinju yang fanatik. Dari sanalah ia mulai menyukai tinju.
Ketika SD dan SMP Zulfisyah suka bermain game-game bertemakan aksi, salah satunya adalah Doom. Dari sana lah kegemaran saya akan tema tema aksi mulai membuncah.
Saat masuk SMA, Zulfisyah
mulai berkenalan dengan coach Jono dari Pertina (Persatuan Tinju Amatir)
Jombang melalui pelatih kempo di sekolah. Dari coach Jono ia mulai dilatih
tinju secara intensif di Seleb Gym.
Keahlian Lain
1. Bisa
memainkan instrumen piano, bass, dan gitar
2. Jago
berbahasa Inggris
Nasab Zulfisyah bila ditelusuri
lebih lanjut (bersumber dari catatan sejarah keluarga yang disimpan oleh
kakek)
1. Imam Sjah
Syahrial, kakek kandung, pekerjaan sebagai pengacara.
2. Yusoph
Mansur, kakek buyut, seorang sipir penjara, ayah dari kakek saya Imam Sjah. Memiliki
istri bernama Louis Van Zuylen, seorang Belanda anak dari Paul Hendrik Van
Zuylen.
3. Paul
Hendrik Zuylen adalah orang Belanda yang bekerjasama sebagai pengusaha yang
bekerja di Suiker Fabrik (Pabrik Gula) Sumobito. Memiliki 2 istri, satu orang
Belanda dan satu orang lokal bernama Soeprapti.
4. Ada
kemungkinan Paul Hendrik Van Zuylen memiliki hubungan kekerabatan dengan Pieter
Hendrik Van Zuylen van Nijevelt, seorang Baron asal Belanda yang sezaman dengan
Napoleon Bonaparte.
5. Rumah yang ditempati Zulfisyah bersama keluarganya adalah bekas peninggalan dari Paul Hendrik Van Zuylen
0 Komentar