![]() |
Pertemuan guru dengan murid dalam pembelajaran harus menjadi momen pertemuan yang saling menggembirakan. |
[Pacarpeluk, Pak Guru NINE] - Sebagai seorang
guru, saya sering kali mendapati reaksi kaget dari banyak orang ketika mereka
melihat gaya mengajar saya, baik melalui video pembelajaran maupun saat menyaksikan
langsung di kelas. Hal ini terjadi karena metode pengajaran saya yang berbeda
dari kebanyakan guru lainnya. Saya memegang teguh prinsip bahwa dalam mengajar,
baik hati saya maupun hati murid-murid harus bergembira. Prinsip ini menjadi
landasan utama dalam setiap sesi pembelajaran yang saya lakukan.
Dari detik-detik pertama saya memasuki kelas,
suasana gembira sudah saya kondisikan. Salah satu cara yang efektif adalah
dengan menyapa murid-murid dengan salam yang khas, disampaikan dalam beragam nada
yang mampu menghadirkan suasana ceria. Sapaan ini tidak hanya berfungsi sebagai
pembuka, tetapi juga sebagai pemecah kebekuan yang mungkin ada antara saya dan
murid-murid. Mereka menyambut sapaan tersebut dengan senyum dan antusiasme,
yang menjadi fondasi bagi suasana belajar yang positif.
Di tengah-tengah pembelajaran, saya sering kali
melakukan ice breaking dengan mengajak murid-murid bernyanyi lagu populer yang
syairnya telah saya sesuaikan dengan materi pelajaran. Aktivitas ini tidak
hanya menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi juga membantu murid-murid
mengingat materi dengan lebih mudah. Penggunaan media pembelajaran elektronik
yang dilengkapi dengan perangkat audio di dalam kelas menjadi alat bantu yang
sangat efektif untuk memantik kegembiraan. Suara musik dan nada yang ceria
membuat suasana kelas menjadi hidup dan penuh semangat.
Mengondisikan suasana gembira dalam setiap
pertemuan dengan murid-murid adalah tujuan utama saya. Saya tidak ingin
kehadiran saya di kelas menjadi hal yang mencekam bagi mereka. Sebaliknya, saya
ingin setiap momen pembelajaran dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa ingin
tahu. Saya percaya bahwa kebahagiaan adalah kunci dalam menciptakan lingkungan
belajar yang efektif. Saat murid-murid merasa senang, mereka lebih terbuka
untuk menerima materi pelajaran dan berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Dalam hal penguasaan kompetensi pembelajaran, saya
sangat yakin bahwa selama murid-murid mau membaca dan belajar, mereka pasti
akan menguasainya. Pertemuan antara guru dan murid harus menjadi momen yang
penuh dengan kegembiraan, di mana pendalaman dan pengayaan materi pembelajaran
dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Diskusi dan tanya jawab menjadi inti
dari pembelajaran yang saya terapkan, di mana setiap pertanyaan dan jawaban
diwarnai dengan canda tawa dan antusiasme.
Metode pengajaran yang saya terapkan ternyata
selaras dengan gaya KH. Baha’udin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus
Baha’, dalam menyampaikan dakwahnya. Saya sangat terinspirasi oleh wasiat dari
bapak beliau, yang mengajarkan bahwa dalam mengajar atau berdakwah, sebaiknya
dilakukan dengan guyon atau bercanda. Gus Baha’ menjelaskan bahwa orang yang
datang untuk belajar atau mengaji sudah dibebani oleh banyak hal, seperti
hutang atau masalah keluarga. Jangan sampai mereka dibuat menangis kedua
kalinya di tempat belajar karena ditakut-takuti dengan siksa neraka. Menurut
Gus Baha’, hal ini hanya akan menambah kesedihan mereka.
Gaya mengajar saya yang penuh kegembiraan ini
tidak hanya membuat murid-murid merasa nyaman, tetapi juga membuat mereka lebih
mudah memahami materi pelajaran. Dengan menghadirkan suasana yang menyenangkan,
murid-murid lebih termotivasi untuk belajar dan tidak merasa terbebani oleh
proses pembelajaran itu sendiri. Saya yakin bahwa kebahagiaan adalah elemen
penting dalam pendidikan, dan tugas seorang guru adalah menciptakan lingkungan
yang mendukung hal tersebut.
Selain itu, saya percaya bahwa interaksi antara guru dan murid harus didasari oleh rasa saling menghargai dan kegembiraan. Dengan menciptakan suasana yang ceria, murid-murid merasa lebih dekat dengan saya dan lebih berani untuk bertanya atau menyampaikan pendapat mereka. Hal ini juga membantu membangun rasa percaya diri mereka, yang sangat penting dalam proses belajar.
Kesimpulannya, metode pengajaran yang saya terapkan, yang berfokus pada kegembiraan dan kebahagiaan, telah terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Dengan mencontoh gaya Gus Baha’ dalam menyampaikan dakwahnya, saya berusaha untuk membuat setiap momen pembelajaran menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi murid-murid. Saya percaya bahwa dengan hati yang gembira, proses belajar mengajar akan menjadi lebih bermakna dan hasilnya akan lebih optimal. Suasana kelas yang penuh keceriaan adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan kreativitas bagi setiap murid. [pgn]
0 Komentar