![]() |
Sigit Kuncoro memandu guru-guru SMAN 2 Jombang dalam workshop Aktivitas Interaktif dalam Pembelajaran. |
[Jombang, Pak Guru NINE] – Bertempat di Aula Ki
Hajar Dewantara di SMAN 2 Jombang dipenuhi oleh antusiasme para guru sekolah
ini yang mengikuti sebuah workshop penting bertema "Aktivitas Interaktif
dalam Pembelajaran". Workshop ini menghadirkan Sigit Kuncuro, S.Pd.,
MM.Pd., yang saat ini menjabat sebagai Pengawas Sekolah, sebagai pemateri
utama.
Sigit Kuncuro membuka sesi workshop dengan
menguraikan konsep dasar Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yang terdiri
dari lima komponen utama: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima
komponen ini, menurut Sigit, sangat penting untuk dikembangkan dalam diri
setiap siswa agar mereka tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga
memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Materi utama workshop ini adalah Pembelajaran Sosial
dan Emosional (PSE) atau yang dikenal secara internasional sebagai Social
Emotional Learning (SEL). PSE adalah proses di mana individu mempelajari dan
menerapkan serangkaian keterampilan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai sosial
serta emosional yang membantu mereka berhasil di sekolah dan dalam kehidupan
sehari-hari.
"Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah
dasar penting bagi Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Dengan PSE, kita membekali siswa dengan kemampuan untuk menghadapi tantangan
sosial dan emosional yang mereka temui di dalam dan di luar lingkungan
sekolah," jelas Sigit Kuncuro.
Dalam sesi ini, Sigit juga membagikan berbagai
strategi praktis untuk memasukkan SEL ke dalam kelas. Salah satu pendekatan
yang disarankan adalah memulai hari dengan menanyakan perasaan siswa.
"Langkah sederhana ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih
positif dan mendukung," katanya.
Cara lain yang efektif adalah memberikan siswa
kesempatan untuk mengamati dan belajar dari cara situasi sulit ditangani. Ini
memberikan mereka wawasan tentang bagaimana menghadapi tantangan yang mungkin
mereka temui. Sigit menekankan pentingnya bermain peran di depan kelas sebagai
metode praktis untuk mengajarkan keterampilan ini. "Bermain peran memungkinkan
siswa untuk secara langsung mengalami dan mempraktikkan cara-cara mengatasi
situasi sulit," ujarnya.
Selain itu, Sigit menggarisbawahi pentingnya
menyediakan ruang aman bagi siswa untuk menenangkan diri. Ruang ini
memungkinkan siswa untuk merefleksikan perasaan dan emosi mereka, serta
mengembangkan keterampilan manajemen diri yang lebih baik. "Ruang aman ini
merupakan tempat di mana siswa bisa belajar mengelola emosi mereka secara
efektif," tambahnya.
Workshop ini juga menjadi ajang bagi para guru untuk
berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang implementasi SEL di kelas mereka.
Diskusi yang terjadi sangat interaktif dan membuka banyak wawasan baru bagi
para peserta. Beberapa guru mengungkapkan bahwa setelah menerapkan
teknik-teknik SEL, mereka melihat peningkatan signifikan dalam perilaku dan
prestasi akademik siswa.
Sigit Kuncuro menutup workshop dengan menjelaskan
bagaimana PSE dapat menjadi fondasi yang kuat untuk P5. P5 sendiri adalah
sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan mengintegrasikan SEL, P5 dapat
membantu siswa untuk tidak hanya memahami, tetapi juga menghayati nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Melalui P5, kita berharap siswa dapat
menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga
berkarakter kuat dan memiliki kecerdasan sosial serta emosional yang tinggi.
Ini adalah langkah penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang tangguh
dan berkualitas," ujar Sigit.
Dengan berakhirnya workshop ini, diharapkan para guru SMAN 2 Jombang dapat mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional secara lebih efektif di kelas mereka, menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan mendukung bagi para siswa. [pgn]
0 Komentar