Saya Ikut Stop Bullying!

 

Konten media sosial menjadi salah satu media kampanye anti perundungan.


[Jombang, Pak Guru NINE] - Sebagai bagian dari panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), saya memang ikut ambil bagian aktif mengkampanyekan gerakan anti perundungan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 2 Jombang. Kampanye ini merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Dengan slogan "Stop Bullying," saya menyampaikan pesan penting tentang pentingnya saling menghormati di antara murid. "Jika kau ingin diperlakukan baik, maka perlakukanlah orang lain dengan baik pula agar hidupmu damai dan bahagia." Quote ini saya cantumkan dalam konten media sosial yang saya buat. Pesan ini menggarisbawahi prinsip dasar bahwa sikap saling menghormati dan perlakuan baik antar sesama adalah kunci untuk menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di lingkungan sekolah.

Saya juga memahami bahwa perundungan memiliki dampak yang sangat merugikan bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, saya berupaya mengedukasi para murid tentang bahaya perundungan dan pentingnya melaporkan setiap tindakan yang mencurigakan atau mengarah pada perundungan. Dalam setiap kesempatan,, saya selalu menekankan bahwa anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siapapun, baik itu guru, pengelola sekolah, atau teman-teman sekelas. Hal ini sejalan dengan pasal 54 Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang mengamanatkan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan.

Dalam kampanye anti perundungan ini, saya juga mengajak murid-murid untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang positif. Saya menyarankan agar mereka saling menguatkan dan membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, serta menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh dukungan. Dengan pendekatan yang humanis dan penuh empati, saya berharap usaha ini bisa berhasil membangun hubungan yang kuat dengan para murid, sehingga mereka merasa nyaman dan aman untuk berbicara dan melaporkan segala bentuk perundungan yang terjadi.

Komitmen saya dalam mengkampanyekan gerakan anti perundungan ini merupakan panggilan hati sebagai seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan emosional dan psikologis murid-murid. Melalui upaya ini, beliau berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan, di mana setiap murid dapat belajar dan berkembang dengan rasa aman dan bahagia.[pgn]

 


Posting Komentar

0 Komentar