![]() |
Flyer ini sengaja dibuat sebagai bentuk penolakan atas pasal yang sensitif itu. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Ketika muncul polemik
terkait beberapa pasal tentang Kesehatan Reproduksi yang dimuat dalam Peraturan Pemerinta Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2024 Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang
Kesehatan, saya tergerak untuk melakukan survey pemahaman kepada murid-murid
saya di SMA Negeri 2 Jombang. Melalui Google Form, saya bertanya kepada mereka,
“Ketika kalian mendengar atau membaca
"Alat Kontrasepsi", apa yang ada di dalam benak kalian?”
Sebanyak
61 responden saya memberikan jawaban yang beragam. Setidak-tidaknya ada 5
kelompok jawaban mereka yang terpetakan secara kuantitatif dan kualitatif
sebagai berikut:
1. Pencegahan Kehamilan (61,0%)
Jawaban
yang berkisar dari "kehamilan," "mencegah,"
"pencegahan," hingga "alat untuk mencegah atau menunda
kehamilan" menonjol sebagai kategori dominan. Sebanyak 37 dari 61
responden (61%) mengaitkan alat kontrasepsi dengan pencegahan kehamilan. Ini
menunjukkan pemahaman yang kuat bahwa fungsi utama alat kontrasepsi adalah
untuk mencegah kehamilan.
2. Kondom dan Alat Tertentu (16,4%)
Sebanyak
10 responden (16,4%) menyebutkan "kondom" atau "alat"
secara spesifik. Kondom adalah salah satu bentuk alat kontrasepsi yang paling
dikenal dan seringkali menjadi contoh utama dalam edukasi kesehatan reproduksi.
3. Asosiasi dengan Seks dan Tabu (8,2%)
Beberapa
jawaban seperti "pergaulan bebas," "seks," dan "hal
yang tabu" menunjukkan bahwa 5 responden (8,2%) mengaitkan alat
kontrasepsi dengan topik-topik sensitif atau tabu. Ini menunjukkan adanya
pandangan negatif atau tidak nyaman terkait pembicaraan tentang alat
kontrasepsi.
4. Kurangnya Pengetahuan (8,2%)
Jawaban
seperti "Ga tau pak," "saya tidak tau," dan "kurang
tau" diperoleh dari 5 responden (8,2%). Ini menandakan bahwa ada sebagian
kecil murid yang belum memiliki informasi atau pemahaman yang cukup mengenai
alat kontrasepsi.
5. Jawaban Menyimpang (6,6%)
Jawaban
seperti "canggih," "keren," dan "wow" berasal
dari 4 responden (6,6%). Jawaban ini menunjukkan bahwa beberapa murid menjawabnya
sekenanya, sehingga tidak relevan dengan pertanyaan.
Analisis
Sederhana
1. Pemahaman Umum tentang Fungsi Utama
Dengan
61% jawaban yang mengasosiasikan alat kontrasepsi dengan pencegahan kehamilan,
tampak jelas bahwa pemahaman dasar tentang fungsi utama alat kontrasepsi sudah
cukup umum di kalangan murid. Ini mencerminkan bahwa pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah mungkin sudah efektif dalam menyampaikan tujuan utama
alat kontrasepsi.
2. Kesenjangan Pengetahuan
Kesenjangan
pengetahuan masih ada, dengan 8,2% responden yang tidak tahu atau kurang tahu
tentang alat kontrasepsi. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan edukasi dan
informasi yang lebih mendalam tentang topik ini.
3. Fokus pada Kondom
Dominasi
sebutan "kondom" menunjukkan bahwa ini adalah bentuk alat kontrasepsi
yang paling dikenal. Ini bisa menjadi indikator bahwa bisa jadi edukasi
kesehatan reproduksi di sekolah lebih menekankan pada kondom sebagai contoh
alat kontrasepsi.
4. Persepsi Tabu dan Sensitif
Dengan
adanya jawaban yang mengaitkan alat kontrasepsi dengan tabu dan seks, terdapat
kebutuhan untuk pendekatan yang lebih terbuka dan sensitif dalam membahas alat
kontrasepsi. Ini penting untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman
yang sehat tentang topik ini.
5. Jawaban Menyimpang
Jawaban
seperti "canggih," "keren," dan "wow" berasal
dari 4 responden (6,6%). Saya mengabaikan jawaban ini, selain karena tidak
relevan dengan pertanyaan, jumlah prosentasenya paling kecil. Meskipun jawaban
responden ini tetap bisa ditafsirkan sebagai jawaban yang tidak sebenarnya atau
ada yang ditutupi dibalik kata-kata tesebut, tapi saya mengabaikannya dan tidak
membahasnya.
Simpulan
Berdasarkan analisis prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar murid-murid saya di SMAN 2 Jombang memiliki pemahaman dasar yang baik mengenai fungsi alat kontrasepsi, terutama dalam hal pencegahan kehamilan. Dengan pemahaman dasar dari murid-murid seperti itu, lalu apa manfaatnya, upaya kesehatan sistem reproduksi usia sekolah dan remaja dengan cara penyediaan alat kontrasepsi? Padahal masih ada banyak alat peraga lain yang bisa digunakan untuk sosialisasi dan edukasi yang lebih sesuai dan efektif dengan budaya sekolah![pgn]
0 Komentar