![]() |
Pak Guru NINE bersama istri dan anak-anaknya serta murid-muridnya di SMAN 2 Jombang. |
[Pacarpeluk,
Pak Guru NINE] - Hari ini, Sabtu, 7 September 2024, saya genap berusia 45
tahun. Pada Jumat Kliwon, 7 September 1979, ibu saya, Dewi Alfiyah, melahirkan
saya sebagai anak kedua dalam keluarga kami, dengan penuh cinta dan harapan. Nine
Adien Maulana adalah nama pemberian bapak saya, Syamsul Huda, sebagai tanda
cinta dan doa bagi masa depan saya. Di usia yang telah mencapai angka setengah
abad kurang lima tahun ini, saya merenungkan perjalanan hidup yang penuh warna,
penuh pelajaran, dan tentunya penuh berkah dari Allah SWT.
Di
usia 45 tahun ini, saya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk terus ditemani
oleh kedua orang tua saya yang sangat saya cintai. Meski usia mereka sudah
tidak lagi muda, alhamdulillah, mereka masih sehat wal afiat. Setiap hari, doa
saya selalu menyertai mereka: "Ya Allah, limpahkan kesehatan dan istiqamah
dalam ibadah kepada beliau berdua. Aamiin." Keberadaan mereka dalam hidup
saya adalah anugerah yang tak ternilai. Kehadiran dan doa mereka menjadi sumber
semangat saya untuk terus berbuat baik dan melanjutkan perjuangan hidup ini.
Tidak
hanya itu, saya juga bersyukur karena di usia ini saya ditemani oleh istri
tercinta, Hikmatun Ni’mah. Kami telah menikah selama 18 tahun, melewati
berbagai tantangan dan kebahagiaan bersama. Dalam pernikahan ini, saya belajar
bahwa cinta sejati bukan hanya tentang suka cita, tetapi juga tentang
kesabaran, pengertian, dan saling mendukung di kala suka maupun duka. Kami
terus berdoa agar Allah menjadikan pernikahan kami barokah dan penuh rahmat. Aamin. Doa itu selalu kami ucapkan dengan tulus. Hikmatun Ni'mah adalah
partner hidup yang selalu ada di sisi saya, mendukung dalam setiap langkah, dan
menjadi sumber inspirasi untuk terus maju.
Kami
juga dianugerahi tiga anak yang menjadi penerus dan penyemangat kami. Anak
pertama kami, Caraka Shankara, kini berusia 16 tahun dan sedang menempuh
pendidikan di kelas XI SMA Negeri 2 Jombang. Anak kedua, Taliya Kayana, yang
berusia 15 tahun, saat ini belajar di kelas IX SMP Negeri 3 Peterongan, dan
juga mondok di asrama Hidayatul Quran, Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan.
Anak ketiga kami, Wacana Bawana, berusia 10 tahun dan belajar di kelas IV SD
Islam Roushon Fikr Jombang.
Melihat
pertumbuhan dan perkembangan mereka, hati saya selalu diliputi syukur. Saya
menyadari bahwa menjadi orang tua adalah amanah yang luar biasa berat dan
sekaligus mulia. Setiap hari, saya memohon kepada Allah: "Ya Allah,
mudahkanlah kami menerima amanah-Mu. Bantulah kami menjaga amanah ini. Tanpa
bantuan-Mu, kami benar-benar lemah dan tidak mampu."
Menjaga
amanah ini adalah bentuk ibadah kami kepada Allah SWT. Dalam menjalani peran
sebagai orang tua, saya dan istri berikhtiar lahir batin, menyadari sepenuhnya
keterbatasan kami dan memohon pertolongan kepada Allah yang Maha Kuasa. Kami
berusaha membimbing anak-anak kami dengan nilai-nilai Islam yang kuat, harapan
kami mereka tumbuh menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, yang berakhlak
mulia dan mampu memberikan manfaat bagi sesama.
Di
usia yang ke-45 ini, saya semakin memahami pola perjalanan kehidupan saya.
Berbagai pengalaman yang telah saya lalui memberikan banyak pelajaran berharga.
Kini, saya merasa lebih bijaksana dalam menghadapi setiap tantangan, dan
memiliki rambu-rambu yang menjadi petunjuk arah dalam menjalani hidup.
Pengalaman-pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih berhati-hati, lebih
sabar, dan lebih tawakal kepada Allah dalam setiap langkah yang saya ambil.
Saya menyadari bahwa hidup bukanlah tentang seberapa banyak kita mendapatkan,
tetapi seberapa banyak kita bersyukur dan memberi.
Seiring
dengan bertambahnya usia, saya juga mendapatkan amanah sebagai Wali Kelas XI-4
di SMA Negeri 2 Jombang. Amanah ini sangat saya syukuri karena memberikan saya
kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan murid-murid saya.
Dinamika di kelas, mulai dari canda tawa, keseriusan belajar, hingga
momen-momen emosional, menjadi warna-warni yang memperkaya hubungan kami. Saya
sangat menikmati peran ini, di mana saya tidak hanya berperan sebagai pendidik,
tetapi juga sebagai teman dan sosok yang mereka percaya.
Murid-murid
di kelas XI-4 inilah yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun ke-45
kepada saya hari ini. Ucapan mereka membuat saya tersenyum dan terharu, karena
jujur saja, di usia ini, saya sering kali lupa akan momen ulang tahun saya
sendiri. Kehadiran mereka mengingatkan saya betapa berharganya hubungan yang
terjalin antara guru dan murid.
Memang,
bagi saya, di usia yang semakin bertambah ini, saya tidak lagi mengistimewakan
hari ulang tahun. Perayaan simbolik bukanlah prioritas saya lagi. Saya lebih
memilih merayakan kehidupan melalui hal-hal yang nyata dan substansial:
kecukupan rezeki, keluarga yang harmonis, anak-anak yang berprestasi dan
berakhlak mulia. Inilah kebahagiaan sejati yang selalu saya dambakan saat ini.
Kebahagiaan yang bukan datang dari seremonial semata, tetapi dari rasa syukur
yang mendalam atas segala nikmat yang Allah SWT berikan.
Saya
ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengucapkan
selamat ulang tahun ke-45 kepada saya. Ucapan dan doa yang mengalir dari
berbagai pihak sungguh membuat saya merasa dihargai dan diingat. Setiap ucapan
menjadi pengingat bahwa perjalanan hidup ini tidak dilalui sendirian, melainkan
bersama dengan orang-orang yang peduli dan menyayangi. Saya berharap, semoga
Allah SWT mengijabah segala doa kebaikan yang dipanjatkan untuk saya, dan
semoga Allah membalas semua kebaikan tersebut dengan balasan yang terbaik.
Aamiin.
Di usia 45 tahun ini, refleksi hidup membawa saya pada kesadaran bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan amanah, baik dari Allah maupun dari sesama manusia. Menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih bersyukur adalah cita-cita saya setiap hari. Semoga di sisa usia yang Allah tetapkan, saya bisa terus berbuat kebaikan, menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, dan menjadi pribadi yang lebih dekat dengan-Nya. Aamiin.[pgn]
0 Komentar