![]() |
Wacana Bawana bersama tim Rebana Al-Banjari SD Islam Roushon Fikr. |
[Jombang,
Pak Guru NINE] - Dalam
kehidupan, kemenangan bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan. Lebih dari
itu, semangat pantang menyerah, kerja keras, dan dedikasi adalah hal yang lebih
berarti dalam membentuk karakter seseorang. Itulah pelajaran berharga yang
kami—saya dan istri—sampaikan kepada anak ketiga kami, Wacana Bawana, dalam kompetisi
al-Banjari baru-baru ini.
Menuju Festival al-Banjari
Sejak beberapa pekan terakhir, Wacana begitu
bersemangat dalam mempersiapkan diri untuk festival al-Banjari. Dalam
bimbingan ustadz pelatih, Ia
bersama timnya berlatih dengan serius, mengasah teknik, memperbaiki harmoni,
dan memperdalam pemahaman mereka tentang shalawat yang akan dibawakan. Sebagai
orang tua, kami menyaksikan sendiri betapa ia memberikan waktu dan tenaga
secara maksimal demi penampilan terbaik dalam kompetisi tersebut.
Festival al-Banjari yang diadakan di SMP Islam
Roushon Fikr pada Sabtu, 22 Februari 2025, menjadi panggung yang telah lama
mereka nantikan. Kami melihat bagaimana Wacana dan timnya penuh semangat saat
hari perlombaan tiba. Dengan mengenakan seragam khas mereka, membawa alat musik
rebana dengan bangga, mereka melangkah ke arena dengan penuh percaya diri.
Saat giliran mereka tampil, atmosfer di ruangan
menjadi begitu khusyuk. Alunan shalawat menggema, suara mereka berpadu dengan
irama rebana yang harmonis. Penampilan mereka begitu solid, penuh penghayatan,
dan menunjukkan hasil dari latihan panjang mereka.
Namun, setelah seluruh peserta tampil dan juri
mengumumkan pemenang, nama tim Wacana tidak disebutkan sebagai juara. Saya
melihat ekspresi kecewa di wajahnya, matanya berkaca-kaca, dan air mata pun
akhirnya jatuh di pipinya. Ia benar-benar berharap dapat membawa pulang gelar
juara, tetapi kenyataan berkata lain.
Menguatkan Hati yang Kecewa
Sebagai orang tua, momen itu adalah kesempatan
besar bagi kami untuk mengajarkannya tentang arti kegagalan yang sesungguhnya.
Saya dan istri segera mendekatinya, menepuk pundaknya, dan mengingatkannya
bahwa perjuangan yang telah ia lalui jauh lebih berharga daripada sekadar hasil
akhir. Saya katakan kepadanya, “Nak, juara bukanlah satu-satunya tujuan. Usaha
kerasmu, dedikasimu, dan keberanianmu untuk tampil sudah membuatmu menjadi
pemenang sejati.”
Meski masih berusaha menahan tangisnya, Wacana
mendengarkan dengan saksama. Kami juga mengingatkannya bahwa Mbaknya,
Taliya Kayana, dulu juga mengalami hal pahit seperti dirinya selama masa belajar
di SD Islam Roushon Fikr, meskipun telah berkali-kali berusaha dalam even kompitisi. Baru saat
ia belajar di SMPN 3 Peterongan Taliya Kayana bisa meraih juara yang
mengantarkannya kepada kebermanfaatan.
Kami ingin Wacana memahami bahwa kegagalan bukan
akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini adalah awal dari perjalanan yang lebih
panjang dan lebih berharga. Saya mengajaknya untuk melihat ke belakang dan
mengapresiasi apa yang telah ia lakukan sejauh ini—mulai dari keberaniannya
mengambil tantangan, kerja kerasnya dalam latihan, hingga dedikasinya dalam
menjaga kekompakan tim.
Saya juga memberinya perspektif lain. Jika ia dan
timnya menang kali ini, mungkin mereka akan merasa sudah cukup baik dan tidak
perlu berlatih lebih keras lagi. Namun, dengan hasil ini, mereka memiliki
alasan kuat untuk kembali bangkit, memperbaiki kekurangan, dan menjadi lebih
baik ke depannya.
Hari itu, meski sempat menangis dan merasa kecewa,
saya melihat ada percikan semangat di mata Wacana setelah kami berbincang
panjang. Ia mulai memahami bahwa perjalanan ini belum berakhir. Kami juga
menegaskan bahwa kami tetap bangga padanya, tak peduli apakah ia menang atau
tidak.
Sebagai orang tua, saya semakin yakin bahwa proses
adalah hal yang lebih penting daripada hasil akhir. Kami tidak ingin Wacana
hanya berfokus pada kemenangan, tetapi juga memahami bahwa kegagalan adalah
bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Dengan demikian, ia tidak hanya
menjadi anak yang berprestasi, tetapi juga memiliki mental baja yang akan
berguna dalam kehidupannya kelak.
Festival al-Banjari kali ini memang belum membawa gelar juara bagi Wacana, tetapi kami yakin, ini bukan akhir dari perjalanan. Justru, ini adalah awal dari kisah yang lebih besar. Dengan semangat dan dedikasi yang ia tunjukkan, saya yakin suatu hari nanti, ia akan berdiri di atas panggung sebagai pemenang sejati—tidak hanya di kompetisi, tetapi juga dalam kehidupan.
Ketika saat itu tiba, ia akan mengingat hari ini, di mana ia belajar bahwa kemenangan sejati bukan hanya tentang piala, tetapi tentang bagaimana kita bangkit dari kekecewaan dan terus melangkah ke depan dengan kepala tegak.[pgn]
0 Komentar