Ketika Pena Bertemu Kalam Ilahi

 

SMAN 2 Jombang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

[Jombang, Pak Guru NINE] - Pada Selasa, 18 Maret 2025, SMAN 2 Jombang turut serta dalam Launching Penulisan Mushaf Al-Qur’an 2025 yang diselenggarakan secara virtual oleh Bidang PAIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah momentum yang membangun kecintaan terhadap Al-Qur’an melalui pengalaman menulis ayat suci secara langsung. 

Delegasi dari SMAN 2 Jombang terdiri dari panitia dan peserta Pondok Ramadhan yang sedang berlangsung di sekolah. Mereka berkumpul di Laboratorium Fisika, sebuah ruang yang pada hari itu berubah menjadi tempat ibadah yang penuh khidmat. Di ruangan ini, pena-pena mulai menari, menebalkan kalam Ilahi yang telah dicetak samar pada lembaran mushaf. 

Menulis Al-Qur’an, Menulis Keimanan

Setiap peserta menerima satu halaman mushaf yang telah dicetak dengan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an secara samar. Tugas mereka sederhana, tetapi penuh makna: menebalkan dan memperjelas setiap huruf dengan cermat dan hati-hati, sesuai dengan kaidah penulisan aksara Arab. 

Suasana begitu tenang. Hanya terdengar suara halus gesekan pena dengan kertas, berpadu dengan alunan ayat-ayat suci yang menggema di dalam hati setiap peserta. Mereka sadar bahwa yang mereka tulis bukan sekadar huruf, melainkan firman Allah yang telah dijaga sejak zaman Nabi Muhammad hingga kini. 

“Saya merasa sangat terhormat bisa ikut serta dalam penulisan ini. Ini bukan hanya sekadar menulis, tapi juga bentuk ibadah yang mendekatkan kami pada Al-Qur’an,” ujar seorang peserta dengan penuh rasa syukur. 

Menjaga Tradisi, Merawat Kesucian

Penulisan mushaf secara manual adalah tradisi yang telah berlangsung sejak masa Rasulullah . Di masa itu, para sahabat mencatat wahyu dengan berbagai media seperti pelepah kurma, tulang belikat unta, dan kulit hewan. Hingga kini, tradisi ini tetap lestari, meskipun teknologi telah berkembang pesat. 

Dalam kegiatan ini, para peserta bukan hanya menulis, tetapi juga belajar bersabar, teliti, dan bertanggung jawab atas setiap goresan yang mereka buat. Seorang guru pendamping mengingatkan bahwa menulis Al-Qur’an membutuhkan ketelitian yang tinggi, sebab satu kesalahan bisa mengubah makna. Oleh karena itu, mereka menulis dengan penuh kehati-hatian, memahami bahwa setiap huruf yang mereka tebalkan adalah bagian dari wahyu yang harus dijaga kesuciannya. 

Selain menulis, peserta juga mendapatkan materi singkat tentang sejarah penulisan Al-Qur’an dari guru pendamping. Mereka diajak menyelami perjalanan Al-Qur’an sejak masa Nabi Muhammad hingga era modern. Dari tulisan tangan para sahabat, kodifikasi pada masa Khalifah Utsman bin Affan, hingga perkembangan mushaf digital di zaman sekarang, mereka semakin menyadari betapa besar perjuangan para ulama dalam menjaga kemurnian kitab suci ini. 

“Menulis mushaf secara langsung memberi saya pengalaman baru. Saya semakin memahami betapa indah dan sakralnya tulisan Al-Qur’an,” ungkap seorang peserta lainnya dengan mata berbinar. 

Kegiatan ini membuktikan bahwa kemajuan teknologi tidak serta-merta menggantikan tradisi Islam yang luhur. Justru, dengan adanya kegiatan virtual seperti ini, lebih banyak siswa dari berbagai daerah bisa turut serta dalam pengalaman menulis mushaf bersama. 

Melalui partisipasi dalam Launching Penulisan Mushaf Al-Qur’an 2025, SMAN 2 Jombang menegaskan komitmennya dalam membina generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki kecintaan mendalam terhadap Al-Qur’an. Mereka bukan hanya menjadi pembaca, tetapi juga pelaku dalam menjaga keberlangsungan tradisi Islam. 

Refleksi Diri

Saat pena bertemu dengan kalam Ilahi, bukan hanya tinta yang mengalir, tetapi juga kesadaran spiritual yang semakin tumbuh. Kini, saatnya kita bertanya pada diri sendiri: Seberapa sering kita membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari? 

Jika diberi kesempatan, apakah kita juga ingin turut serta dalam menulis mushaf yang menjadi bagian dari sejarah ini? 

Menulis Al-Qur’an bukan hanya tentang menorehkan tinta di atas kertas, tetapi juga menuliskan cahaya ke dalam hati. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk semakin mencintai Al-Qur’an, bukan hanya dengan membaca, tetapi juga dengan mengamalkan ajarannya dalam setiap aspek kehidupan. 

Bagikan pendapat dan pengalamanmu di kolom komentar! Apa makna Al-Qur’an dalam hidupmu? [pgn]




Posting Komentar

0 Komentar