![]() |
Naskah khutbah Jumat ini disusun berdasarkan tausiyah DP MUI Jawa Timur tentang tentang Etika Beraktivitas Sosial Budaya di Ruang Publik Nomor : 02/DP-P/VII/2025. |
Khutbah
Pertama
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ،
وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ الذُّنُوْبُ وَالسَّيِّئَاتُ، وَبِكَرَمِهِ تُقْبَلُ
الْعَطَايَا وَالْعِبَادَاتُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ، الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةٌ لِّلْعَالَمِيْنَ،
الْمُرْسَلِ إِلَى كَافَّةِ الْمَخْلُوْقِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَذُرِّيَتِهِ
الْأَطْهَارِ، وَصَحَابَتِهِ الْأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِالْاِبْتِعَادِ
مِنَ الْأَشْرَارِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ
لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَمَنِ
اتَّبَعَ الْهُدَى وَاتَّقَى فَقَدْ أَفْلَحَ وَفَازَ، إِنَّ اللهَ لَايُخْلِفُ
الْمِيْعَادَ، قَالَ تَعَالَى: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا،
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke
hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah
menganugerahkan kepada kita kehidupan, keimanan, dan kesempatan untuk
menunaikan ibadah Jumat. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, teladan agung bagi seluruh umat manusia.
Sebagai bukti kecintaan
serta ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, marilah kita terus berupaya
meningkatkan kualitas takwa kita, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, agar hidup kita senantiasa berada dalam lindungan
dan keberkahan-Nya.
Jamaah
Jumat yang dimuliakan Allah,
Di zaman yang serba terbuka ini, kita
menyaksikan begitu banyak perubahan dalam kehidupan sosial kita. Salah satunya
adalah kondisi ruang publik — baik ruang publik fisik seperti taman
kota, jalanan, panggung pertunjukan, maupun ruang digital seperti media sosial
dan platform daring lainnya. Ruang publik sejatinya adalah tempat kita
berinteraksi, berbagi gagasan, dan menyampaikan ekspresi. Ia adalah cermin
wajah kolektif masyarakat.
Namun, apa jadinya bila ruang publik
yang seharusnya menjadi ladang kebaikan justru dipenuhi dengan promosi perilaku
menyimpang, seperti gaya hidup LGBT yang bertentangan dengan ajaran Islam
dan nilai-nilai luhur bangsa kita?
Allah
SWT telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ
"Dan janganlah kamu mendekati
perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi." (QS. Al-An’am: 151)
Fenomena ini sudah meresahkan
masyarakat, termasuk di kota kita tercinta, Jombang, yang dikenal sebagai Kota
Santri. Munculnya komunitas-komunitas digital yang terang-terangan
mempromosikan perilaku LGBT secara vulgar adalah alarm keras bagi kita semua.
Ini bukan soal hak individu semata, tetapi ketika pilihan pribadi itu
dipamerkan, dipropagandakan, bahkan dijadikan agenda publik—maka ia telah
mencemari kesucian ruang bersama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa
Timur
pun telah mengeluarkan Taushiyah Nomor 02/DP-P/VII/2025 yang
mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ruang publik dari promosi
kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam dan nilai-nilai moral bangsa.
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,
Menjaga ruang publik bukan berarti kita
anti perbedaan atau bersikap intoleran. Tapi justru ini adalah bagian dari
tanggung jawab kita sebagai masyarakat beradab dan beragama. Nabi Muhammad SAW
bersabda:
"من رأى منكم منكرا فليغيره
بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان"
“Barangsiapa di
antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak
mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu
adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Jelas, kita punya kewajiban moral
dan iman untuk tidak membiarkan penyimpangan tumbuh subur di ruang publik
kita.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kita tidak sedang menghakimi siapa pun
secara personal. Tapi kita menolak perilakunya, bukan orangnya.
Kita menolak promosi LGBT di ruang publik, bukan karena kita benci, tetapi
karena kita cinta — cinta kepada generasi muda kita, cinta kepada keluarga, dan
cinta kepada peradaban.
Karena itulah, mari kita perkuat peran keluarga
sebagai benteng utama. Mari kita hidupkan peran pendidikan untuk
membina akhlak generasi penerus. Mari kita dukung pemerintah dan aparat
hukum untuk bertindak tegas terhadap konten digital yang merusak. Dan mari
para ulama, tokoh masyarakat, dan kita semua, berdakwah dengan bijak namun
tegas menjaga nilai-nilai agama di tengah derasnya arus global.
Ingatlah, kebebasan berekspresi itu
penting, tapi bukan tanpa batas. Karena jika ruang publik dibiarkan tanpa
filter moral dan agama, maka kerusakan sosial akan tak terhindarkan.
Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
“Telah tampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia…” (QS.
Ar-Rum: 41)
Jangan sampai kita menjadi penyebab
kerusakan itu. Mari kita jaga ruang publik sebagai amanah sosial dan spiritual
kita bersama. Mari tolak promosi perilaku menyimpang dengan cinta, bijak,
namun tegas, agar ruang publik kita tetap bersih, generasi muda
terlindungi, dan bangsa kita tetap kuat dalam ridha Allah SWT.
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرآنِ الْعَظِيْم، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْم، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا،
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ،
اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا
لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ،
فَيَاعِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ،
وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ. إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ،
وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا
عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ،
اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ
أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ
الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ
الْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا
وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي
سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ
انْصُرْ أَهْلَ فَلِسْطِيْنَ وَأَهْلَ غَزَةَ وَأَهْلَ إيْرَانَ وَكُلَّ مَنْ
وَقَفَ فِي وَجْهِ الظَّالِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ،
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ
الْعٰلَمِيْنَ،
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Disusun oleh Nine Adien Maulana,
Sekretaris DP MUI Kabupaten Jombang, dan disampaikan dalam Khutbah Jumat, 1
Agustus 2025 di Masjid Al-Firdaus Perum Firdaus Regency, Sengon Jombang
2 Komentar
siip
BalasHapusOke
BalasHapus