Maulid Story Telling: Ketika Siswa Berkisah tentang Rasulullah

Peringatan Maulid Nabi di SMAN 2 Jombang tahun ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, acara keagamaan bisa menjadi ruang pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan membekas di hati semua yang terlibat. 

 

[Pacarpeluk, Pak Guru NINE] - Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menjadi momen penuh cinta dan syukur bagi umat Islam. Di SMAN 2 Jombang, peringatan hari lahir Rasulullah setiap tahunnya selalu digelar dengan penuh khidmat, sarat dengan lantunan shalawat dan pengajian dari muballigh terkenal. Namun tahun ini, ada sesuatu yang berbeda. Sesuai dengan Surat Keputusan Pembagian Tugas dari Kepala Sekolah, Bu Rahma Vera Windaningrum dipercaya sebagai Ketua Panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan digelar pada Jumat, 12 September 2025 di GOR Cak Durasim SMAN 2 Jombang.

Ketika saya diajak rembugan soal konsep acara, Bu Vera menyampaikan ide yang tidak biasa. “Bagaimana kalau tahun ini kita kemas dengan lomba bercerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW?” ujarnya dengan lembut. Lomba bercerita itu, atau Story Telling Competition, akan mewajibkan setiap kelas dari X, XI, dan XII mengirimkan perwakilan.

Ide itu langsung saya terima dengan senang hati, karena sejak lama saya menginginkan kemasan acara peringatan hari besar Islam yang lebih inovatif, atraktif dan mencerdaskan. Bukan sekadar berbeda, tetapi juga sarat makna. Biasanya peringatan Maulid hanya diisi tausiyah dari muballigh luar. Memang khidmat, tetapi murid hanya menjadi pendengar pasif. Dengan lomba bercerita ini, mereka akan belajar, meneladani, lalu menyampaikan hikmah hidup Rasulullah melalui lisan mereka sendiri. “Tapi jangan sampai meninggalkan shalawatannya, Bu, karena itu pakem maulidan.” saya memberi saran. Ia tersenyum, “Pasti, Pak. Shalawatan tetap ada. Malah akan kita kemas lebih meriah.”

 

Baca juga!

Gus Irfan dari SMPP Jombang ke Kursi Menteri Haji dan Umrah

 

Proses Kreatif

Konsep acara ini bukan sekadar lomba biasa. Setiap perwakilan kelas diminta membuat video Story Telling yang diunggah di akun Instagram masing-masing, lalu ditautkan ke akun resmi Remaja Masjid Miftahul Abror SMAN 2 Jombang. Dari sini, panitia dan tim juri menilai kreativitas, keindahan bahasa, dan penghayatan peserta. Tiga besar nominasi dipilih untuk tampil langsung pada acara puncak Maulid Nabi di GOR Cak Durasim.

Hasilnya, perwakilan kelas X-10, XI-6, dan XI-9 keluar sebagai finalis. Mereka tidak hanya akan memperebutkan juara 1, 2, dan 3, tetapi juga akan menjadi “corong hikmah” bagi seluruh warga sekolah. Betapa membanggakan ketika kisah mulia Rasulullah disampaikan dengan bahasa generasi muda, penuh semangat, dan dekat dengan dunia mereka sendiri.

Di sinilah letak inovasinya. Maulid Nabi bukan lagi sekadar peringatan formal, tetapi juga ruang ekspresi kreatif bagi siswa. Mereka belajar sejarah, nilai-nilai keteladanan, sekaligus keterampilan berbicara di depan umum. Pendek kata, Story Telling ini menjadi media pendidikan karakter yang sangat relevan.

Acara Maulid Nabi tahun ini disusun dengan runtut, memadukan unsur ibadah, edukasi, dan kebersamaan. Pagi hari dimulai dengan Shalat Dhuha, lalu Dzikir Istighatsah sebagai bentuk permohonan ampun dan doa keselamatan. Setelah itu, final Story Telling akan digelar, diikuti Majelis Maulid Ad-Diba’i yang melantunkan shalawat penuh syahdu. Acara ditutup dengan doa bersama dan kenduri Maulid di kelas masing-masing.

Kombinasi ini menjadikan Maulid Nabi tidak hanya bernuansa religius, tetapi juga hangat, kreatif, dan mendidik.

Berdampak Positif

Penyelenggaraan acara peringatan Maulid Nabi ini pantas diapresiasi. Pertama, ia menghadirkan inovasi dalam tradisi. Maulid Nabi tetap berakar pada nilai-nilai religius, tetapi dibungkus dengan konsep yang sesuai zaman. Generasi muda tidak hanya diajak mendengar, tetapi juga berkarya.

Kedua, acara ini memperkuat karakter siswa. Dengan bercerita tentang Rasulullah, mereka belajar keteladanan, kejujuran, kesabaran, hingga kepemimpinan. Nilai-nilai itu akan jauh lebih membekas ketika disampaikan melalui pengalaman mereka sendiri.

Ketiga, konsep ini menumbuhkan rasa memiliki. Ketika siswa menjadi aktor utama, peringatan Maulid Nabi bukan hanya acara sekolah, tetapi juga panggung kebanggaan mereka.

 

Baca juga!

Aksi Demokrasi yang Menginspirasi dari Kelas XI-3 SMAN 2 Jombang

 

Menatap Masa Depan

Apa yang dilakukan keluarga besar SMAN 2 Jombang dalam acara ini patut menjadi contoh. Sekolah bukan hanya tempat belajar mata pelajaran, tetapi juga ruang untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Maulid Nabi dengan Story Telling membuka jalan bagi tradisi yang lebih hidup, partisipatif, dan mendidik.

Tentu ke depan banyak inovasi lain yang bisa dilakukan. Misalnya, membuat antologi cerita dari para peserta, mengadakan pameran karya seni bertema Rasulullah, atau bahkan menggelar festival literasi Islami. Semuanya bisa memperkaya cara kita mengenang Nabi Muhammad SAW sekaligus menguatkan identitas keislaman di sekolah.

Peringatan Maulid Nabi di SMAN 2 Jombang tahun ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, acara keagamaan bisa menjadi ruang pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan membekas di hati semua yang terlibat. Rasulullah sendiri pernah bersabda, Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Dan lewat kisah-kisah yang dihidupkan kembali oleh para siswa, semoga kita semua bisa meneladani beliau, tidak hanya di panggung acara, tetapi juga di panggung kehidupan sehari-hari.[pgn]

Nine Adien Maulana, GPAI SMAN 2 Jombang – Sekretaris DP MUI Kabupaten Jombang

Posting Komentar

0 Komentar