Menanti Juara, 60 Karya Pelajar Beri Pesan Moral untuk Sesama

 

Antusiasme yang muncul menunjukkan kepedulian pelajar terhadap isu serius yang tengah mengancam generasi muda. Melalui media visual, mereka berusaha menyampaikan pesan moral dengan cara yang kreatif, segar, sekaligus menyentuh hati.

[Jombang, Pak Guru NINE] – Pendaftaran Lomba Video Pendek “Bahaya Miras, Judi Online, dan Pergaulan Bebas” resmi ditutup pada Rabu, 10 September 2025. Sebanyak 60 peserta dari jenjang SMP/MTs hingga SMA/MA/SMK sederajat di Kabupaten Jombang berhasil mengirimkan karya terbaik mereka.

Antusiasme yang muncul menunjukkan kepedulian pelajar terhadap isu serius yang tengah mengancam generasi muda. Melalui media visual, mereka berusaha menyampaikan pesan moral dengan cara yang kreatif, segar, sekaligus menyentuh hati.

Kini, karya-karya itu tengah dinilai oleh tim juri yang beranggotakan praktisi pendidikan, konten kreator, dan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang. Mereka akan menentukan pemenang berdasarkan kategori jenjang SMP dan jenjang SMA, dengan pengumuman dijadwalkan pada Selasa, 16 September 2025.

Ajang Kreatif sekaligus Edukatif

Lomba ini bukan sekadar kompetisi mencari juara, melainkan juga ajang pembelajaran. Ada tiga tujuan utama yang diusung panitia:

  1. Meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya miras, judi online, dan pergaulan bebas.
  2. Mendorong kreativitas pelajar dalam menyampaikan pesan moral melalui karya visual yang menarik.
  3. Menghadirkan literasi digital positif, sehingga media sosial dipenuhi konten yang sehat, produktif, dan bermanfaat.

Dengan durasi video antara 2–5 menit dan format bebas—film pendek, drama, monolog, animasi, vlog, atau dokumenter—peserta diberi ruang luas untuk mengekspresikan gagasan. Syarat utama: karya harus orisinal, tidak mengandung unsur SARA, pornografi, atau politik praktis, serta mencantumkan logo MUI Jombang dan tagline lomba.

Kebebasan format inilah yang membuat banyak karya tampil segar dan penuh inovasi. Beberapa peserta memilih jalan cerita fiksi dengan drama yang menyentuh, sementara yang lain mencoba pendekatan dokumenter atau animasi yang sederhana namun sarat makna.

Pesan Moral di Balik Lomba

Fenomena miras, judi online, dan pergaulan bebas menjadi perhatian serius banyak pihak, termasuk MUI Jombang. Ketiganya telah nyata merusak generasi muda, baik dari sisi kesehatan, moral, maupun masa depan.

Lomba video pendek dipandang sebagai media efektif untuk menyuarakan pesan pencegahan. Alih-alih hanya melalui ceramah, pesan edukatif disampaikan dengan cara yang lebih dekat dengan kehidupan pelajar. “Anak-anak sekarang akrab dengan YouTube dan media sosial. Karena itu, video singkat yang padat pesan lebih cepat dipahami,” ungkap salah satu juri.

Dengan pendekatan seperti ini, diharapkan pelajar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga produsen konten positif yang mampu memengaruhi teman sebaya mereka.

Penilaian dan Apresiasi

Untuk menjaring pemenang, juri menerapkan kriteria penilaian yang menekankan pada kekuatan pesan. Bobot tertinggi, yaitu 30%, diberikan untuk aspek edukasi. Disusul kesesuaian tema (25%), orisinalitas (20%), kualitas audio-visual (15%), serta teknik pengambilan gambar dan editing (10%).

Dengan komposisi ini, panitia ingin menegaskan bahwa pesan moral lebih penting daripada sekadar kecanggihan teknis.

Para pemenang akan menerima trofi, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. Namun, panitia menekankan bahwa hadiah hanyalah bonus. Nilai terpenting ada pada kesadaran yang dibangun, baik oleh peserta maupun penonton karya mereka.

Menanti Pengumuman Juara

Publik kini menunggu karya siapa yang akan keluar sebagai juara pada 16 September 2025. Namun lebih dari sekadar nama pemenang, lomba ini sudah meninggalkan jejak positif: pelajar Jombang belajar untuk peka terhadap masalah sosial, berani mengekspresikan gagasan, serta memanfaatkan teknologi secara kreatif.

Jika lomba serupa digelar secara rutin, bukan mustahil Jombang bisa menjadi pelopor gerakan literasi digital bermakna. Bukan hanya menolak miras, judi online, dan pergaulan bebas, tetapi juga mengajak generasi muda untuk berdaya lewat konten yang mendidik.

Akhirnya, siapapun juaranya nanti, pesan utama lomba ini jelas: masa depan generasi muda hanya bisa terjaga bila mereka berani berkata tidak pada miras, judi online, dan pergaulan bebas. Dan cara terbaik melawan adalah dengan menebar pesan positif melalui kreativitas tanpa batas.[pgn]

Posting Komentar

0 Komentar