![]() |
Ya Allah Bihaa Ya Allah Bi Husnil Khaatimah. Aamiin. |
[Jombang, Pak Guru
NINE]
Saya mengajar di kelas XI-1 SMAN 2 Jombang tahun pelajaran 2023/2024 dimana Sanrina Mahargiani tercatat sebagai murid di kelas itu. Sayangnya
saya belum pernah bertemu secara langsung dengannya di kelas ini.
Saat pertama kali
masuk kelas ini, saya melakukan sesi perkenalan kemudian saya memanggil nama
murid-murid saya di kelas itu berdasarkan daftar presensi yang ada. Saat saya
memanggil nama Sandrina Mahargiani, hampir semua murid di kelas itu menjawab, “Sakit
pak!”.
“Sakit apa nak?”,
tanya saya.
“Dia operasi usus
buntu pak di Rumah Sakit”, jawab salah satu murid secara spontan.
“Apakah kalian
sudah membezuknya?”, tanya saya lagi. Murid-murid saya itu pun menggelengkan
kepala. Dengan gaya komunikasi yang santai meminta mereka untuk menyambanginya.
“Barangkali hal itu bisa menjadi penyemangat bagi Sandrina yang sedang sakit.", saran saya kepada murid-murid.
Sepekan berikutnya,
saya masuk lagi ke kelas XI-1 untuk mengajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Sama seperti sebelumnya, saat saya memanggil nama Sandrina Mahargiani,
murid-murid pun menjawab, “Masih sakit pak!.
Seketika saya pun
bertanya kepada mereka, “Apakah kalian sudah membezuknya?”. Salah satu murid perempuan di kelas itu pun
mengacungkan tangan, “Saya sudah pak. Kemarin saya mengunjunginya.” Saya pun
lega mendengarnya.
Senin, 31 Juli 2023
saya kembali masuk di kelas XI-1 untuk menjadi fasilitator pembelajaran Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Meskipun saya belum sempat mengecek
kehadiran, namun saya tidak menjumpai murid baru. Mereka yang ada di kelas itu
adalah mereka yang kemarin telah masuk kelas dan berkenalan dengan saya. Dengan
demikian saya pun belum berjumpa dengan Sandrina Mahargiani; berarti dia masih
sakit dan berada di Rumah Sakit.
Karena saya belum
mendapatkan informasi yang lengkap tentang murid itu, maka saya pun tidak
banyak berfikiran macam-macam tentangnya. Saya pun mengajar di kelas itu
seperti biasa dengan penuh canda tawa dengan beragam ekspresi.
Jumat, 4 Agustus
2023 saat kami istirahat sesaat setelah mengikuti senam pagi, pak Rozi
mengumumkan berita duka melalui pengeras suara yang ada di ruang guru. “Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Ananda Sandrina Mahargiani kelas XI-1
berpulang ke rahmatullah.”,ucapnya. Sejurus kemudian pak Rozi pun melanjutkan
dengan memimpin pembacaan dzikir dan doa untuk ruh Sandrina Mahargiani.
Kami pun
melanjutkan acara bertakziyah ke rumah duka. Kebetulan rumah dukanya adalah
tetangga desa saya, yakni di dusun Kepuh desa Sumberagung, sekitar 1,5 Km dari
rumah saya.
Saat di rumah duka
itulah kami mendapatkan cerita dari ayah Sandrina Mahargiani bahwa sebelum
meninggal dunia almarhumah sempat menjalani operasi usus buntu di RSUD Ploso
dan perawatan lanjutan yang mengharuskannya menjalani operasi lagi di RSUD
Jombang dan berbagai perawatan intensif lainnya, sebelum akhirnya ia meninggal
dunia.
Ada kisah duka. Ada
pula hikmah yang disampaikan Ayah Sandrina Mahargiani kepada kami yang datang
bertakziyah. Beberapa teman Sandrina Mahargiani pun meneteskan air mata dan
terisak tangis, karena haru dan perasaan kehilangan sahabat.
Semoga Allah SWT
mengumpulkan Sandrina Mahargiani diantara hamba-hambanya yang meninggul duni
dalam keadaan syahid dan husnul khatimah. Semoga keluarga besarnya senantiasa
mendapatkan ketabahan dalam menjalani musibah. Aamiin. [pgn]
![]() |
Kami mendengarkan kisah ayah Sandrina dengan penuh haru. |
![]() |
Kematian selalu menyisakan kesedian bagi orang-orang terdekat almarhumah. |
0 Komentar