![]() |
Ungkapan Belasungkawa dari ketua NU CARE-LAZISNU PCNU JOMBANG |
[Jombang, Pak Guru NINE]
- Kehidupan sering kali memperkenalkan kita pada individu-individu yang hanya
singgah sebentar dalam perjalanan kita. Begitu pun dengan M. Arsy Maula Akbar,
seorang siswa yang saya kenal hanya melalui kilas balik singkat, namun
meninggalkan jejak yang tak terlupakan.
Pertemuan pertama saya
dengan Arsy terjadi di tengah keramaian acara terakhir Perkemahan Penerimaan
Tamu Ambalan di SMAN 2 Jombang. Sebagai seorang guru di sekolah ini, saya
sedang sibuk mencari anak saya yang sedang bermain-main di antara kerumunan
murid. Saat itulah, suara seorang murid memanggil saya dengan akrab, "Pak
Nine, ini Wacana bersama saya."
Saya kemudian
mendekatinya. Remaja itu tampak sudah mengenal saya, sehingga komunikasinya
cair dan akrab. “Saya alumi Roushon Fikr pak.”, ucapnya. Saya melirik bedge
nama dada yang tersemat di bajunya, tertulis namanya M. Arsy Maula Akbar.
Karena saya masih
mengurusi beberapa kegiatan saat itu, akhirnya saya berkata kepadanya, “Tolong
saya titip Wacana sebentar ya nak!”. “Ya
pak. Gak papa.”, jawabnya.
Memang banyak alumni SDI
Roushon Fikr atau SMPI Roushon Fikr yang menjadi murid SMAN 2 Jombang mengenal saya,
sehingga mereka tampak mengakrab dengan saya. Setidak-tidaknya mereka mengetahui
bahwa saya sering berkunjung ke sekolah tersebut, untuk menjemput anak dan
istri saya di sana.
Pertemuan dan komunikasi saya dengan M. Arsy Maula Akbar selanjutnya hanya saat kami berpapasan di lingkungan SMAN 2 Jombang. Senyumnya khas, manis agak imut. Maklum, pipinya agak sedikit tembem. Kadang ia bertanya tentang anak pertama saya, “Bagaimana pak kabar Caraka?” Saya pun menjawabnya, “Alhamdulillah, oke!”. Meskipun saya tidak mengetahui secara persis, saya menduga bahwa M. Arsy Maula Akbar satu circle dengan anak pertama saya itu.
Meski tidak ada
interaksi yang mendalam, saya bisa melihat bahwa Arsy adalah sosok yang ceria
dan ramah. Senyumnya yang manis dan tatapan matanya yang hangat meninggalkan
kesan tersendiri dalam ingatan saya. Kami hanya bertemu sesekali di koridor
sekolah, tetapi setiap kali kami bertemu, ia selalu menanyakan kabar keluarga
saya dengan penuh kehangatan.
Namun, kisah pertemuan
kami hanya sebatas itu. Sebuah kenangan singkat yang tak disangka akan menjadi
kenangan terakhir saya dengan Arsy.
Rabu, 17 April 2024
adalah hari kedua masuk sekolah bagi kami setelah masa liburan Idul Fitri 1445
H. Hari itu kami akan menyelenggarakan kegiatan Halal Bi Halal antara guru dan
karyawan SMAN 2 Jombang baik yang masih aktif maupun yang sudah purna
tugas.
Seperti biasa, setelah
memarkir sepada motor di tempat parker guru, saya pun masuk di ruang BK sambil
bersalam-salaman dan bermaaf-maafan nuansa lebaran. Di salah satu sudut itu ternyata
Pak Raden Abdul Gani sedang serius mengetik chat WA Mesengger. Mas Rudi
(Fakhruddin) menyeletuk. “Ada murid yang meninggal dunia”. Saya pun kaget lalu
bertanya, “Siapa? Kelas berapa?”. Pak Gani kemudian menjawab, “Arsy kelas X-5.
Katanya, ia kecelakaan”. Kemudian adalah seorang teman guru yang menambahkan,
“Ia alumni Roushon FIkr.”
Setelah selesai mengetik
chat WA Mesengger, Pak Gani kemudian men-share Berita Duka itu di grup guru dan
karyawan SMAN 2 Jombang.
Saya kemudian menelfon
istri saya untuk mengabarkan bahwa ada alumni SMPI Roushon Fikr yang meninggal
dunia. Saya kemudian meminta istri saya untuk mengonfirmasinya kepada guru-guru
SMPI Roushon Fikr. Ternyata berita tersebut memang benar. Saya pun dikirimi
flyer ucapan belasungkawa yang dibuat oleh SMPI Roushon Fikr.
Berita tersebut tersebar
dengan cepat di antara staf dan guru-guru sekolah. Saya pun tidak bisa menahan
perasaan kaget, sedih dan haru.
Sekitar pukul 12.15 WIB,
setelah selesai acara Halal Bi Halal Keluarga Besar SMAN 2 Jombang, saya dan
beberapa guru dan karyawan pun bertakziyah ke Rumah Duka di desa Sawiji,
Jogoroto. Suasana saat itu sedang hujan. Saat kami tiba di rumah duka,
jenazahnya sedang dimandikan, sehingga kami berkesempatan untuk ikut
menyalatinya.
Hujan semakin deras saat
jenazah siap dishalatkan di halaman rumah duka yang telah terpasang tenda dan
beralaskan terpal biru. Di tengah hujan deras kami pun menyalatinya. Karena
jumlah petakziyah sangat banyak, shalat jenazah pun diselenggarakan dua
gelombang.
Masih dalam keadaan
hujan, jenazah M. Arsy Maula Akbar akhirnya diantar ke tempat makamnya.
Kesedihan luar biasa dialami oleh ibundanya yang sempat histeris saat keranda
jenazah diangkat dan meninggalkan rumah duka itu menuju tempat makamnya.
Duka cita memang
dirasakan oleh orang-orang terdekat almarhum termasuk teman-temannya. Tapi
semuanya telah menjadi kehendak Allah SWT. Kematian adalah kepastian, tanpa
menunggu waktu dan tempat. Jika Allah SWT telah menghendakinya maka tiada kuasa
sedikit pun bagi siapa saja untuk menolaknya.
Namun, di balik semua
kesedihan itu, kita diingatkan bahwa setiap manusia akan kembali kepada-Nya
pada waktunya. Arsy telah menyelesaikan perjalanannya di dunia ini, namun
kenangan tentang dirinya akan terus hidup dalam hati kami.
Selamat jalan, M. Arsy
Maula Akbar. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosamu dan mengaruniakan tempat
terbaik di sisi-Nya. Semoga kepergianmu menjadi pengingat bagi kami semua akan
kehampaan dunia ini, dan bahwa kita semua hanya tamu sementara di sini. Kita
harus mempersiapkan diri untuk akhirat yang abadi, menjadi hamba yang taat dan
bermanfaat bagi sesama. Aamiin. [pgn]
0 Komentar