![]() |
Anthem Kasadwana kini telah menjadi lagu kebanggaan warga SMAN 2 Jombang, setelah mars SMADA. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Di sela-sela kesibukan menyelesaikan
tugas akhir kuliah D3 Teknik Informatika di Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Ryan Syahputra Indrajaya, memilih tinggal di Bali untuk terus berkarya dalam
dunia musik. Karyanya yang paling dikenang di almamaternya adalah anthem
"Kasadwana", sebuah himne yang kini menjadi semacam lagu kebangsaan bagi murid-murid
dan alumni SMAN 2 Jombang.
Lahir di Jombang pada 31 Oktober 2002, Ryan adalah
sosok yang pernah merasakan dinamika pendidikan di SMAN 2 Jombang, yakni dari tahun
2018 hingga 2021. Dia tercatat sebagai salah satu murid kelas XII IPA 3 pada
saat itu.
Ryan dikenal aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara, di mana ia menjadi ketuanya pada tahun 2019-2020. Namun, jauh
sebelum itu, bakat musiknya sudah mulai diasah sejak usia dini. “Saya
dikenalkan musik sejak kelas 2 SD oleh ayah saya,” kenang Ryan. Sejak saat itu,
musik menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
Meski banyak yang memandang Ryan sebagai sosok
berbakat dalam musik, ia sendiri memiliki pandangan yang berbeda. “Saya tidak
menganggap kemampuan musik saya itu bakat,” ujarnya dengan rendah hati.
Menurutnya, pencapaian dalam musik bukan semata-mata soal bakat, melainkan
hasil dari dedikasi, fokus, dan kerja keras yang tak henti. Itulah yang
membuatnya mampu mencapai level ini—bukan hanya bermain musik di Bali, tetapi
juga menciptakan karya yang dikenang di kampung halamannya.
![]() |
Aksi Ryan di Hard Rock Cave Bali |
Latar Belakang Penciptaan
"Kasadwana"
Anthem "Kasadwana" bukanlah lagu biasa.
Ide awal untuk menciptakan anthem bagi komunitas suporter "Kasadwana Curva
Sud" (KCS) sebenarnya sudah ada sejak awal didirikannya komunitas
tersebut. Namun, baru pada tahun 2020 ide ini benar-benar terwujud. Saat itu,
salah satu alumni yang juga anggota KCS menghubungi Ryan untuk merealisasikan
ide tersebut menjadi kenyataan, dan dapat dinyanyikan dalam acara Persada Blast
61, sebuah acara besar yang digelar SMAN 2 Jombang.
Ryan tidak bekerja sendirian dalam menciptakan
lagu ini. Ia berkolaborasi dengan dua rekannya, Noefa dan Prayoga Rheza. “Saya
dan Prayoga Rheza lebih banyak membuat komposisi musik, sedangkan liriknya
disusun oleh Noefa.”, kenangnya saat memberikan keterangan kepada Pak Guru NINE.
Ryan mengaku bahwa proses kreatif ini dipengaruhi
oleh berbagai inspirasi, termasuk dari musisi-musisi seperti Sal Priadi dan The
Cranberries. Namun, lebih dari sekadar mengikuti jejak inspiratornya, Ryan
ingin menciptakan sebuah lagu yang mampu menyampaikan pesan mendalam kepada
pendengarnya.
“Pikiran pertama yang muncul saat compose lagu ini
adalah megah,” kata Ryan, mengungkapkan imajinasinya ketika memulai komposisi
lagu ini. Ia membayangkan momen di mana seluruh siswa dan alumni SMAN 2 Jombang
bersatu, saling merangkul dengan bangga, dan menyanyikan lagu ini dengan
lantang, memperkenalkan almamater mereka kepada dunia.
Proses Kreatif yang Intens
Proses penciptaan anthem "Kasadwana"
bukanlah hal yang instan. Noefa memulai dari menyusun lirik, kemudian Ryan mengembangkan
notasi, hingga akhirnya masuk ke tahap rekaman. Bersama Noefa dan Prayoga
Rheza, mereka menyelaraskan lirik yang penuh makna dengan musiknya. Lagu ini
tidak hanya bicara tentang kebanggaan, tetapi juga tentang rasa persatuan dan
kesakralan sebagai bagian dari komunitas besar SMAN 2 Jombang.
“Masukan dari teman-teman KCS ingin lagu ini
terkesan ‘sakral’ dan serius,” jelas Ryan. Oleh karena itu, meskipun banyak
lagu kebangsaan yang identik dengan irama mars yang cepat dan enerjik, Ryan
memilih untuk membuat "Kasadwana" dalam tempo lambat dan irama yang
lebih mendekati himne. Tujuannya adalah agar pendengar bisa meresapi setiap
kata dan nada yang mengalun, sehingga pesan lagu ini benar-benar sampai ke hati
mereka.
Dalam proses rekaman, Ryan mengajak tiga penyanyi
wanita dari SMAN 2 Jombang untuk mengisi vocalnya, yaitu; Naila Shakira, Angela
Salsa, dan Nasya Tirta. Proses ini dilakukan di studio M12 di Geneng, Jombang,
dengan arahan vokal dari Tomy DC, seorang musisi indie lokal yang membantu
memastikan setiap nada terdengar sempurna.
"Untuk penulisan lirik lagu sekitar dua hari,
komposisi musik sekitar empat hari, dan pengambilan serta latihan vokal memakan
waktu tiga hari," ungkap Ryan tentang total waktu sembilan hari yang
mereka butuhkan untuk menyelesaikan lagu ini.
Setelah lagu selesai, "Kasadwana"
pertama kali diperkenalkan kepada publik melalui acara online Persada Blast 61.
Sejak saat itu, lagu ini menjadi bagian penting dalam setiap acara besar di
SMAN 2 Jombang, dinyanyikan oleh siswa dan alumni dengan penuh kebanggaan.
Warisan Musik yang
Menginspirasi
Bagi Ryan, melihat lagu "Kasadwana"
dinyanyikan oleh siswa dan alumni SMAN 2 Jombang dalam berbagai kesempatan
adalah suatu kebanggaan yang luar biasa. "Sangat bangga dan tidak
menyangka bahwa lagu tersebut dilestarikan oleh teman-teman SMADA. Dan saya
sangat senang masih bisa berkontribusi meskipun saya sudah alumni,"
tuturnya. Lagu ini, yang awalnya diciptakan sebagai anthem untuk komunitas KCS,
kini telah berkembang menjadi simbol kebanggaan yang mengikat seluruh warga
SMAN 2 Jombang.
Ryan berharap agar "Kasadwana" terus
dilestarikan dan dinyanyikan oleh generasi berikutnya di SMAN 2 Jombang. Ia
juga berharap bahwa lagu ini bisa menjadi pengingat bagi semua siswa dan alumni
untuk selalu bangga dengan almamater mereka. Selain itu, Ryan juga mendorong
teman-temannya di SMAN 2 Jombang untuk terus berkarya dan menciptakan
karya-karya baru yang bisa membawa nama sekolah mereka semakin dikenal luas.
Di akhir wawancara, Ryan menyampaikan pesan
penting kepada para siswa SMAN 2 Jombang: “Selama kita fokus, gigih, dan berikhtiar
untuk mengembangkan suatu keahlian yang kita sukai, pasti pencapaian itu akan
mengikuti secara otomatis.” Pesan ini, yang lahir dari pengalaman pribadi Ryan,
menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin mengejar mimpi dan mengukir
prestasi, baik di bidang musik maupun di bidang lainnya.
Anthem "Kasadwana" kini bukan sekadar lagu. Ia adalah simbol dari semangat, kebanggaan, dan persatuan yang menyatukan seluruh warga SMAN 2 Jombang. Melalui karya ini, Ryan telah meninggalkan jejak yang akan terus dikenang dan dihargai oleh generasi demi generasi di almamater tercintanya.[pgn]
2 Komentar
Betul, pertama kali ditampilkan saat persada blast virtual (ditengah pandemi covid 19)
BalasHapusTerima kasih Ryan Indra dkk, karyamu "Anthem Kasadwana" bagian dari kebanggaan, serta memupuk rasa persatuan yang menyatukan seluruh warga SMAN 2 Jombang.
Terima kasih atas informasi tambahannya
BalasHapus