![]() |
Tanya jawab tentang materi Aswaja dalam salah satu sesi acara Makesta. |
[Jombang Pak Guru NINE] – Pimpinan
Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama (IPPNU) Sidomulyo, Megaluh, Jombang, menyelenggarakan Masa Kesetiaan
Anggota (MAKESTA) pada 24-26 Desember 2024. Bertempat di MI KH Sundusin, Dusun
Dempok, pendidikan kader tingkat awal ini bertujuan membekali para kader muda
dengan pengetahuan dasar keorganisasian, keaswajaan, dan nilai-nilai ke-NU-an
yang kokoh.
MAKESTA kali ini menghadirkan salah
satu alumnus IPNU yang telah berpengalaman, Nine Adien Maulana, sebagai
pemateri utama dalam sesi pengenalan Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA). Nine,
yang pernah menjabat Ketua Umum PK IPNU Kombes Imam Bonjol Kaliwates Jember
saat bersekolah di MAPK/MAKN Jember, memaparkan materi dengan pendekatan
interaktif yang mampu memikat perhatian peserta.
Dalam presentasinya, Nine memulai
dengan menjelaskan sejarah panjang ASWAJA, yang dikenal sebagai salah satu
mazhab pemikiran Islam terbesar di dunia. Ia memaparkan konsep dasar ASWAJA
yang berlandaskan pada tiga pilar utama: akidah, syariah, dan tasawuf.
Selanjutnya, Nine mempersempit pembahasan pada Ahlussunnah Wal Jamaah
An-Nahdliyyah, paradigma keilmuan yang dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut Nine, ASWAJA bukan sekadar
identitas amaliyah Nahdliyyin, tetapi juga mencakup nilai-nilai universal yang
dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ia menyoroti
empat prinsip utama ASWAJA An-Nahdliyyah yang menjadi pedoman penting:
- Tawassuth
(Moderasi)
NU menolak segala bentuk ekstremisme,
baik dalam bentuk radikalisme maupun liberalisme. Moderasi menjadi prinsip
utama dalam bersikap adil, seimbang, dan tidak berlebihan.
- Tasamuh
(Toleransi)
NU mengajarkan pentingnya menghormati
perbedaan, baik dalam agama maupun budaya, selama tidak bertentangan dengan
prinsip dasar Islam. Sikap ini menjadi kunci dalam menjaga kerukunan di tengah
keberagaman.
- Tawazun
(Keseimbangan)
NU menekankan keseimbangan antara
urusan duniawi dan ukhrawi, antara kepentingan individu dan masyarakat, serta
antara hak dan kewajiban.
- I’tidal
(Keadilan)
NU mengedepankan keadilan dalam
berbagai aspek kehidupan, mulai dari hukum, sosial, hingga ekonomi, demi terciptanya
harmoni dalam masyarakat.
Sesi ini ditutup dengan tanya jawab
yang berlangsung dinamis. Para peserta, yang mayoritas baru mengenal ASWAJA
sebagai bagian dari praktik amaliyah Nahdliyyin, mengajukan beragam pertanyaan
kritis. “Saya baru tahu bahwa cakupan ASWAJA ternyata sangat luas dan tidak
hanya terbatas pada ibadah tertentu,” ujar salah satu peserta dengan antusias.
Melalui diskusi ini, peserta diajak
memahami ciri-ciri khas ASWAJA NU secara lebih mendalam. Mereka juga diajak
untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap nilai-nilai Islam yang universal.
Materi yang disampaikan berhasil memperkaya wawasan peserta sekaligus
mempertegas identitas mereka sebagai kader muda NU.
Ketua Panitia MAKESTA, M. Ainul Yaqin
Al Khozini, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan pemateri.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga
menjadi momen pembentukan karakter dan penguatan nilai ke-NU-an di kalangan
kader muda IPNU dan IPPNU Sidomulyo,” ujarnya.
MAKESTA PR IPNU-IPPNU Sidomulyo ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda NU di tingkat ranting memiliki semangat besar untuk terus belajar dan berkhidmat. Dengan pengetahuan tentang ASWAJA yang lebih mendalam, para peserta diharapkan mampu menjadi penerus perjuangan NU yang moderat, toleran, dan adil.[pgn]
0 Komentar