![]() |
Wacana Bawana bersama anggota keluarganya. |
Wacana Bawana
Engkau hadir di lorong waktu yang tak genting.
Dalam deras doa, bunda menghela napas,
Sementara kami menanti tak lepas.
Terkaan manusia hanyut dalam lautan
Mbok Nah menduga, USG menyapa
Namun Allah Maha Berkehendak, segalanya nyata
Rencana manusia hanyalah cerita yang tertawan.
Kami hanya saksi kecil di panggung takdir-Mu,
Mengimani bahwa semua terjadi atas izin dari-Mu.
Di lorong-lorong kata, kutelusuri aksara.
Mengingat buku tua dengan judul yang menawan,
"Dunia Kata" yang mengilhami semesta pikiran.
Lalu kutemukan satu lagi: wacana,
Seutas gagasan, ide yang menggelora,
Diskursus semesta, untuk anakku tercinta.
Kusebut keduanya, kutimbang rasa yang lebih baik.
Wacana Bawana, namamu akhirnya kugenggam,
Bibir ini nyaman mengucap, hati ini tenang memendam.
Semoga kau menjadi lentera ilmu yang tak beku.
Menjadi pemberi gagasan yang mendunia,
Pribadi yang memanusiakan manusia.
Namun harapan kami adalah bara yang membuncah.
Jadilah pemikir yang menciptakan solusi,
Jadilah penerang di tengah redupnya bumi.
Cukup kau menjadi manusia yang menghargai waktu yang sempit.
Dalam setiap ide yang kau goreskan,
Ada doa kami yang tak pernah lekang.
Diskursus besar yang dirindukan semesta.
Jadilah penggerak, yang tak hanya berbicara,
Namun melangkah nyata, membawa perubahan di dunia.
Semoga Tuhan melindungimu dalam segala situasi.
Jadilah cahaya dalam perjalanan kami,
Pengingat bahwa takdir selalu penuh misteri.
Goreskanlah kisahmu dengan tinta ilmu.
Namamu telah menjadi doa yang kami sematkan,
Wacana Bawana, semoga hidupmu selalu dalam keberkahan.
1 Komentar
Pesan -pesan yg tersirat sungguh sangat menyentuh hati
BalasHapus