Ma’had Ali Darul Ulum: Pusat Studi Tafsir Nusantara

 

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara di Ma'had Ali Darul Ulum

[Jombang, Pak Guru NINE] - Dalam dunia yang terus berubah, mempertahankan tradisi yang kaya nilai dan makna adalah tantangan tersendiri. Salah satu upaya luar biasa untuk merawat tradisi ini dilakukan oleh Ma’had Ali Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang melalui penyelenggaraan Pekan Ngaji Tafsir Nusantara. Kegiatan ini bukan sekadar ajang berkumpul, melainkan juga langkah strategis yang menegaskan identitas keilmuan pesantren ini sebagai pusat studi Al-Qur’an dan tafsir dengan spesialisasi pada khazanah tafsir Nusantara.

Bicara soal tafsir Nusantara, kita berbicara tentang kekayaan intelektual ulama pesantren yang lahir dari konteks sosial, budaya, dan keagamaan Indonesia. Dalam dua dekade terakhir, kajian tafsir Nusantara semakin mendapat perhatian, baik di lingkungan akademik maupun di masyarakat umum. Dari kampus hingga pesantren, dari skripsi hingga disertasi, diskursus tentang tafsir Nusantara terus tumbuh. Bahkan, produk tafsir ini menjadi bahan bacaan masyarakat di tengah gempuran arus globalisasi yang membuka akses ke literatur dari berbagai penjuru dunia.

Empat tafsir Nusantara menjadi contoh nyata betapa kaya dan uniknya khazanah ini:

  1. Tafsir al-Bayân karya K.H. Shodiq Hamzah, dengan ciri khas aksara latin dan bahasa Jawa, menjangkau pembaca yang lebih luas.
  2. Tafsir al-Mu‘tasham karya K.H. Ahmad Zamroji, yang kerap mengutip penafsiran Syekh Nawawi al-Bantani untuk mengontekstualisasikan tradisi keislaman lokal.
  3. Tafsir Firdaws al-Na‘îm karya K.H. Thaifur Ali Wafa, yang memadukan tafsir sufistik dengan nasihat spiritual khas pesantren.
  4. Tafsir Hidâyat al-Qur’ân karya K.H. Muhammad Afifuddin Dimyathi, yang memperkokoh metode tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an (tafsîr al-qur’ân bi al-qur’ân).

Keempat tafsir ini tidak hanya membuktikan bahwa pesantren mampu menghasilkan wacana keislaman yang orisinal, tetapi juga menunjukkan keberanian melawan arus mainstream yang cenderung mengedepankan tafsir tematik.

Lebih dari Sekadar Ngaji

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara adalah bukti nyata bahwa Ma’had Ali Darul Ulum serius menjadikan tafsir Nusantara sebagai kekhasannya. Dalam kegiatan yang dijadwalkan pada 18-21 Januari 2025 ini, peserta diajak untuk mendalami nilai-nilai luhur tafsir Nusantara dan relevansinya dalam menjawab tantangan kehidupan modern. Mulai dari ulama, santri, hingga masyarakat umum, semua terlibat dalam diskusi, kajian, dan refleksi bersama.

Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan utama yang sangat relevan:

  1. Melestarikan Khazanah Tafsir Nusantara: Mengingatkan generasi muda akan pentingnya tafsir lokal dalam memperkaya pemahaman Al-Qur’an.
  2. Memperkuat Tradisi Ilmiah Pesantren: Menghidupkan semangat belajar dan apresiasi terhadap karya ulama Nusantara.
  3. Membangun Pemahaman Kontekstual: Membantu peserta memahami bagaimana tafsir ini relevan dalam menjawab persoalan kekinian.
  4. Mempererat Silaturahmi: Menjadi ajang bertemunya para ulama, santri, dan masyarakat untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman.

Apa yang membuat tafsir Nusantara begitu istimewa? Jawabannya ada pada kedalaman makna dan keunikan pendekatan yang digunakan para ulama. Misalnya, Tafsir al-Bayân yang ditulis dengan aksara latin memudahkan akses pembaca yang tidak terbiasa dengan tulisan Arab-Pegon. Selain itu, tafsir ini memberikan penjelasan tentang kosa kata Al-Qur’an dengan pendekatan yang mudah dipahami, disertai contoh-contoh aktual.

Sementara itu, Tafsir al-Mu‘tasham sering kali menggunakan perspektif lokal dan membahas isu-isu kontekstual seperti tradisi tahlilan atau pandangan gender. Hal ini menunjukkan bahwa tafsir Nusantara tidak hanya bersifat tekstual tetapi juga relevan secara kontekstual. Begitu pula dengan Tafsir Firdaws al-Na‘îm yang menawarkan perspektif sufistik, mencerminkan kehidupan spiritual penulisnya sebagai seorang mursyid tarekat. Dan terakhir, Tafsir Hidâyat al-Qur’ân karya K.H. Muhammad Afifuddin Dimyathi memadukan pendekatan tradisional dengan inovasi metodologis yang menarik, menjadikannya relevan bagi pembaca masa kini.

Menjaga Tradisi Keilmuan

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara sekaligus menjadi panggung bagi Ma’had Ali Darul Ulum untuk menunjukkan identitas keilmuannya. Sebagai pesantren tinggi, Ma’had Ali tidak hanya fokus pada pengajaran agama, tetapi juga pada pengembangan tradisi ilmiah. Dengan menjadikan tafsir Al-Qur’an sebagai spesialisasi, Ma’had Ali Darul Ulum berupaya menghadirkan kontribusi nyata dalam dunia akademik Islam, baik di tingkat lokal maupun global.

Pesantren, yang sering kali dianggap hanya berkutat pada tradisi lama, kini membuktikan diri sebagai pusat keilmuan yang dinamis dan inklusif. Dengan memadukan tradisi dan inovasi, Ma’had Ali Darul Ulum telah mengambil langkah besar dalam menciptakan ruang dialog antara khazanah Islam klasik dan kebutuhan masyarakat modern.

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara adalah lebih dari sekadar acara. Ia adalah pernyataan tegas bahwa tradisi lokal memiliki tempat penting dalam menjawab tantangan zaman. Di tengah derasnya arus globalisasi, Ma’had Ali Darul Ulum hadir sebagai penjaga tradisi sekaligus inovator yang memadukan nilai-nilai lokal dengan kebutuhan global.

Dengan kegiatan ini, Ma’had Ali tidak hanya menguatkan posisinya sebagai pesantren tinggi spesialis tafsir, tetapi juga mengingatkan kita semua bahwa tradisi yang kuat adalah landasan untuk melangkah maju. Tafsir Nusantara, dengan segala kekayaannya, adalah warisan berharga yang perlu terus dirawat dan dikembangkan. Dan Pekan Ngaji ini adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan warisan itu tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara adalah bukti nyata bagaimana tradisi bisa tetap hidup di tengah modernitas. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari ulama, santri, hingga masyarakat umum, kegiatan ini berhasil menciptakan ruang dialog yang mempertemukan tradisi klasik dan kebutuhan kontemporer. Melalui acara ini, Ma’had Ali Darul Ulum tidak hanya melestarikan warisan intelektual Islam Nusantara, tetapi juga mengokohkan dirinya sebagai pusat studi Al-Qur’an yang dinamis dan relevan. Pesantren ini telah membuktikan bahwa menjaga tradisi adalah cara terbaik untuk terus relevan di masa depan.[pgn]

 

Baca juga!

Pekan Ngaji Tafsir Nusantara: Menggali Kearifan Tafsir Lokal di Pondok Pesantren Darul Ulum

Posting Komentar

0 Komentar