![]() |
Saksikan perbincangan Pak Guru NINE dengan mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung tentang penerapan Project Based Learing di SMAN 2 Jombang dengan mengklik tautan ini! |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Selasa siang,
27 Mei 2025, datanglah seorang tamu ke ruang kerja saya di SMAN 2 Jombang. Ia
adalah Nur Syihabuddin Ahmad, mahasiswa S2 dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung. Tujuannya sederhana namun bermakna, yakni
menggali informasi seputar penerapan pembelajaran berbasis projek pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Saya menyambutnya dengan tangan
terbuka dan hati yang senang. Bagaimanapun, kedatangannya adalah bentuk
penghargaan terhadap apa yang selama ini saya coba bangun, yaitu
pembelajaran agama yang tidak hanya berhenti pada teks, tapi hidup dalam aksi
nyata. Terlebih lagi, ia telah mendapatkan izin dari pimpinan sekolah, sebuah
langkah etis dan resmi yang patut diapresiasi.
Wawancara pun berlangsung
santai namun serius. Saya menjawab sesuai dengan pengalaman riil yang telah
saya jalani. Saya ceritakan bagaimana peserta didik kami menyelenggarakan
sendiri kegiatan keagamaan sebagai bagian dari pembelajaran berbasis projek.
Misalnya, projek penyelenggaraan majelis khitbah dan
akad
nikah yang disimulasikan secara lengkap oleh siswa, termasuk tata
cara, peran wali, hingga khutbah nikahnya. Ada pula projek penyelenggaraan
ibadah Jumat, di mana siswa menjadi khatib, muadzin, hingga petugas kebersihan
masjid. Bahkan projek pengelolaan zakat fitri pun pernah kami laksanakan, mulai
dari simulasi pendataan mustahik hingga pembagian simbolis.
Semua projek itu tidak hanya saya
ceritakan, tapi juga saya tunjukkan dalam bentuk video yang telah saya
dokumentasikan dan unggah di kanal YouTube Pak Guru NINE. Bagi
saya, dokumentasi bukan hanya sekadar pelengkap, tapi media refleksi sekaligus
inspirasi. Sebab ketika siswa melihat kembali apa yang mereka lakukan, di
sanalah muncul rasa bangga dan motivasi untuk terus bertumbuh.
Wawancara itu pun saya rekam
dalam format video, lalu saya edit menjadi tayangan semacam podcast edukatif.
Saya ingin memperluas manfaatnya, bukan hanya untuk keperluan akademik Nur
Syihabuddin, tapi juga sebagai media berbagi praktik baik kepada guru-guru
lain. Maka video itu saya unggah juga ke YouTube, agar siapa pun yang ingin
belajar bisa dengan mudah mengakses.
Dari
pertemuan ini saya belajar satu hal bahwa praktik baik dalam pendidikan agama
harus dibuka, dibagikan, dan disemai. Karena mendidik bukan sekadar mengajar,
tapi menginspirasi. Dan ketika ada yang datang untuk belajar dari kita, itu
bukan beban, melainkan suatu kehormatan.[pgn]
Baca juga!
Selaksa Kisah di Balik Simulasi Majelis Khitbah dan Akad Nikah
0 Komentar