[Jombang, Pak Guru NINE] - Kerawanan sosial yang
belakangan merebak di sejumlah daerah telah menimbulkan keprihatinan mendalam.
Demonstrasi yang awalnya bertujuan menyuarakan aspirasi, tidak jarang berujung
pada kerusuhan, penjarahan, dan tindak kriminal yang merugikan banyak pihak.
Situasi ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, sebab bangsa Indonesia
sejatinya dibangun di atas semangat persatuan, kebersamaan, dan kedamaian.
Menyadari hal itu, DPW Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII)
Provinsi Jawa Timur mengambil langkah menyejukkan dengan menginisiasi Doa Bersama “Indonesia Damai”
yang mengangkat tema “Dari
Jawa Timur untuk Damai Indonesia Raya”.
Acara
ini akan diselenggarakan pada Senin,
1 September 2025, pukul 13.00 WIB hingga selesai secara daring
melalui Zoom Meeting dengan ID Rapat 884
5858 6462 dan kode sandi DPWAGPAII.
Kehadiran acara doa bersama ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya nyata
untuk mengetuk pintu langit, memohon pertolongan Allah SWT, sekaligus
menyatukan energi spiritual para guru Pendidikan Agama Islam dari berbagai
jenjang pendidikan.
Ketua
Umum DPW AGPAII Jawa Timur, Mokh. Fakhruddin, Siswopranoto,
menegaskan bahwa doa adalah senjata paling ampuh yang dimiliki orang beriman.
Dalam kondisi bangsa yang sedang diuji, guru PAI tidak boleh berdiam diri.
Mereka tidak hanya bertugas mendidik generasi di ruang kelas, tetapi juga
berkewajiban menjaga ketenangan masyarakat melalui doa, keteladanan, dan sikap
penuh kedamaian. Menurutnya, doa bersama ini akan menjadi bukti nyata bahwa
guru PAI tidak hanya hadir untuk membicarakan kurikulum dan metodologi
pengajaran, tetapi juga ikut meneguhkan langkah bangsa di tengah cobaan.
Baca juga!
Saat
Suara Rakyat Menggema, Mari Bijak Menyikapinya!
Kegiatan doa bersama ini sengaja digelar secara virtual
agar lebih mudah diikuti oleh seluruh guru PAI dari TK, SD, SMP, SMA, hingga
SMK tanpa harus meninggalkan kewajiban mereka di sekolah maupun di rumah. Dengan satu
klik pada layar gawai, ribuan guru bisa larut dalam lantunan doa yang sama,
meski dari tempat yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi digital
yang selama ini sering disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian, justru dapat
dimanfaatkan sebagai sarana menyatukan hati demi kedamaian bangsa.
Pemilihan
tema “Dari Jawa Timur
untuk Damai Indonesia Raya” pun mengandung makna yang dalam. Jawa
Timur selama ini dikenal sebagai daerah dengan tradisi religius yang kuat dan
menjadi pusat lahirnya banyak ulama serta tokoh bangsa. Dari bumi yang sarat
dengan nilai keislaman inilah doa dipanjatkan, dengan harapan dapat menjadi
suluh penerang bagi daerah lain untuk menempuh jalan kedamaian, bukan jalan
kekerasan. Pesan moralnya jelas, bahwa dari ruang pendidikan dan spiritualitas,
kedamaian harus terus disuarakan.
Mokh.
Fakhruddin mengajak seluruh guru PAI untuk hadir dalam doa bersama ini. Ia
menegaskan bahwa doa seorang guru memiliki kekuatan luar biasa karena
dipanjatkan dengan hati yang tulus dan ikhlas. “Satu doa mungkin terdengar
kecil, tetapi ribuan doa yang dipanjatkan bersama akan menjadi gema yang
mengetuk pintu rahmat Allah SWT. Mari kita hadir, mari kita satukan hati, mari
kita doakan Indonesia agar selalu damai,” ucapnya penuh semangat.
Lebih
dari sekadar acara seremonial, doa bersama ini diharapkan menjadi momentum
kebangkitan spiritual bagi para guru dan masyarakat luas. Melalui doa, hati
yang resah bisa tenang, jiwa yang gelisah bisa damai, dan langkah yang goyah
bisa kembali kokoh. Doa ini bukan hanya untuk meredam kerusuhan yang sudah
terjadi, tetapi juga sebagai upaya preventif agar bangsa tidak mudah terpecah
oleh isu dan provokasi.
Inilah
saatnya guru PAI menunjukkan peran strategisnya, bukan hanya sebagai pendidik,
melainkan juga sebagai penjaga moral dan spiritual bangsa. Dari Jawa Timur, doa
itu dipanjatkan, dan dari Jawa Timur pula semangat damai itu diharapkan
menyebar ke seluruh penjuru nusantara. Karena pada akhirnya, kedamaian adalah
cita-cita yang harus diperjuangkan bersama. Dan doa, dengan segala ketulusan
yang menyertainya, adalah bagian penting dari perjuangan itu.[pgn]
Baca juga!
Instruksi
Aksi IPNU : Antara Aspirasi Politik dan Perlindungan Anak
0 Komentar