Tidak Bisa Mengelak dari Takdir Kesantrian

 

Para murid menyalami guru-gurunya saat diwisuda kelulusan belajar di MTsN 3 Jombang.

[Jombang, Pak Guru NINE]

Masa belajar tiga tahun di MTsN 3 Jombang telah dijalani oleh Caraka Shankara, anak pertama kami. Secara Seremonial, ia dan murid-murid kelas IX MTsN 3 Jombang Tahun Pelajaran 2022/2023 telah menyelesaikan masa belajar, ditasyakuri dan dikembalikan kepada orang tua wali murid pada Ahad, 28 Mei 2023. Tidak hanya itu, mereka juga dibaiat oleh KH. M. Hasib Wahab, ketua dewan majelis pengasuh PPBU Tambakberas, sebagai kader penggerak Nahdlatul Ulama. 

Berbagai dinamika yang menguras energi, pikiran dan doa selama kurun waktu belajar di madrasah ini telah kami jalani. Memang ada kecewa dan sedih menjalaninya. Hal itu wajar dan manusiawi. Namun, kenyataan ini bukan untuk diratapi kemudian dicarikan kambing hitamnya, tapi harus menjadi pembelajaran untuk mendewasakan diri. Semoga episode berikutnya berlangsung dengan lebih ringan dan nyaman serta husnul khatimah. Aamiin.  

Sebagai wali murid, saya menerima pengembalian amanat pengasuhan dan pendidikan itu. Kami menyampaikan terima kasih yang tiada terkira kepada ustadz/ah di madrasah ini yang telah membimbing putra kami menuju kedewasaan dengan berbagai ilmu dan pengalaman belajar dan beragam. Tak lupa, kami juga mohon maaf yang tiada terkira kepada ustadz/ah, khususnya yang membidangi Kesiswaan dan Bimbingan dan Konseling (BK) serta Wali Kelas IX E di madrasah ini, atas segala kesalahan dan ketidaktertiban putra kami. Semoga segala dinamika ini menjadi pelajaran yang berharga bagi putra kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.    

Setelah pengembalian amanat ini, kini tugas kami adalah mengantarkannya memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Jika flash back beberapa bulan yang lalu, maka kami sebenarnya tetap menginginkannya tetap mondok dan melanjutkan belajar di MAN 3 Jombang yang berada dalam lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Sayangnya, harapan kami tidak sejalan dengan keinginannya. Kami pun tidak bisa memaksakan harapan dan kehendak masing-masing. Akhirnya kami harus berkompromi dengan segala konsekwensi masing-masing. Yang jelas kompromi ini pasti semata-mata sebagai ikhtiar menggapai kebaikan. Kemana ia akan melanjutkan belajar? Kurang elok jika hal ini kami utarakan sekarang. Biarlah sekarang kami berkompetisi mengikuti proses Penerimaan Peserta Didik Baru yang harus dijalani hingga akhir.

Sebagai orang tuanya, kami selalu mengingatkan kepadanya bahwa bagaimana pun ia tidak mengelak takdir kesantrian. “Meskipun sampaean tidak genap tiga tahun mondok, namun sampean tidak bisa mengelak pernah nyantri kepada ustadz Yusuf Hidayat di Pondok Pesantren Hidayatul Quran.” Kalimat itu berkali-kali kami sampaikan kepadanya.

Saya juga menambahkan. “Sampean adalah santri Bahrul Ulum Tambakberas, meskipun hanya selama tiga tahun belajar MTsN 3 Jombang. Sampean adalah santri muassis NU. Sampean adalah santri Gus Ma’shum karena sampean warga Pagar Nusa. Ini adalah takdir yang tidak bisa sampean ingkari.”

Kami terus menerus mengingatkan identitas kesantrian itu kepadanya. Tujuannya adalah supaya ada kesadaran dalam dirinya bahwa ia sebenarnya telah memiliki modal kemuliaan untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang lebih komplek. Kesadaran itulah yang kami harapkan menjadi kontrol baginya untuk tidak terjerembab kepada hal-hal yang berlawanan dengan kesantrian tersebut.

Kami yakin bahwa dengan menyadari diri sebagai santri, maka ia akan terus ingin mencari kiainya. Sedikit agak mbeling adalah adalah wajar bagi santri, apalagi jika masih berusia muda, namun ia akan terus tergerak mencari dan mendapatkan bimbingan dari kiyainya. Meskipun bimbingan itu mungkin berupa jeweran atau hukuman lainnya, namun ia ikhlas menerimanya, karena ia merasa dan menempatkan diri sebagai seorang santri.

Semoga doa para kyai, ustadz, ustadzah baik yang ada di sekolah, pondok maupun madrasah senantiasa menjadi kekuatan baginya untuk tetap menjadi santri dimanapun berada. Aamiin. [pgn]


Satu per satu para murid kelas IX MTsN 3 Jombang naik ke panggung untuk menyalami guru-gurunya.


Ini adalah momentum tabarrukan Caraka Shankara kepada guru-gurunya.


Semoga keberkahan ini menjadi bekal baginya untuk melanjutkan belajar di jenjang lebih tinggi. 


Posting Komentar

0 Komentar