![]() |
DP MUI Kabupaten Jombang secara periodik melakukan safari kordinasi ke DP MUI Kecamatan. |
[Jombang, Pak Guru
NINE] - Ahad, 18 Mei 2025,
insyaAllah akan menjadi hari yang bermakna. Saya mendapat amanah istimewa mendampingi KH. M. Afifuddin
Dimyathi, Ketua
Umum dan KH. Ilham Rohim, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kabupaten Jombang dalam Rapat Koordinasi bersama para pengurus MUI
kecamatan se-Kawedanan Ploso. Sebuah forum yang barangkali luput dari gemerlap
sorotan publik, namun menyimpan makna strategis bagi penguatan ukhuwah dan
peran ulama di akar rumput.
Masjid An-Nur Kabuh akan menjadi titik
temu. Di sanalah kami akan berkumpul, berbincang dalam semangat musyawarah.
Bukan sekadar temu wicara seremonial, melainkan koordinasi aktual yang bisa
menjadi tonggak penguatan kolaborasi antar-dewan pimpinan MUI dari berbagai
kecamatan: Kabuh, Ploso, Kudu, Ngusikan, dan sekitarnya.
Sebagai salah seorang Sekretaris, saya merasa ini bukan
hanya undangan struktural, tapi juga panggilan moral. Mewakili amanah umat
dalam ruang diskusi para ulama dan cendekiawan muslim adalah kehormatan
sekaligus tanggung jawab. Rapat koordinasi ini menjadi momentum mempertemukan
pemikiran-pemikiran terbaik dalam bingkai Islam wasathiyah — Islam yang sejuk,
merangkul, dan memajukan.
Di era digital, saat informasi begitu
deras namun nilai-nilai bisa tergerus, peran MUI tidak boleh stagnan. Kita
perlu terus bersinergi agar fatwa dan nasihat ulama menyentuh realitas sosial
umat. Maka pertemuan ini adalah bagian dari ikhtiar membumikan nilai-nilai
keislaman secara kontekstual, tanpa kehilangan ruhnya.
Saya percaya, silaturahmi tidak pernah
sia-sia. Ia memperpanjang umur, memperluas rezeki, dan mengeratkan niat-niat
baik. Maka kehadiran kami bukan sekadar memenuhi undangan, tapi menghidupkan
semangat persaudaraan. Bukankah Rasulullah saw telah mencontohkan bahwa kekuatan umat
lahir dari keterhubungan hati para pemimpinnya?
Saya membayangkan dialog hangat,
berbagi cerita tantangan dakwah di masing-masing kecamatan, hingga menyusun
rencana-rencana strategis ke depan: dari pendidikan, kebudayaan, hingga
ketahanan keluarga dan ekonomi umat. Di sanalah letak urgensi sinergi antar-DP
MUI, agar dakwah kita tidak bergerak sendiri-sendiri, tapi saling melengkapi.
Saya pun menyadari, amanah ini bukan
tentang saya, tapi tentang kontribusi kecil yang bisa saya semaikan. Semoga
langkah kami menuju Kabuh bukan sekadar perjalanan geografis, tapi juga
perjalanan ruhani yang menguatkan niat berkhidmat. Semoga Allah SWT menuntun
setiap langkah, menyatukan hati-hati kami, dan memberkahi setiap keputusan yang
dihasilkan.
Akhirnya, saya mengajak diri saya dan para penggerak umat untuk terus menjaga asa dan semangat. Mari kita rawat ruang-ruang silaturahmi ini. Sebab dari sinilah peradaban dibangun: bukan dari gedung tinggi atau pidato mewah, tapi dari hati yang tulus bertemu dan bersatu demi kebaikan umat.[pgn]
0 Komentar