![]() |
Flyer ucapan selamat sebagai penyemarak kegiatan. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Sabtu, 5 Juli 2025, menjadi
momen bersejarah yang sarat makna bagi para Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)
di Jawa Timur. Di tengah semangat pengabdian dan riuhnya gema takbir, Aula
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, Surabaya, menjadi
saksi lahirnya babak baru dalam perjalanan organisasi profesi guru PAI:
pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam
Indonesia (DPW AGPAII) Jawa Timur Masa Khidmat 2025–2030.
Dengan mengusung tema
“Bergerak, Berjuang untuk PAI Indonesia,” pelantikan ini bukan sekadar agenda
seremonial, melainkan sebuah panggilan moral—bahwa guru PAI bukan hanya
pengajar mata pelajaran, tetapi penanam nilai, pembentuk karakter, dan penjaga
moralitas bangsa. Lebih dari 600 GPAI dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa
Timur hadir dalam kegiatan ini. Antusiasme yang luar biasa ini menunjukkan
bahwa AGPAII telah menjadi rumah besar yang mempertemukan semangat, harapan,
dan tekad bersama untuk memajukan Pendidikan Agama Islam di negeri ini.
Acara ini diawali sehari
sebelumnya, Jumat, 4 Juli 2025, dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang
digelar penuh khidmat dan semangat kolaboratif. Rakerwil menjadi panggung
penting untuk merumuskan program-program strategis lima tahun ke depan: mulai
dari penguatan kompetensi profesional GPAI, penyusunan advokasi kesejahteraan
guru, hingga optimalisasi peran guru PAI dalam penguatan moderasi beragama dan
pembangunan karakter siswa.
Tentu saja, inti dari seluruh
rangkaian kegiatan ini adalah pelantikan kepengurusan baru. Prof. Dr. KH. Mokh.
Fakhruddin Siswopranoto, M.Pd.I., MM., Ph.D resmi dilantik
sebagai Ketua DPW AGPAII Jawa Timur. Bersama beliau, turut dilantik Mohammad
Sholeh, S.Pd.I., M.Pd. dari Bangkalan sebagai Sekretaris, dan Ulfatul Husna,
S.Ag., M.Pd. dari Sidoarjo sebagai Bendahara.
Kombinasi kepemimpinan ini mencerminkan
wajah Jawa Timur yang inklusif, merangkul beragam latar belakang dengan
semangat kebersamaan. Bukan hanya representatif secara geografis, tetapi juga
menggambarkan kekuatan sinergis antara pemikiran akademik, pengalaman lapangan,
dan dedikasi organisasi.
Saya pribadi merasa sangat
bersyukur dan bangga karena turut diberi amanah sebagai salah satu anggota
bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Ini adalah ruang kontribusi yang
strategis, karena di era digital seperti sekarang, penguasaan teknologi bukan
sekadar kebutuhan, tetapi keniscayaan. Transformasi digital dalam dunia
pendidikan, termasuk Pendidikan Agama Islam, adalah salah satu pilar penting
agar guru PAI tetap relevan, adaptif, dan inovatif di tengah perubahan zaman
yang begitu cepat.
Pelantikan ini juga mempertegas
kembali posisi AGPAII sebagai organisasi profesi yang tidak hanya hadir dalam
ranah administratif, tetapi juga visioner dalam perjuangan ideologis dan
praktis. AGPAII bukan hanya forum silaturahmi antar guru PAI, tetapi juga
kendaraan perjuangan kolektif untuk peningkatan profesionalitas, perlindungan
hak-hak guru, serta peneguhan posisi strategis Pendidikan Agama Islam dalam
sistem pendidikan nasional.
Kita patut optimis bahwa di
bawah kepemimpinan Prof. Fakhruddin, AGPAII Jawa Timur akan semakin kokoh.
Beliau memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni, jaringan akademik yang luas,
dan visi keumatan yang progresif. Beliau juga memahami tantangan guru PAI dari
berbagai jenjang pendidikan, karena telah lama bersentuhan langsung dengan
dunia pendidikan dasar hingga tinggi.
Tentu, harapan besar ini tak
bisa dibebankan hanya pada pundak ketua dan jajaran pengurus inti. Dibutuhkan
partisipasi aktif seluruh elemen organisasi—dari pengurus wilayah hingga
daerah, dari pengurus hingga anggota biasa. Spirit “bergerak dan menggerakkan”
menjadi kunci. Bergerak artinya tidak stagnan, tidak nyaman dalam zona aman.
Menggerakkan artinya menjadi pemantik bagi yang lain untuk terlibat dan
berkontribusi.
Guru PAI memiliki beban moral
dan sosial yang besar. Di tengah era disrupsi, ketika nilai-nilai kehidupan
mengalami pergeseran, guru PAI diharapkan menjadi mercusuar nilai dan teladan
akhlak. Maka, AGPAII hadir untuk memastikan para GPAI mendapatkan dukungan yang
cukup—dari segi kompetensi, regulasi, hingga advokasi.
Kegiatan pelantikan ini
semestinya menjadi titik tolak baru, bukan titik akhir. Ini adalah awal dari
gerak panjang perjuangan. Kita harus membuktikan bahwa guru PAI adalah agen
perubahan, bukan hanya pengisi ruang kelas. Kita harus menunjukkan bahwa AGPAII
bukan hanya nama organisasi, tapi gerakan yang hidup—berakar di lapangan,
menjulang dalam gagasan, dan berbuah dalam kontribusi nyata.
Akhir kata, saya menyampaikan
selamat dan sukses kepada seluruh jajaran pengurus DPW AGPAII Jawa Timur Masa
Khidmat 2025–2030. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan lahir dan
batin dalam menjalankan amanah ini. Mari kita bergerak bersama, berjuang
bersama, untuk PAI Indonesia yang maju, bermartabat, dan mampu menjawab
tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Bergerak Bersama, Berjuang Bersama—Untuk PAI Indonesia! [pgn]
1 Komentar
Sangat menginspirasi 👍
BalasHapus