![]() |
Pendaftaran telah dibuka: bit.ly/WSKomikAPKS. Mari bergabung, berkolaborasi, dan merayakan Hari Guru dengan karya yang bisa disentuh, dibaca, dan diingat. |
[Jombang, Pak Guru NINE] - Guru bukan sekadar pengajar; mereka
arsitek peradaban. Di tangan merekalah kebiasaan membaca, berpikir kritis, dan
berempati disemai sejak dini. Karena itulah Asosiasi Profesi dan Keahlian
Sejenis (APKS) PGRI Kabupaten Jombang menggelar program “Peningkatan Literasi
di Kabupaten Jombang melalui Workshop Pembuatan Komik & Cergam Pembelajaran”—sebuah
rangkaian kegiatan sepanjang Oktober–November 2025 yang lebih mirip gerakan
budaya ketimbang sekadar pelatihan. Di bawah kepemimpinan Ketua APKS Dr. H. S.
Arifin, M.Pd., dengan penanggung jawab kegiatan Kiki Ratnaning Arimbi, M.Pd.,
inisiatif ini mengajak para pendidik menyeberang dari teks yang kaku menuju
pembelajaran yang hidup, visual, dan mudah dicerna.
Mengapa komik? Karena komik adalah
bahasa yang akrab bagi generasi sekarang sekaligus medium yang sanggup
merangkum konsep rumit menjadi alur sederhana. Kolaborasi teks, gambar, dan
narasi menciptakan “jalur pemahaman” yang lebih ramah otak: abstraksi turunnya
bertahap, logika mengalir panel demi panel, imajinasi tetap terpelihara. Komik
juga memudahkan penyisipan nilai—anti-bullying, integritas, kepedulian
lingkungan—tanpa terasa menggurui. Di saat yang sama, ia menumbuhkan literasi
digital: siswa dan guru belajar memilih aplikasi, menata panel, mengelola
dialog, sekaligus memahami etika berkarya di ruang siber.
Program ini dirancang istimewa
menyambut Hari Guru Nasional 2025 dan dibuka dengan Workshop Penyusunan Komik
dan Cergam Pembelajaran Berbasis AI—bukan workshop biasa, melainkan panggung
kolaboratif empat pemateri yang siap berbagi ilmu, inspirasi, dan praktik
langsung. Materi dirancang padat, seru, dan aplikatif; peserta bahkan
berkesempatan menerbitkan buku atas nama sendiri, lalu melakukan launching
bersama pada perayaan Hari Guru. Pendaftaran dibuka mulai hari ini melalui
bit.ly/WSKomikAPKS—sebuah pintu masuk ke ekosistem belajar yang menekankan
karya, bukan hanya wacana.
Struktur programnya tiga tahap agar
pengetahuan turun menjadi keterampilan. Tahap pertama, In Service Training
(IN), dilaksanakan Kamis, 16 Oktober 2025 di Aula PGRI Kabupaten Jombang, pukul
07.00–12.00 WIB. Di sini peserta membedah konsep “Komik dan Cergam Berbasis
AI”: menulis storyboard yang efektif, memahami komposisi visual, hingga praktik
menggunakan aplikasi digital untuk merangkai panel dan dialog. Peserta pulang
bukan dengan tumpukan catatan, melainkan dengan kerangka proyek yang siap
dieksekusi.
Tahap kedua, On the Job Training (ON),
berlangsung 17 Oktober–18 November 2025 di sekolah masing-masing. Inilah fase
krusial: guru memproduksi komik pembelajaran yang kontekstual dengan mata
pelajaran, karakter siswa, dan budaya sekolahnya. Pendekatan ini memastikan
transfer kompetensi benar-benar terjadi—dari ruang pelatihan ke ruang kelas,
dari konsep ke karya. Produk-produk ON dikumpulkan sebagai portofolio, menandai
tumbuhnya literasi visual sekaligus digital para pendidik.
Puncaknya ada pada Selasa, 25 November
2025: Launching dan Pameran Hasil Karya di Aula PGRI, pukul 07.00–12.00 WIB.
Publik dapat menyaksikan langsung bagaimana ide sederhana bertransformasi
menjadi materi ajar yang memikat. Ada penilaian, apresiasi, dan peluncuran
resmi—tanda komitmen kolektif terhadap budaya literasi yang relevan dan
bermakna.
Manfaat program ini menjalar luas. Bagi
guru, keterampilan membuat komik membuka jalur kreatif baru untuk menjelaskan
konsep dan memantik motivasi belajar. Bagi sekolah, media ajar kreatif
memperkuat program literasi, menciptakan iklim belajar yang ramah anak, dan
memperkaya praktik baik antar-guru. Bagi APKS PGRI, ini adalah kontribusi
konkret bagi profesionalisme pendidik sekaligus pengikat kolaborasi lintas
jenjang. Pada skala kabupaten, harapannya jelas: kompetensi literasi murid
meningkat dan Rapor Pendidikan Kabupaten Jombang terdorong naik pada 2026.
Yang menarik, sasaran kegiatan ini meliputi guru secara umum dari
SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA. Materinya inklusif: dari matematika sampai
seni budaya, dari bimbingan konseling hingga vokasi—semua menemukan relevansi. Dukungan
teknologi AI memangkas hambatan teknis ilustrasi dan tata letak, sehingga
energi guru bisa difokuskan pada esensi: pesan, alur, dan nilai pembelajaran.
Pada akhirnya, komik hanyalah alat. Namun di tangan guru yang terlatih, ia menjadi jembatan: menghubungkan konsep dengan pengalaman, logika dengan rasa, materi pelajaran dengan realitas hidup siswa. Jika kita ingin literasi tumbuh cepat dan merata, inilah saatnya mengomikkan kelas—bukan untuk bermain-main, melainkan untuk menguatkan pemahaman dan karakter. Pendaftaran telah dibuka: bit.ly/WSKomikAPKS. Mari bergabung, berkolaborasi, dan merayakan Hari Guru dengan karya yang bisa disentuh, dibaca, dan diingat. Sebab ketika pelajaran berubah menjadi cerita yang dinanti, masa depan Jombang ikut kita gambar bersama, panel demi panel.[pgn]
0 Komentar