Bab 1 Kelas XI

 

Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Bab 1 Kelas XI. 

PAI Kelas XI — Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis & Semangat Mencintai IPTEK

LMS Mini | Siap Dipakai di Kelas

Struktur halaman: Ringkasan Materi • Manfaat • Urgensi • Alur Pembelajaran CINTA

Ringkasan Materi

Materi dalam bab ini mengajak kita untuk membiasakan berpikir kritis sekaligus mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Ajarannya berakar pada ayat Al-Qur’an (Q.S. Ali Imran/3:190-191 dan Q.S. Ar-Rahman/55:33) serta hadis Rasulullah yang menekankan pentingnya mengamati alam semesta, menyaring informasi, dan memanfaatkan akal sehat sebagai tanda ketaatan kepada Allah.

Di dalamnya dijelaskan bahwa ulil albab (orang yang berakal) adalah mereka yang terbiasa merenungi ciptaan Allah, mengambil hikmah dari fenomena alam, serta tidak menelan mentah-mentah informasi yang datang. Materi ini juga mengajarkan keterampilan praktis, seperti membaca Al-Qur’an dengan tartil, memahami tajwid, hingga melatih diri berpikir logis dan selektif terhadap arus informasi.

﴿ اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١ ﴾
Q.S. Ali Imran/3:190-191

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.’”


﴿ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ ٣٣ ﴾
Q.S. Ar-Rahman/55:33

“Wahai segenap jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah; kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).”

Manfaat Mempelajari Materi Ini

  1. Melatih cara berpikir sehat dan bijak — tidak mudah percaya pada informasi tanpa tabayyun, sehingga terhindar dari hoaks, fitnah, dan prasangka buruk.
  2. Menumbuhkan rasa ingin tahu ilmiah — semangat mengamati, meneliti, dan mencintai iptek selaras dengan nilai agama.
  3. Membentuk karakter ulil albab — pribadi yang kritis, objektif, seimbang, dan solutif bagi diri sendiri maupun masyarakat.
  4. Mendekatkan diri pada Allah — merenungi ciptaan-Nya menumbuhkan syukur dan ketaatan.

Mengapa Materi Ini Penting?

Di era banjir informasi, berpikir kritis adalah kebutuhan. Beragama bukan hanya ritual, tetapi juga pengaktifan akal sehat. Dengan berpikir kritis, kita melihat kebesaran Allah di balik fenomena alam sekaligus menempatkan iptek sebagai sarana kebaikan.

Generasi yang terbiasa berpikir kritis lebih siap menghadapi tantangan global—dari derasnya informasi digital hingga teknologi mutakhir. Karena itu, mempelajari materi ini menjadi bekal agar iman, ilmu, dan akhlak berjalan seimbang.

ALUR PEMBELAJARAN CINTA

1) Cermati Fenomena
C

Instruksi: Amati fenomena di sekitar: masalah sosial (mis. hoaks), fenomena ibadah (semangat/kelalaian shalat), atau ketakjuban pada ciptaan Allah.

Penjelasan: Mencermati fenomena mengajarkan bahwa ayat-ayat Allah tidak hanya tertulis di mushaf, tetapi juga terbentang sebagai ayat kauniyah. Sikap ini melatih kepekaan dan rasa ingin tahu ilmiah (rujuk Ali Imran 3:190-191).

2) Integrasi dengan Ilmu
I

Instruksi: Hubungkan fenomena dengan ayat Al-Qur’an atau hadis. Lakukan tadabbur untuk menggali makna.

Penjelasan: Integrasi membuat agama menjadi kompas ilmu. Misalnya fenomena arus informasi dihubungkan dengan hadis tentang selektif menyampaikan berita agar tidak menjadi pendusta (HR. Muslim).

3) Nalar Islami
N

Instruksi: Analisis fenomena secara kritis menggunakan logika sehat, data, dan dalil syar’i.

Penjelasan: Inilah inti berpikir kritis dalam Islam: tidak menelan mentah-mentah informasi dan tidak menolak tanpa alasan. Rasulullah melarang memikirkan Dzat Allah, tetapi mendorong menelaah ciptaan-Nya (HR. Abu Syeikh) — melahirkan pribadi ulil albab yang objektif dan seimbang.

4) Tindak Nyata
T

Instruksi: Lakukan aksi sederhana: praktik ibadah (tartil & tajwid), proyek amal (kampanye literasi informasi anti hoaks), atau presentasi yang menghubungkan fenomena dengan ayat/hadis.

Penjelasan: Ilmu yang diamalkan melahirkan manfaat. Dengan bertindak, PAI menjadi panduan hidup harian sekaligus menumbuhkan tanggung jawab sosial.

5) Apresiasi & Evaluasi
A

Instruksi: Guru dan siswa saling memberi apresiasi. Lakukan refleksi singkat: apa yang baik, apa yang perlu ditingkatkan, dan komitmen lanjutan.

Penjelasan: Apresiasi menumbuhkan motivasi; evaluasi menjaga kerendahan hati. Refleksi membantu meneguhkan misi belajar: semakin dekat kepada Allah sekaligus siap menghadapi tantangan zaman.

Sumber materi: Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK”, Buku PAI & Budi Pekerti Kelas XI (Kemdikbud). Ayat rujukan: Ali Imran 3:190-191; Ar-Rahman 55:33.

Posting Komentar

0 Komentar